Selamat membaca semuanya
***Althea POV
Aku terbang bersama Aegeus menuju selatan. Berbatasan dengan samudra Hinda dan hutan Jarafa, tempat yang menjadi tujuanku saat ini. Ratusan tahun lalu, saat aku masih berada dalam tubuh Eriya, aku sering berkunjung kesana-sekadar bermain dan menghabiskan waktu bersama sahabatku.
Jaffa, sebuah daerah di selatan Aquila. Jika dilihat dengan mata biasa, maka Jaffa tak akan terlihat. Wilayahnya akan tampak seperti hutan biasa dengan pohon pohon besar berjajar rapi hingga menutupi setiap sisi. Jika Aquila sudah tersembunyi maka Jaffa juga seperti itu- wilayah tersembunyi dari negri yang tersembunyi. Sempurna bukan untuk tempatku memulihkan diri?
Aku membawa Aegeus turun, terbang rendah sebelum kemudian aku membuat kunci heksagram untuk membuka tameng sihir Jaffa. Wilayah ini masih seperti yang kuingat dulu. Tak begitu luas, hanya dihuni oleh sekitar 50 orang namun sangat asri dan maju. Seluruh makhluk yang tinggal disini adalah kaum vampir dengan darah murni. Sebagian besar penduduk Jaffa tinggal diatas pohon sehingga aku bisa melihat pohon pohon besar disulap begitu indah dengan tangga kayu melingkar menuju puncak.
"Selamat datang Dewi," seorang wanita paruh baya menyambut ku ketika aku baru saja mendaratkan kakiku. Dia tahu siapa aku. Sepertinya sahabatku itu sudah bisa mengetahui kedatanganku di wilayahnya.
"Nyonya agung sudah menunggu anda dirumahnya. Mari saya antar."Dia membawaku menuju sebuah pohon yang berada di pusat Jaffa. Pohon besar dengan dahan paling rimbun, bahkan begitu besarnya hingga pohon itu menutupi pohon pohon yang lain-seolah menjadi atap bagi pohon pohon lainnya.
"Selamat datang di rumahku Dewi Althea yang Agung." Sahabatku itu berjalan menyambutku dengan tangan merentang lebar.
"Kau sudah tua Farras," ujarku sarkas.
Dia tertawa mendengar ejekanku. Walaupun wajahnya tidak berubah namun aku bisa merasakan kelelahan dalam jiwanya. Sedikit demi sedikit api jiwanya mulai padam."Usiaku sudah 1500 an tahun Dewi." Farras bergerak semakin dekat denganku. Ketika tangannya dapat menggapai ku, dia membelai lembut pipiku.
"Gadis yang begitu cantik. Amara Aquiles. Dia terluka, pasti itu yang membuatmu membawanya padaku."Aku mengangguk. Dia sangat tahu tentang perkembangan Aquila tanpa aku perlu menjelaskannya panjang lebar.
"Ya. Pecahan jiwanya berhasil di musnahkan oleh Valardo." Ada emosi yang tertahan didadaku ketika mengingat kejadian beberapa jam yang lalu."Aku mengerti. Akan segera kusiapkan segala yang dibutuhkan untuk memulihkannya kembali." Farras menatap wanita paruh baya yang tadi mengantarku. Memberikan anggukan setelah itu sang wanita pergi melaksanakan perintah Farras.
"Aku tidak ingin kau mengamuk di wilayahku Dewi Althea. Tahanlah amarah mu! Akan ada saat yang tepat kau menggunakan seluruh amarahmu."
Tepat, dia sangat tepat membaca diriku. Jika saja aku tak ingat janjiku pada Amara dan Aneesa mungkin aku sudah menghancurkan satu wilayah Aquila untuk menyalurkan emosiku."Aku tahu. Semuanya sedang kusimpan untuk nanti. Valardo akan merasakan akibat dari ambisinya memiliki diriku!"
"Beristirahatlah dulu, aku yakin tubuh gadis ini sangat lelah. Aegeus akan diurus oleh salah satu pelayanku." Aku mengangguk lalu berjalan mengikuti pelayan Farras menuju kamar yang sudah sahabatku itu siapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate (Protect You)
FantasyAmara bukanlah gadis biasa. Dia dilahirkan dengan berbagai kekuatan luar biasa hingga membuat orang orang disekitarnya ketakutan. Sifatnya tak bisa diatur, keras kepala, jahil, dan selalu mencari masalah. "Ikatan soulmate ini sungguh merepotkan. A...