Bab 4

3 3 0
                                    

"P-pak Rayen," panggil Zika berjalan menghampiri cowok itu yang masih berjongkok dan memeluk Bobi walau lampu penyeberangan sudah berubah menjadi warna hijau.

Rayen menolehkan kepalanya ke kiri. "Oh?"

"Itu adek saya," ucap Zika menunjuk Bobi yang masih menangis.

Bobi memperkencang tangisanya dan mempererat pelukannya pada Rayen.

"A-ah, lo mau kemana?" tanya Rayen.

"Itu mau ke panti asuhan di deket sini, sih. Tapi Bobi nangis gitu. Mending pulang aja deh." jawab Zika.

"Kalo gitu, gue anter aja." Rayen berdiri sambil menggendong Bobi.

"Eh, nggak usah. Beneran nggak usah. Bobi ayo turun, ikut kakak!"

Bobi tidak menjawab dan masih terisak.

"Nah. Dia nempel ke gue," ucap Rayen. Laki-laki itu mengacak rambut Bobi gemas.

"Nggak papa. Gue anter aja. Lagian lo mulai besok kerja di kantor gue, kan?" senyum Rayen.

Zika menggaruk belakang kepalanya. "Oke kalau ditawarin."

Bibo hanya diam saja melihat kedua orang itu bergantian.

"Mobil gue masih di seberang jalan sana. Jadi, ayo nyeberang dulu."

Zika mengangguk. Rayen mulai melangkah menyeberangi jalan itu. Gadis di belakangnya itu menatap punggung Rayen.

Hm, punggung cowok emang lebar kek gini, ya? Gue sering liat punggung kak Giban. Selebar ini juga emang? 

"Zik."

"Aduh!" ringis Zika saat kepalanya menabraak punggung Rayen. "Sorry, p-"

"Hei, panggil gue Rayen aja kalau di luar kantor!" Rayen membuka pintu mobilnya dan meletakkan Bobi di kursi belakang.

"Nggak mau dis..."

Zika mencubit pipi anak itu. "Kamu kalau protes terus, kakak tunjukin gambar setan. Mau?"

Bobi langsung diam seribu bahasa. 

"Ini nggak papa bener?" tanya Zika.

Rayen mengangguk. "Santai aja!"

"Yaudah. Terserah."

Terserah

Rayen menatap gadis yang masuk ke dalam mobil itu. Zika menoleh ke arah Rayen. Dengan cepat, cowok itu mengalihkan pandangannya ke arah lain dan langsung masuk ke dalam mobil.

"Tadi emang mau ke panti asuhan mana? Gue nggak terlalu tau," ucap Rayen menyalakan mobil.

"Lah nggak tau? Bukannya kantor lo ada di deket sini? Kok bisa nggak tau?"

"Gue dulu nggak dari sini. Dari kota sebelah. Gue kesini pas kerja," jawab Rayen.

Zika manggut-manggut paham dan mengarahkan mobil Rayen menuju rumahnya.

"Nah sini. Berenti!" ucap Zika.

Rayen pun menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah. "Bener disini?"

"Iya bener."

Mereka turun dari mobil.

"Bib, ajakin Bobi ke dalem ya!" suruh Zika.

Bibo mengangguk dan menggandeng tangan Bobi masuk. Bobi terus melihat ke arah Rayen sebelum akhirnya sampai di dalam.

"Makasih banget ya tumpangannya. Gue juga makasih soal adek gue tadi," ucap Zika.

Nine A.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang