"Hoam, Ray lo pulang sama dia ya! Gue mau lanjut tidur. Ini kan hari Sabtu. Sekolah libur. Gue mau tidur. Lo tau nggak tidur gue kurang nyenyak semalem," ujar Raya yang setengah sadar sambil mengibaskan tangannya pada adiknya itu.
"Padahal kaki lo sampe ke perut gue."
"Oh, itu gue sengaja."
Rayen menatap kakaknya itu.
Nih orang tetep seenaknya sendiri.
"Emang Zika bawa kendaraan sampe lo nyuruh gue sama dia?" tanya Rayen heran dengan otak kakaknya itu bekerja.
"Ya kan lo bisa pesen taxi."
"Ya si Zika yang jadi bolak-balik. Dia lo panggil kesini, terus suruh ikut gue, terus balik lagi ke rumahnya."
Sedangkan gadis yang mereka tengah bicarakan hanya menatap kedua orang itu dengan diam.
"Oh, iya. Gue baru sadar," ujar Raya. "Tapi nggak papa kan, Zik?"
Rayen tersenyum geram karena cowok itu.
"Nggak papa, tuh. Gue juga longgar," jawab Zika.
"Kak, anterin kita!" ujar Rayen tersenyum ke arah Raya.
"Heh, gue mal..."
"Anterin!"
"Tapi gu..."
"Mau nganterin, kan?"
Raya menghela nafas panjang. "Iya deh, iya."
Cowok itu masuk ke kembali ke dalam kamarnya untuk mengambil kunci mobil.
"Oh, jadi gue pulang aja nih?" tanya Zika menunjuk dirinya.
"Kalo lo mau, ayo ikut!" jawab Rayen.
Zika menatap cowok itu dan kemudian tersenyum. "Wah, wah kenapa nih? Lo mulai terpesona sama gue?"
Rayen menggeleng langsung sebagai jawaban.
Zika mendengus. "Oh, ya nih." Gadis itu memberikan sebuah kantong plastik.
"Apa?" jawab Rayen mengambil kantong plastik itu.
"Gue kemarin lihat isi kulkas lo pas Raya buka kulkas. Terus gue lihat isi bahan makanannya dikit. Nggak ada sayur juga. Gue kira lo nggak sempet belanja. Yaudah gue kasih tuh. Disitu juga ada salad gue buat sendiri. Bisa lo buat sarapan."
"Eh? Kenapa ngasih ginian? Nggak per..."
"Gue nggak tahan lihat orang yang nggak bisa jaga dirinya sendiri."
"Ayo!" ucap Raya yang masih menguap.
"Lo nggak ganti baju?" tanya Rayen yang melihat Raya tetap memakai celana pendek dan kaos pendek yang dikenakannya semalam.
"Hoam, nggak. Nggak ada yang lihat lagian di dalam mobil," jawab cowok itu.
Rayen dan Zika pun mengikuti Raya keluar rumah. Tak lupa, Raya mengunci pintu rumahnya. Dan mobil Raya pun melaju menuju rumah Rayen.
"Omong-omong, kalian semalem tidur serumah? Rayen emangnya sering nginep di rumah lo?" tanya Zika pada Raya. Entah kenapa, ia nyaman berbincang dengan orang yang baru di kenalnya itu.
"Oh, Rayen semalem mencur...hmph."
Dengan cepat Rayen membungkam mulut kakaknya itu. "Bukannya lo udah janji bakal puasa ngomong hari ini?"
"Heh? Puasa ngomong?" tanya Zika.
"Gue nginep di rumahnya gara-gara disuruh mama ngawasin Raya yang disuruh puasa ngomong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nine A.M
Teen Fiction(tamat) "Lo nyuruh gue buat tetep senyum apapun yang terjadi. Masalahnya, apa gue pantes buat tetep senyum abis lo pergi? Dunia seolah berubah menjadi kelabu. Gue senyum,tanpa alasan dan sebab yang jelas. Sebelum, pagi itu gue tabrakan sama seseoran...