Chapter 13

472 69 8
                                    

Xue Chengmei

"Yiling Laozu telah tewas!"

"Apa kau sudah dengar kabarnya? Yiling Laozu katanya sudah tewas."

"Siapa yang berhasil membunuhnya?."

"Tidak yakin, karena katanya tiba-tiba cahaya merah melahap Yiling Laozu dan memusnahkan baik tubuh dan jiwanya."

"Tapi apa kau sudah dengar soal kematian ratusan kultivator karena akar misterius."

"En, katanya itu muncul setelah Yiling Laozu lenyap, kepala sekte Lanlin Jin pun turut menjadi korban."

"Kekuatan Yiling Laozu bisa menyamai satu sekte besar, dulu dia adalah tuan muda yang masa depannya cerah, siapa yang tahu kalau dia akan berakhir seperti itu."

"Menyedihkan menyedihkan."

Rumah teh sibuk dan berisik seperti biasa, tempat yang sangat cocok untuk mencuri dengar obrolan para pelanggan.

Anak itu duduk di sana seorang diri dengan tenang, mengecap tehnya dengan perlahan dan mendengarkan dengan seksama gosip yang beredar di tengah masyarakat.

Sudah hampir seminggu, dan gosip tentang misteri kematian Yiling Laozu dan pembantaian di bukit Luan Zhang belumlah mereda, malah semakin panas setiap harinya.

"Kau sudah dengar belum tentang ritual aneh yang dilakukan oleh beberapa orang akhir-akhir ini."

"Ritual macam apa?"

"Menciptakan batu yang bisa membuatmu hidup abadi, rumor itu sudah menyebar dan katanya Yiling Laozu berhasil membuatnya."

"Bukankah itu artinya dia tidak mati saat pengepungan?"

"Itu batu yang belum sempurna, jadi mungkin saja gagal. Bukankah tidak ada yang berhasil menggali informasi soal batu ini?"

Dia tersenyum kecil dibalik cangkir teh, melirik dengan penuh humor sekumpulan warga yang semakin banyak memulai gosip. Menyebar kabar burung dari satu tempat ke tempat lain.

Tempat itu tamaran dengan lembaran kertas berserakan juga lantai dan langit-langit yang dipenuni array merah.
Seorang anak laki-laki duduk di sudut, memeluk lututnya dan memandang bocah lain yang berdiri tidak jauh darinya.

"Kau benar-benar akan menepati janjimu, kan." Anak laki-laki berbaju kusam itu berseru parau, wajahnya masih terselimuti debu dan luka.

Si pemilik mata dwiwarna tersenyum pelan, "Tentu saja, apa kau meragukan ku?"

"Aku akan percaya kalau kau menunjukan langsung padaku."

"Baiklah."

Wei Yu menatap anak yang duduk tidak jauh darinya, dia tidak sengaja menemukannya di depan kedai teh, tengah meringkuk menangkup tangan kecilnya. Darah merembes keluar dan aura kemarahan dan kebencian menguar dari bocah itu.

Wei Yu dengan segala kebaikan hati menolong dan mengobati si anak, bahkan memberi manisan yang ia beli sengaja untuk bekal, siapa sangkah, anak laki-laki bernama Xue Chengmei itu bersikeras mengekor padanya.

"Apa kau yakin ingin aku yang melakukannya?"

Xue Chengmei terdiam sejenak lalu matanya membola, "Tidak, lakukan itu pada orang lain, aku sendiri yang akan melakukannya pada mereka."

Senyum tipis terpatri di wajah Wei Yu, "Kalau begitu bagaimana dengan sekumpulan orang yang menghajarmu minggu lalu."

Xue Chengmei menatap Wei Yu dengan pandangan tidak percaya, dari mana anak di depannya ini tahu hal yang tidak Xue Chengmei katakan. Tapi itu segera ditepis dan pikiran Xue Chengmei yang telah penuh akan kekecewaan dan kemarahan mengambil alih kewarasannya.

Tata Cara Menjadi Raja IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang