Chapter 8

502 75 1
                                    

Batu Filsuf

Lan Wangji datang lagi ke tempat ini setelah mendapat kesempatan, dia sangat khawatir dengan kondisi Wei Ying karena saat terakhir mereka bertemu, Wei Ying terlihat sangat pucat.

Bukit Luan Zhang tandus dengan hawa kematian yang pekat, para Wen membangun rumah mereka dari tumpukan kayu bekas, dedaunan dan barang bekas lainnya. Walaupun begitu, tempat ini tidak sesuram apa yang dirumorkan, tidak ada mayat ganas yang berkeliar entah itu di kaki bukit ataupun di atas bukit. Terkecuali Wen Ning, mayat ganas satu ini adalah pengecualian.

"Woah, kau datang lagi."

Lan Wangji langsung mengenal nada suara ini, bocah itu masih menatapnya dengan tatapan yang sama saat pertama kali mereka bertemu.

"Dia sudah sadar dan baik-baik saja, mau ku antar menemuinya?"

Ini adalah hal yang paling membuat Lan Wangji kesal, bocah itu seakan bisa mendengar isi pikirannya dengan mudah.

Wei Yu menahan senyum lebarnya, wajah pria Lan di depannya sungguh masam. Tapi dia masih bergeming di tempat dan tampak ragu untuk mengambil langkah.

"Tidak usah ragu, aku akan membawamu menemuinya."

Wei Yu berbalik dan mengisyaratkan Lan Wangji untuk mengekorinya. Tanpa diduga, Tuan Muda Kedua Lan ini mengekor tanpa banyak bicara.

"A Yu, kau bawa siapa?"

Kaki Lan Wangji terhenti sejenak, suara parau ini membuat hatinya bergetar. Tapi Lan Wangji teguhkan hatinya dan melangkah mendekati Wei Ying yang berbaring dengan punggung bersandar di atas kasur batu.

"Lan Zhan." Suara Wei Ying sengau. Wajahnya pucat dan tirus, dan jika tersenyum itu tampak memprihatinkan. Kecantikan yang rapuh, itu kesan yang Lan Wangji dapat dari Wei Ying yang sekarang.

"Wei Ying." Lan Wangji berdiri tepat disamping Wei Ying. Wajahnya tetap datar walaupun begitu sorot matanya meredup dan ada sedikit gurat khawatir di sana. Tapi Wei Ying terlalu tidak peka untuk menyadarinya.

Wei Yu sendiri merapihkan bahan obat yang baru saja ia kumpulkan tadi, mencoba menyibukan  dirinya.

Lan Wangji, "Bagaimana keadaanmu?"

Wei Wuxian tersenyum kecut, dia melirik Lan Wangji dan menatapnya dengan tatapan sayu yang dalam.

Wei Wuxian, "Sebaik orang yang tengah sekarat."

Air muka Lan Wangji naik untuk beberapa detik, untuk kemudian kembali menjadi biasa dan membalas tatapan Wei Ying dengan tatapan menyelidiki.

Lan Wangji, "Kau bisa mendapat perawatan yang layak. Nona Wen mungkin sangat mahir dan mampu, tapi apa salahnya mencari tabib dengan kemampuan dan alat serta bahan yang memadai?"

Wei Wuxian mengerjap dua kali, dia sangat jarang mendengar Lan Wangji berbicara sepanjang ini tanpa adanya aturan Gusu yang mengikatnya.

Wei Wuxian, "Kau pikir mereka sudih menerima iblis sepertiku menjadi pasien mereka. Mereka mungkin akan diam-diam memanfaatkan keadaan untuk membunuhku."

Hati Lan Wangji serasa dihantam begitu keras, tatapannya berubah sendu. "Kalau begitu biar aku bantu, aku bisa mengalirkan energi spritualku padamu."

Wajah Wei Wuxian berubah sengit, "Untuk apa? Kau mau mengasihani ku hah?! Kalau kau kemari hanya untuk itu, enyahlah!"

Setelah ledakan kecil itu Wei Wuxian kembali memuntahkan darah. Lan Wangji yang panik secara refleks membantu Wei Wuxian dan menyeka darah yang keluar dari mulutnya. Tapi langsung ditepis oleh Wei Wuxian.

Wei Yu yang melihat mereka bertengkar sejak tadi hanya menghela napas tipis, menghampiri Wei Wuxian dan membersihkan darah yang Wei Wuxian muntahkan. Dalam hati menggerutu tentang betapa tidak jujurnya dua pria ini satu sama lain.

Wei Yu, "Wen Qing lebih dari cukup dan lagi tabib di luar sana pun, aku yakin tidak akan bisa berbuat banyak."

Lan Wangji menatap wajah Wei Ying yang semakin pucat, ada garis hitam di bawah matanya dan itu membuat Lan Wangji khawatir bukan main.

Wei Yu, "Apa Tuan Muda Lan kemari hanya untuk itu?"

Kali ini Lan Wangji menatap Wei Yu yang tengah tersenyum tipis kearahnya, mata kuning cerah dan dwiwarna milik Wei Yu bertemu, dan perasaan seolah tertelanjangi kembali Lan Wangji rasakan.

Lan Wangji, "Apa obat yang dia butuhkan?"

Alis Wei Yu naik satu, "Apa Tuan Muda Lan akan mencarinya?"

Lan Wangji mengangguk. Wei Ying menolak energi supranatural nya, jadi hanya ini yang bisa Lan Wangji lakukan untuk membantu sang terkasih.

Ketulusan dan kepasrahan yang mengerikan, sedikit dorongan kecil maka Hanguang Jun yang mulia ini bisa jatuh ke jurang kegelapan hanya untuk orang yang ia cintai.

Wei Yu merasa geli di perutnya, bertanya-tanya apa semua Lan adalah seperti Lan Wangji.

Wei Yu melirik Wei Wuxian yang tengah terlelap, mungkin kelelahan karena dia memuntahkan lumayan banyak darah dan sangat sedikit mengkonsumsi obat penambah darah.

Wei Yu, "Kalau kau ingin benar-benar membantu, ada satu cara."

Tentu saja reaksi yang ditampilkan Hanguang Jun sangat persis seperti apa yang diperkirakan oleh Wei Yu.

Wei Yu, "Apa kau pernah dengar soal Batu Filsuf?"

Alis Lan Wangji mengernyit, merasa asing dengan apa yang diucapkan oleh bocah berbaju merah itu.

Wei Yu, "Aku pernah dengar, katanya batu itu bisa mengobati berbagai penyakit, membuat bongkahan besi menjadi emas, bahkan membuat seseorang mencapai ke keabadian."

Lan Wangji mengerjap sekali, merasa ngeri akan apa yang baru saja ia dengar. Kalau benda itu benar-benar ada, Lan Wangji bisa menebak kalau akan ada banyak orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkannya.

Wei Yu, "Kalau kau bisa mendapatkan batu itu, dia bisa diselamatkan."

Lan Wangji berdiri, tatapannya masih tertuju pada Wei Wuxian yang masih terbaring. Ada perasaan ragu akan apa yang bocah berbaju merah itu katakan, tapi hati kecilnya menjerit untuk mempercayainya. Setidaknya ada harapan kecil untuk menyelamatkan Wei Ying.

Lan Wangji meneguhkan hatinya, bukankah dia sudah bertekad untuk terus berada disamping Wei Ying dan membantunya?

Wei Yu mengerti pertarungan batin Lan Wangji, tapi dia tidak bisa memberitahu lebih lanjut, biarkan Lan Wangji mengetahuinya sendiri dan memutuskan apakah akan tetap melakukannya atau tidak. Toh, kalaupun bukan Lan Wangji yang akan menemukan batu itu. Wei Yu bisa mencari sasaran lainnya.

Lan Wangji, "Bagaimana?"

Wei Yu mengerjap dua kali, "Apa kau pernah mendengar tentang alkimia? Aku tidak terlalu yakin karena pemahaman itu sudah agak memudar, apalagi dengan adanya para kultivator. Orang-orang tidak lagi mencari batu filsuf untuk keabadian."

Lan Wangji sepertinya pernah mendengar hal ini, sesuatu seperti ilmu yang menentang hukum alam. Hanya sedikit yang bisa menguasainya, tapi itu ditinggalkan begitu saja dan semua catatan yang tersisa dimusnahkan. Jadi, darimana bocah itu mengetahuinya.

Wei Yu, "Aku anggap kau tahu sedikit. Catatan tentang alkimia sendiri telah musna, tapi walaupun itu masih ada, tidak akan ada catatan tentang cara membuat batu filsuf."

Wajah Lan Wangji masam, "Akan mencari tahu."

Mendengar hal itu, Wei Yu tidak bisa menyembunyikan seringai tipisnya. Hanguang Jun telah berdiri di tepi tebing curam, siap jatuh kapanpun.

=============
To be continue
=============

Tata Cara Menjadi Raja IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang