Chapter 3

600 78 5
                                    

Wen Qing tidak mempercayai apa yang ia lihat ini, dia dan Wen Ning langsung masuk ke dalam gua saat mendengar ledakan yang cukup besar dan menemukan Wei Wuxian yang terbaring dengan berlumuran darah. Dan bukan itu saja, sosok anak kecil yang berdiri disamping Wei Wuxian lah yang membuatnya terkejut bukan main.

Walaupun pencahayan di sini sangat minin, Wen Qing bisa melihat manik kuning si anak yang seperti kucing. Menatap mereka dengan pandangan hampa.

"Ibu sekarat, tolong dia." Suara anak itu seperti bukan manusia, Wen Qing merinding mendengarnya, bahkan Wen Ning yang mayat berjalan saja tidak memiliki jenis suara seperti itu.

Wen Qing merutuk dalam hati, bertanya-tanya makhluk macam apa yang telah Wei Wuxian panggil kali ini.

Tapi itu bisa ia tepis, yang penting ia harus memeriksa Wei Wuxian yang berlumuran darah.

Sekali lagi Wen Qing menjerit ngeri dalam hati, menyadari beberapa organ dalam Wei Wuxian telah menghilang. Tubuh yang terbaring di atas kasur batu itu terlihat begitu memprihatinkan, kurus dan pucat, Wei Wuxian yang tidak memiliki inti  emas, bisa mati kapan saja saat ini.

Wen Ning melirik anak kecil itu, setelah meletakan air hangat dan kain yang di rasa bersih, Wen Ning mundur perlahan dan membiarkan kakaknya yang mengambil alih. Perlahan dia mendekati anak kecil itu.

Wen Ning mengedip dua kali saat menyadari kalau anak kecil itu telanjang, dia juga menatap Wen Ning, mata kuningnya seakan menelanjangi Wen Ning.

Wen Ning, "Hanya ini pakaian bersih yang tersisa, pakailah."

Anak itu terdiam dan masih menatap Wen Ning dalam lalu pandangannya turun kearah kain yang mayat hidup itu sodorkan padanya.

"Wen Ning, Wen Qionlin, menjadi Mayat Hidup setelah dibangkitkan Wei Ying, Wei Wuxian, Yiling Laozu."

Suara anak kecil itu menggema di dalam gua, Wen Qing yang tengah fokus menjahit dan mengobati luka Wei Wuxian dibuat sedikit tersentak.

Wen Ning, "Sepertinya kau tahu siapa aku, pakailah ini, kau bisa demam nanti."

Anak itu kembali mendongak, "Terima kasih."

Wen Ning membantu anak itu berpakaian. Anak itu berusia sekitar 14 tahun, kulitnya pucat dengan rambut hitam jelaga dan mata kuning seperti kucing. Wen Ning merasa dia tengah di tatap oleh seekor kucing hitam misterius.

Butuh usaha banyak untuk mengobati Wei Wuxian, kurangnya peralatan yang memadai membuat Wen Qing agak kesulitan, apalagi fakta kalau beberapa organ dalam Wei Wuxian hilang dan daging yang terkelupas di paha atas kananya.

Wajah Wei Wuxian masih pucat dan napasnya dalam dan pelan, tapi selama jantungnya berdetak, Wen Qing merasa tenang.

Wen Qing berbalik dan menghampiri Wen Ning dan si anak yang berdiri diam, "Tuan Wei baik-baik saja, dia kekurangan banyak darah dan mungkin tidak akan sadar beberapa hari. Dia butuh pengawasan ketat."

Wen Qing melirik Wei Wuxian dari ujung matanya, dia bisa saja mengurus Wei Wuxian sampai dia sadar, tapi dia juga harus mengurus hal lain dan mengumpulkan bahan medis.

"Aku akan menjaganya, tinggalkan dia padaku saja. Aku akan mengabarimu."

Wen Qing menatap anak itu, entah kenapa aura yang dipancarkan anak itu begitu misterius dan mengerikan. Perasaan seperti ini bahkan tidak dirasakan Wen Qing saat Wen Ning pertama kali bangkit.

Wen Qing, "Siapa... Maksud ku, kenapa kau bisa berada di sini?"

Anak itu mengedip dua kali, wajahnya tampak kebingungan. Dia melirik Wei Wuxian yang masih terbaring kemudian pada Wen Qing dan Wen Ning yang menatapnya.

"Aku juga tidak tahu. Ingatan terakhir ku adalah aku tiba-tiba berada di sini, dan dia terbaring penuh darah."

Wen Qing menahan napasnya dan mendengus lelah, dia akan bertanya nanti saat Wei Wuxian sadar.

Wen Qing, "Kalau begitu, aku akan merepotkanmu untuk mengawasi bocah bandel ini."

Anak itu mengangguk dan mendekat pada Wei Wuxian. Mata kuningnya menatap wajah pucat Wei Wuxian, dia sedikit berbohong pada wanita bernama Wen Qing tadi. Ingatan pertamanya adalah dia berada di depan gerbang, menatap mata abu-abu Wei Wuxian yang memandangnya ngeri.

"Ibu, cepatlah sadar."

Wen Ning yang belum pergi dari sana, mendengar dengan jelas suara lirih anak itu. Tidak ingin menggangu, Wen Ning mundur perlahan dan pergi dari sana.

Kondisi Wei Wuxian masih sama, tidak ada perkembangan atau penurunan apapun. Wen Qing tidak menyerah dan terus merawat Wei Wuxian dengan telaten. Wen Ning dan anak itu membantu Wei Wuxian membersihkan diri dan berganti pakaian.

Sudah 3 hari Wen Qing memperhatikan si anak, dia begitu telaten mengurus Wei Wuxian. Membersihkan wajah dan menyisir rambut panjang Wei Wuxian. Wen Qing hanya bisa menelan rasa penasarannya setia bertatap dengan manik kuning si anak.

Di hari ke lima, Wen Qing mendapat kunjungan yang tidak disangkah. Itu Hanguan Jun, dan sosok putih itu tengah berdiri menggendong A Yuan.

Wen Qing, "Tuan Muda kedua Lan, ada apa datang kemari?"

Lan Wangji yang akhirnya memiliki kesempatan untuk pergi ke Yiling benar-benar memanfaatkannya dengan baik, dia naik ke bukit Luan Zhang dengan harapan bertemu dengan sang terkasih. Tapi saat bertemu A Yuan, anak itu bilang kalau Wei Ying belum keluar dari gua selama beberapa hari.

Lan Wangji yang khawatir hampir bergegas kesana dan bertemu dengan Wen Qing, wanita Wen itu sepertinya baru keluar dari gua.

"Wei Ying?"

Wen Qing menatap Hanguan Jun dengan pandangan menyelidik, orang di depannya ini berasal dari sekte yang paling menentang jalan yang diambil Wei Wuxian, Wen Qing hanya takut kalau Hanguan Jun diutus untuk menyeret Wei Wuxian untuk diadili.

Tapi sebagai wanita, tingkat kepekaan Wen Qing cukup tinggi, walau wajah Hanguang Jun begitu datar dan dingin, tapi mata emas itu memandangnya khawatir. Hati Wen Qing mencelos, sebenarnya apa perasaan yang Hanguan Jun kembangkan pada Yiling Laozu?

Wen Qing, "Kau bisa melihatnya langsung. A Yuan, apa kau ingin ikut melihat Xian gege?"

A Yuan bergoyang penuh semangat dalam gendongan Lan Wangji, bocah itu sudah lama merindukan keusilan Xian gegenya.

"Mau lihat, mau lihat, A Yuan mau lihat."

Wen Qing tersenyum dan hendak mengambil A Yuan dari gendongan Lan Wangji, tapi ditepis oleh Lan Wangji.

Lan Wangji, "Tunjukan di mana Wei Ying."

Wen Qing memutar bola matanya, berbalik dan memimpin Hanguang Jun untuk bertemu Yiling Laozu.

Lan Wangji tidak akan pernah melupakan bagaimana rupa Wei Yingnya, walaupun sekarang yang tengah terbaring di atas kasur batu adalah sosok kurus dan pucat sang Yiling Laozu. Lan Wangji masih bisa melihat kecantikan dari pria yang terus menghantui hari-harinya.

"Wei Ying."


=============
To be continue
=============

Tata Cara Menjadi Raja IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang