Preman

5.8K 247 4
                                    

" Aku memang humoris, tapi aku juga bisa anarkis ketika orang yang ku sayang kau buat menangis. "
-Anandha Alex Nugraha-

----------------------------------------------------------------------

Happy Reading!!

Malam ini bulan bersinar terang ditemani oleh gemerlap bintang yang menambah kesan keindahan malam ini. Udara malam ini juga sejuk dan dingin.

Seorang gadis sedang duduk manis diatas balkon rumahnya. Ia menikmati malam ini dengan ditemani oleh secangkir coklat hangat. Tak lupa ia juga membaca novel yang sempat ia beli beberapa hari yang lalu.

Kruyuk..kruyuk..

" Aduh, nih perut ga bisa diajak kompromi banget sih. Perasaan tadi biasa aja, kenapa malah pas jam 21.00 gini baru laper. " gerutu Via

" Mana dirumah ga ada orang lagi. Mama sama papa pergi, bang Iqbal juga lagi ga ada dirumah. Ya kali gue keluar sendirian, tapi kalau ga gitu gue ga mungkin bisa tidur. Bodoamat lah daripada laper mending gue keluar beli makan." putus Via setelah berdebat dengan dirinya sendiri.

Via pun beranjak dari duduknya dan berjalan ke lemari untuk mengambil cardigan. Setelah itu ia berjalan untuk mencari tukang nasi goreng yang berada  didaerah komplek perumahannya.

Jalanan disekitar komplek Via memang cukup sepi. Kurangnya penerangan menambah kesan yang mencekam. Itulah yang menyebabkan jarang ada orang yang keluar dimalam hari.

Setelah berjalan menyusuri komplek, akhirnya Via dapat menemukan pedagang nasi goreng. Tanpa pikir panjang Via pun segera menghampiri dan memesan nasi gorengnya.

" Pak, beli satu porsi nasi goreng ya. Cabe nya lima sama ga pake sayur. " ujar Via.

" Oh iya siap, neng. " jawab penjual nasi goreng tersebut.

Tak butuh waktu lama akhirnya pesanan Via pun jadi. Setelah membayar Via memutuskan untuk menunggu taksi dihalte.

  " Ternyata cape juga ya jalan kaki, betis gue udah segede gaban. Mana masih jauh lagi. Mending gue nunggu disini aja siapa tau ada taksi yang lewat gitu. " monolog Via.

Saat sedang asyik bermain ponsel tiba-tiba Via merasa ada seseorang yang duduk disampingnya. Hal itu berhasil menarik seluruh atensi Via sepenuhnya.

" Sendirian aja nih? Mau abang temenin ga cantik? " goda seorang preman berambut gondrong.

" Wahh, lumayan nih bos sasaran empuk. Bisa kali digilir. " ucap seorang preman lainnya.

" Jaga ya omongan lu. Emang lu kira gue cewek apaan hah?!! " Via berusaha menutupi kegugupannya.

" Wuss, jangan galak-galak dong nanti cantiknya hilang lho. Daripada disini sendirian, mending ikut abang. Yuk, kita main-main sebentar." preman berambut gondrong itu penarik paksa tangan Via.

" Lepas bangsat! " maki Via sambil berusaha melepaskan cengkraman preman itu. Tapi sayangnya tenaga preman itu jauh lebih besar daripada Via.

" Ikut kita aja udah, nanti kita senang-senang malam ini. " Ucap si botak, teman preman gondrong tadi.

" Heh botak pergi sana lu gausah ganggu gue. Tumbuhin dulu tuh rambut lu. Gue ga mau ya pergi sama kalian. Udah jelek, jamet, sok penguasa, item, dekil, hidup lagi. Kalian tuh ga lebih dari SAMPAH MASYARAKAT! " ujar Via menekan dua kata terakhir.

Aku Menyerah (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang