Setelah kepergian Via dari kantin, Dinda menatap Alex dan memeluk lengan Alex erat dengan manjanya
Alex yang merasa risi dengan sikap Dinda pun menepis kasar tangan Dinda yang membuat Dinda kaget
"Kenapa dilepas lex bukannya tadi kamu bilang kalau kita udah balikan?" tanya Dinda sambil menunjukkan wajah sedihnya
"Jangan GR dulu tadi gue lakuin itu biar dia pergi dari hidup gue dan ga ganggu ketenangan gue lagi" kata Alex dingin
"Bukannya kamu masih sayang sama aku lex? Kenapa kita ga balikan aja? Aku pengen kita ulangi semuanya dari awal lagi" Dinda menggenggam erat tangan Alex berusaha meyakinkan Alex
"Gue emang masih sayang sama lu, tapi gue ga cukup bodoh untuk mengulangi kesalahan yang sama lagi" Kata Alex dingin
"Aku bener-bener minta maaf atas semua yang telah terjadi lex" Dinda sangat berharap Alex mau memaafkannya
"Gue udah maafin semua kesalahan lu, tapi maaf gue ga bisa balik lagi sama lu" Alex pun pergi meninggalkan Dinda begitu saja
∆∆∆
Taman Belakang Sekolah
Disinilah Via berada sekarang di taman belakang sekolah yang cukup sepi karena memang jarang ada orang yang datang kesini
Seorang gadis sedang menangis tersedu-sedu dibawah pohon dengan melipat kedua kakinya dan menjadikannya tumpuan untuk menyembunyikan wajahnya
Tiba-tiba saja ada yang menepuk pelan pundaknya dan membuat Via terkejut lalu dengan spontan menoleh ke belakang
"Wildan? Ngapain lu datang kesini?" tanya Via sambil menghapus kasar air matanya dan tersenyum pada Wildan
"Gausah sok tegar didepan gue vi kalau lu mau nangis ya nangis aja jangan dipendem nanti lu sendiri yang sakit" kata Wildan yang mengerti dengan apa yang dirasakan Via saat ini
Setelah mendengar ucapan Wildan tadi mata Via pun kembali berkaca-kaca dan kini ia kembali menangis sejadi-jadinya
"Butuh sandaran? Pundak gue nganggur lho, gratis lagi dan ga bakal ada yang marah juga kalo lu nangis dipundak gue" kata Wildan menawarkan sandaran pada Via karena merasa kasihan padanya
*Udah gue gapapa kok wil gue juga udah terbiasa sama semua sikap Alex dan gue juga ga perlu di kasihan" Via memang tidak suka dikasihani
"Lagian ini semua salah gue yang terlalu berharap sama Alex padahal dari awal gue udah tau kalau Alex itu susah buat digapai. Gue udah tau kalau resiko mencintai Alex ya sakit hati, tapi dengan bodohnya gue tetap aja ngejar-ngejar dia" Lirih Via tersenyum miris
"Lu ga salah kok vi gue tau maksud lu tu baik, lu cuma pengen buat Alex bahagia cuma Alex nya aja yang ga bisa ngelihat ketulusan lu" Kata Wildan
Via kembali menangis tersedu-sedu, dadanya sesak dan hatinya sakit
Wildan yang tak tega melihat Via yang sangat rapuh pun menarik Via ke dalam pelukannya dan mengusap lembut rambut Via
"Semua akan baik-baik aja vi gue yakin lu bisa lewati ini semua" Wildan berusaha memberi Via semangat setelah melepaskan pelukannya
"Iya, makasih ya wil karena lu udah semangati gue" kata Via
"Yaelah kayak sama siapa aja lu vi, kalau ada apa-apa jangan sungkan buat cerita sama gue, gue mau kok jadi pendengar yang baik buat lu" Ucap Wildan sambil mengacak-acak rambut Via
"Wildaaaannn, rambut gue jadi berantakan ihh lu mah nyebelin banget sih jadi orang" Via mengerucutkan bibirnya kesal
"Bodoamat wlekk" bukannya merasa bersalah Wildan malah menjulurkan lidahnya mengejek Via dan lari begitu saja untuk menghindari pukulan maut dari Via
"Wildan sialan lu ya awas aja kalo ketangkep gue bejek-bejek lu jadi perkedel" Kesal Via dan lari mengejar Wildan
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Menyerah (COMPLETED)
Teen Fiction[ FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Kisah sederhana tentang seorang gadis bernama Oktavia Anastasya Nugraini yang harus berjuang demi mendapatkan cintanya. Rela terluka hanya demi bersanding dengan sang pujaan hati yang memiliki trauma masalalu. "Seandain...