Berangkat Bareng

10.5K 319 0
                                    

Sinar matahari telah menembus jendela kamar, tapi seorang gadis masih terlelap dalam alam mimpinya. Tidurnya sama sekali tidak terusik sang mentari.

" Via, ayo bangun, udah siang! " panggil Agnes sambil mengguncangkan badan Via

" Bentar ma, lima menit lagi Via bangun " racau Via setengah sadar

" Oke, gapapa kalau kamu mau telat berangkat sekolah. Coba lihat sekarang udah jam setengah tujuh Via. "

"Baru jam setengah tujuh ma. "

1 detik
2 detik
3 detik

" MAMA KENAPA GA BANGUNIN AKU SIH, AKU BISA TELAT MAMA!! " teriak Via panik sendiri sambil berlari menuju kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Via telah selesai dengan ritual mandinya dan sudah rapi menggunakan seragam sekolahnya.

Via berjalan menuruni anak tangga rumahnya, sampai dimeja makan Via langsung merampas roti yang sudah disiapkan mamanya. " Via berangkat ya ma, ini udah hampir telat. Assalamu'alaikum. " pamit Via sambil mencium tangan mamanya.

"Hati-hati dijalan sayang! " pesan mamanya sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya.

∆∆∆

Saat Via sedang membuka gerbang rumahnya, tanpa sengaja dia melihat ada orang berhenti didepan rumahnya. Seperti sedang menunggu seseorang?

Orang itu memunggungi Via jadi dia tidak bisa melihat wajah orang itu. Dari postur tubuh dan motornya Via seperti mengenal siapa orang itu, tapi.. Ahh sudahlah

" Ga mungkin itu dia, lagian yang punya motor kayak gitu kan banyak ga cuma dia aja. Ayolah vi sadar, jangan berharap lagi!! " Batin Via memarahi dirinya sendiri

Saat Via akan berjalan menuju halte, ada seseorang yang memanggilnya. " Via, ayo berangkat bareng gue! " ajak Alex yang mampu membuat Via terkejut

" Mau ngapain lu kesini? Ga puas udah hina dan rendahin gue hah?!! " tanya Via ngegas tanpa rem

" Gue mau jemput lu, kita berangkat bareng dan gue ga terima penolakan! " kata Alex seenak jidat dan turun dari motornya untuk menarik Via agar mau berangkat dengannya.

" Huh! Dasar pemaksaan! " gerutu Via

" Bodoamat gue ga peduli! " balas Alex dan Via hanya memutar bola matanya malas

Saat Via sudah menaiki motor Alex dan bersiap untuk berangkat, Alex berkata " Pegangan, kalo nggak lu bisa jatuh dan gue ga mau tanggung jawab! " kata Alex seenak jidat

Tanpa banyak komentar Via pun pegangan pundak Alex. Tapi bukannya berangkat Alex malah protes " Gue bukan tukang ojek! " kata Alex sambil melingkarkan tangan Via dipinggangnya

"Jangan dilepas! " suruh Alex pada Via yang membuat Via melongo tak percaya

∆∆∆

Setelah menempuh perjalanan akhirnya Via dan Alex telah sampai diparkiran sekolah. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka, ada yang kagum, ada juga yang menatap iri pada Via.

Saat motor Alex telah sampai diparkiran, Via langsung turun dan ingin langsung pergi ke kelas karena merasa tidak nyaman dengan tatapan teman-temannya

Tapi belum sempat Via pergi dari parkiran tangannya berhasil ditahan oleh Alex. " Mau kemana? Udah dianterin bukannya bilang makasih malah langsung nyelonong masuk! " sindir Alex

"Hmm makasih, besok-besok gue harap gue ga akan berurusan lagi sama lu! " ucap Via ketus dan menekan kata makasih

" Ga ikhlas banget bilang makasihnya " kata Alex melirik Via

Via mendegus kesal dan kembali mengucapkan makasih  pada Alex dengan senyum manis yang amat sangat terpaksa. INGAT, TERPAKSA.

Setelah itu Via langsung berjalan menuju kelas, tanpa menghiraukan Alex lagi. Dalam hati Via merasa ada yang aneh dengan sikap Alex pagi ini, tapi Via berusaha untuk mengabaikannya.

∆∆∆

  Saat telah sampai didalam kelas Via langsung disambut dengan tatapan aneh dari kedua sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Aqila dan Amel, kedua sahabat laknat nya.

" Woii vi, bener ga si kata temen-temen kalau pagi ini lu berangkat bareng Alex? " tanya Qila menggelegar

" Bisa kecilin dikit ga volume suara lu? Udah kayak toa masjid tau ga! " semprot Amel

" Tau nih, ga liat apa sekarang kita jadi pusat perhatian? " tegur Via

" Hehe.. sorry bree " Qila hanya nyengir dengan tangan membentuk tanda peace

" Emang bener vi tadi lu berangkat bareng Alex? Kok bisa? " tanya Amel mulai kepo

" Iya, tadi emang gue berangkat bareng Alex. Awalnya gue nolak, tapi dia maksa jadi daripada gue telat makanya gue iyain aja kemauan dia " jelas Via pada kedua sahabatnya

" Tumben-tumbenan tu anak mau jemput lu. Bukannya biasanya dia paling anti banget ya kalau urusan sama lu? " heran Qila

" Tau tuh, salah makan kali tu anak makanya otaknya agak-agak gesrek. Mungkin bentar lagi juga normal tu anak " jawab Via sambil mengedikan bahu acuh

" Kok gue jadi curiga ya sama sikapnya Alex yang tiba-tiba berubah drastis? Apa jangan-jangan ada udang dibalik bakwan " tebak Qila mulai ngaco

" Yang bener ada udang dibalik batu, ogep " koreksi Amel dan menoyor kepala Qila

" Gamau ah enakan bakwan daripada batu " jawab Qila

" Sebahagia lu aja deh Qil " kesal Amel memutar bola matanya malas. Tak habis pikir dengan jalan pikiran Qila yang ga pernah benar.

∆∆∆

Saat ini jam bel tanda istirahat telah berbunyi yang membuat para murid berlomba-lomba untuk mendapat meja dikantin

Alex dkk sedang berada dikantin untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi meminta untuk diisi.

" Lex, gue dengar-dengar katanya lu berangkat bareng Via? Emang bener? " tanya Gibran memulai pembicaraan

Alex hanya bergumam untuk menjawab pertanyaan sahabatnya tersebut. " Tumben banget lu mau deketan sama Via? " gantian Wildan yang Bertanya

" Lu pasti punya alasan kan lex kenapa tiba-tiba sikap lu berubah ke Via? " tebak Raka tepat sasaran

" Ceritanya panjang, dan gue belum bisa cerita ke kalian soal ini " jelas Alex

" Apapun itu alasan lu, gue berharap semoga lu gak salah langkah yang akan membuat lu nyesel lex. Gue sebagai sahabat cuma bisa ngingetin lu agar jangan gegabah dalam bertindak. " pesan Raka

Memang, diantara teman-temannya Raka lah yang paling dewasa dan sering memberi nasehat pada mereka. Kadang dia juga jadi penengah disaat ada problem diantara mereka.

" Gue ga akan nyesel, lagian gue juga ga ada perasaan sama dia " kata Alex mengedikan bahu acuh sambil makan bakso pesanannya

Sebenarnya Alex sangat malas jika harus berurusan dengan Via, tapi mau bagaimana lagi? Mau tidak mau Alex harus menjalankan hukuman dari Diego

" Kalau bukan karena kalah taruhan gue ga bakalan sudi deketin apalagi jadian sama Via! " batin Alex mengepalkan tangannya geram.

Aku Menyerah (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang