4. SETELAH HUJAN

604 49 3
                                    

MENURUT KALIAN FILOSOFI HUJAN TUH GIMANA? MENURUT AKU, HUJAN ITU UNIK. IYA GAK? BELUM LAGI KUASA TUHAN YANG MAHA ESA, HEBAT BANGET GITU BISA MENURUNKAN HUJAN MEMBERI SEJUTA MANFAAT DI DUNIA😉

Jangan lupa klik star, comment and follow me<<<🌟🌟🌟

-| SETELAH HUJAN

---------------

Kata orang, Hujan itu identik dengan kegalauan. Padahal jika kita berfikir lebih luas lagi, hujan bukan sekedar waktu untuk menggalau, melainkan hujan datang untuk menyejukkan bumi, bermanfaat bagi material lain seperti menyuburkan tanaman yang membutuhkan air untuk tumbuh dan berkembang.

Atau mungkin, Hujan itu ibarat ungkapan rasa rindu langit untuk bumi. Derasnya hujan yang setiap kali turun dari langit dengan memberikan sejuta manfaat bagi manusia.

Pernah dengar hal yang paling romantis dari hujan? Dia selalu mau kembali, meski tahu rasanya jatuh berkali-kali, katanya sih.

Lantas melihat banyak orang mengabadikan memories tentang hujan, Kiara pun sama. Dia, salah satu dari jutaan penghuni bumi yang menyukai hujan. Bau hujan itu menyenangkan, sederhana, serta menenangkan. Belum lagi bau tanah setelah hujan, Petrikor.

Istilah Petrikor ini sendiri tercetus dari dua orang peneliti, Isabel Joy Bear (Australia) dan Redoreick G Thomas (Britania).

Bau khasnya yang menenangkan menjadi di sukai segelintir orang. Mereka merasa lebih tenang setelah menghirup aroma bau tanah setelah hujan, yang tak jarang membawanya ke masa lalu. Ke sebuah masa paling menyenangnya yang rasanya sulit untuk dilupakan.

Sore ini setelah setengah hari dirinya hanya bergelung di dalam selimut bermotif domba, Kiara memutuskan untuk mengeluarkan diri menghirup aroma khas setelah hujan, menyusuri jalanan lenggang sekitar komplek mencari bubur ayam kesukaannya.

Membayangkannya saja membuat Kiara berangan-angan seolah Ia hidup didunia bubur ayam. Kerupuknya yang krauk, kedelainya yang kriuk, suiran ayamnya yang memanjakan mulut, serta kuahnya sendiri yang gurih terasa sangat menggiurkan. Suasana sejuk setelah hujan memang paling cocok ditemani bubur ayam Mang Bakir.

Sampai di ujung komplek, dirinya berdecak malas saat melihat gerobak bubur ayam Mang Bakir menangkring manis di seberang jalan sedikit ke kanan di depan gerbang kompleknya.

Dekat sih, tetapi lebih dekat lagi jika Mang Bakir seperti biasa stay di ujung komplek ini. Meski jalanan lenggang, tetapi dirinya harus ekstra hati-hati mengingat banyak genangan air setelah hujan karena kini dirinya masih menggunakan sandal slop bulu brown cony khas anak rumahan.

Berjalan kecil mengendap-endap seolah bertransformasi menjadi maling tercutie, menyunggingkan senyuman kala berhasil menginjakan kaki di seberang jalan.

Namun langkahnya terhenti sejenak melebarkan matanya kala deruman motor besar terdengar memekik telinganya. Belum lagi cipratan genangan air hujan yang berhasil membasahi sebagian bawah piyama bagian belakang dan sandal slop bulu brown cony kesayangannya membuatnya refleks berteriak mengaungkan kekesalannya.

"HEH"

Ckittttt

Kiara dengan kedua tanduk di kepalanya menghentakan kakinya keras menghampiri sang pemotor yang menengokan setengah badannya menunggu sang korban meledakan emosi.

"Lo gak tahu etika berkendara? udah lihat ada genangan air segede kolam ikan, masih aja diterobos" sebenarnya ini sepele, sang pemotor juga tak berkendara secepat melebihi batas normal, tetapi melihat nasib sandal slop bulu brown cony kesayangannya mendadak dirinya tersulut emosi.

ALVANDRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang