13. MEMILIH MAJU ATAU MENETAP?

421 42 2
                                    

Jangan lupa klik star, comment, and follow me<<<🌟🌟🌟

-| MEMILIH MAJU ATAU MENETAP?

"Setiap orang memiliki titik lemah dan rendahnya masing-masing. Bedanya, mereka akan memilih terus maju atau menetap merenungi kelemahannya"

-Kiara Alatha-

------------

Bunda Kiara mondar-mandir dengan gelisah, sudah jam sebelas malam tetapi anak gadisnya belum juga pulang.

"Ayah, Kiara kenapa belum pulang?" itu pertanyaan ketiga yang Bunda tanyakan, dirinya tak bisa tenang jika putrinya belum menampakan diri di dalam rumah.

"Kamu sudah coba nanya ke teman Kiara?" Ayah berfikir mungkin Kiara lupa waktu karena bermain dengan teman-temannya.

"Udah, kata Mita gak tahu Kiara di mana, Kiara juga gak chat dia dari sore"

Bunda Kiara sudah berkali kali menghubungi anaknya, tetapi tak ada satupun pesan atau panggilan yang di balas Kiara.

"Ayo Ayah kita cari Kiara" resahnya.

"Kiara hanya izin mau pergi tapi gak bilang mau ke mana jadi Ayah juga bingung mau cari ke mana Bunda"

Ayah panik, tetapi melihat istrinya yang kelewat panik membuat Ayah harus bisa mencoba tenang.

***

Setelah Alvandra kembali sadar, dirinya dituntun Kiara untuk mengistirahatkan diri, namun kini tujuan mereka bukan itu melainkan duduk membisu tepat di balkon kamarnya.

Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, tetapi mereka tetap hanya duduk membisu. Dan sudah satu jam mereka ditemani angin malam yang semakin dingin.

Alvandra yang mendengar pergerakan Kiara lantas menoleh. Bibir Kiara nampak pucat dan tatapannya kosong.

Kiara kedinginan, cardigan yang dirinya pakai tertinggal di kamar Papa Alvandra dan kini hanya menyisakan kaos hitam pendek.

Angin malam serasa semakin menusuk kulit Kiara, membuatnya menarik kaki untuk dirinya peluk.

"Shh awh" Kiara sampai tak sadar kini lututnya mengecap kemerahan. Alvandra yang melihat itu lantas mendekati Kiara.

"Kenapa?" Kiara menggeleng pelan. Melihat Alvandra yang hanya diam kini bangkit masuk ke kamarnya dan meraih selimut di tempat tidurnya.

Perlahan Alvandra menyelimuti Kiara dari belakang yang sontak membuat Kiara menoleh dengan mata yang berkaca-kaca.

Alvandra yang melihat itu beranjak duduk di depan Kiara dan menatapnya sendu.

"Sakit?" Kiara menggeleng, entah lah tiba-tiba saja dirinya ingin menangis padahal luka di kakinya tak mengganggunya.

Alvandra mengatensiasikan pandangannya pada lutut kanan Kiara. Meniupnya seolah itu akan membuatnya semakin membaik.

"Maaf" ucapnya kaku, mungkin hanya itu yang Alvandra bisa katakan.

Kiara semakin mengeratkan pelukannya pada selimut Alvandra. menumpahkan air mata tanpa suara sampai isakan kecil terdengar dan kini berubah tangisan. Menaik turunkan tubuhnya mengikuti deru napas yang tak teratur.

Alvandra yang melihat tubuh Kiara bergetar, menarik sedikit kaki Kiara selanjutnya memeluk tubuh Kiara.

Hatinya tiba-tiba menghangat dan darahnya berdesir atas perlakuan Alvandra padanya.

Mengalungkan tangannya di leher Alvandra membalas pelukannya dan semakin terisak.

"Alva, Gu-a ta-takut"

ALVANDRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang