39. PERMEN KAPAS

243 29 0
                                    

HALOOOOO😺

Jangan lupa klik star, comment and follow meeeeeee🌚🌟🌚

|- PERMEN KAPAS

-----------

Malam ini menjadi salah satu malam terindah bagi Kiara. Berjalan dijalanan lenggang halte Jl. Sudibyo dengan genggaman romantis tangan Alvandra di bawah sana.

“Kamu ingat sama jalan ini?” Alvandra terkekeh mendengar pertanyaan Kiara. Pasalnya tiba-tiba dirinya mengingat sekelebat kejadian dulu saat menyuruh Kiara mendatangi jalan ini lalu kehujanan.

"Dih ketawa” dengan cepat Alvandra membalikkan tubuhnya, memeluk erat Kiara lalu kembali tertawa keras.

“Sorry, lagian dulu kamu nyebelin”

“Ck, kamu yang nyebelin, pemaksa!” Kiara memukul berulang punggung Alvandra. Berniat melepaskan pelukan itu sayang Alvandra semakin memeluk erat Kiara.

“Iya aku yang nyebelin”

“Alva, Alva mau permen kapas” melepas pelukan Alvandra juga menarik kencang tangan cowok itu untuk mengikuti keinginannya menuju penjual permen kapas di depan sana. Bahkan rasa kesal pada Alvandra dengan cepat terempas kala melihat makanan kesukaannya tergantung berjejer pada kedai di depan sana. Jalanan lenggang Jl. Sudibyo memang kerap ramai jika memasuki malam minggu seperti saat ini. Tak sedikit penjual-penjual kecil berjejer rapi dengan aroma makanan yang sangat menggiurkan.

“Ra, sebentar” Kiara menghentikan langkahnya, menatap Alvandra sebal tepat di belakang tubuhnya.

“Ayokkk” ajakan Kiara dengan tak sabaran.

“Cilok saja Ra, itu manis banget nanti gigi kamu berlobang loh” Kiara merengut malas. Pasalnya pacarnya tidak tahu saja bahwa makanan manis adalah kesukaannya.

“Enggak suka cilok, mau permen kapas titik”

“Dua” lanjutnya ngegas. Menyodorkan jari telunjuk dengan jari tengahnya membentuk angka dua di jarinya. Alvandra melebarkan matanya sempurna.

“Enggak dibolehin malah minta dua”

“Tiga” selanya cepat.

“Kiara” meneliti setiap wajah Kiara sampai membuat perempuan itu menegang tak berkedip.

1 detik

2 detik

“Huaa Alvaa, mau beli itu” rengeknya manja. Bahkan tanpa malu-malu, kini Kiara memeluk erat Alvandra. Mendusel-duselkan wajahnya di ceruk leher Alvandra hingga membuat cowok itu terkekeh gemas.

“Nanti giginya enggak bagus lagi” mengelus sayang surai Kiara.

“Enggak bakal, kan cuma tiga saja” menarik nafas panjang lalu mengembuskannya tak sabaran.

“Tiga banyak Ra” Kiara merengut sebal.

“Dikit, kan salah satu ciri segi banyak adanya lebih dari tiga. Enggak ada tuh segi dua atau segi satu, jadi tiga itu masih dalam kategori sedikit Alva”

“Lebih dari satu itu banyak” selanya santai, sedikit terkekeh kala mendapati Kiara menghentakan kakinya keras dengan masih dipelukannya.

“Enggak ada teori seperti itu, Alva ngarang!”

“Haha sini, hadap sini dulu” Alvandra dengan sayang mengusap lembut bibir Kiara yang mulanya merengut sebal kini kembali seperti semula.

“Sini Ara duduk dulu, biar Alva yang beliin” mendudukan Kiara pada kursi taman yang tersedia di sana. Kiara menyunggingkan bibirnya melihat Alvandra yang menjauh dari tempatnya berdiri menuju penjual permen kapas di depan sana.

ALVANDRA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang