KEZAN | [6]

3.9K 237 13
                                    












Ini cerita sampai kota mana aja coba?











Kasih emot '🤟' dulu biar kalian kece kayak Author.










Selamat membaca 🤟











Mereka bertiga-Jea, Alen, dan Vika di malam Minggu ini sudah berada di rumah Lena, tepatnya kamarnya Lena yang di dominasi oleh warna pink peach.

"Kalian jadikan nginep di sini?!" teriak Alen, berharap.

"jadi dong!" jawab Vika.

Arah tatap Vika dan Alen berfokus pada Jea, tatapan penuh harap agar Jea mau menginap.

Jea yang merasa di tatap lamat-lamat akhirnya mengiyakan. "Iyaaa, aku juga nginep."

"Nah gitu dong!" seru Alen dan Vika kompak.

Vika tertawa. "Nggak apa-apa jomblo yang penting bisa malam mingguan bareng sahabat!"

"Malam mingguan ini kita ngapain ya?" Alen tampak berfikir. "Bagaimana kalau nonton film horor?!"

"Jangan horor!" teriak Jea dan Vika bersamaan.

Alen mendelik. "Kenapa, sih? Seru tau!"

"Nggak bagi aku!" ucap Jea mendengus.

"Sama!" Vika ikut menyetujui.

Tetapi akhirnya, mereka bertiga kini tengah berdempetan di sofa dengan selimut yang menutupi tubuh mereka bertiga. Tau kalian mereka ngapain? Iya! Nonton horor.

"Lo nggak mau pacaran, Jea?" ucap Alen di tengah-tengah tontonan film horor mereka.

Belum sempat Jea meneguk air putih, dia sudah tersedak karena pertanyaan tak jelas dari Alen. "Sebenernya nggak, tapi kalau pas sama kriteria aku, bakal aku pikirin lagi sih ..."

Vika mendekat ke arah Jea. "Kriteria cowok lo kayak gimana?" tanya Vika penasaran.

Jea mulai memikirkan seperti apa kriterianya. Mungkin sesekali mengerjai sahabatnya ini tidak apa apa bukan? Jea mulai tersenyum jahil. "Pokoknya harus kaya, pinter olahraga biar punya roti kotak kotak, sama pinter masak!" seru Jea blak blakan.

Jawaban dan perkataan Jea barusan membuat cengo Alen dan Vika. Oke, kriteria Jea masih wajar kok. Tapi aneh saja mendengar penuturan langsung dari Jea.

Alen menunduk, refleks menaruh telunjuknya di kening. "Oke, oke. Kalau gitu siapa yang pas dengan kriteria seorang Jeanetta Adysta?"

"Gue juga bingung, masa harus buka baju cowok cowok, sih, biar kelihatan siapa yang punya six pack?" Vika berucap, membuat mereka bertiga tertawa lepas mendengar perkataannya barusan.

"Masa harus tes siapa yang pinter masak, biar Jea langsung kepincut?" Alen menambahkan.

"Masa harus adu kekayaan biar siapa yang paling kaya bisa jadi pacarnya Jea?" lanjut Vika.

Jea menepuk keningnya melihat Alen dan Vika. "Nggak gitu konsepnya!"

Alen dan Vika saling tatap, kemudian tersenyum penuh makna. "Jawabannya adalah ... Kezan!" seru Vika dan Alen.

Jea melotot tajam. "Lho, kok jadi ke dia, sih?"

"Lo suka sama Kezan kan?" tanya Vika menatap Jea.

"Mana ada!" Jea menatap mereka berdua kesal. "Dari sekian banyak laki-laki, kok bisa sampai Kezan?!"

KEZAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang