KEZAN | [38]

2.4K 140 1
                                    

"Semangat, Kezan!" Jea melambaikan kedua tangannya kepada Kezan yang tengah berdiri di lapangan tengah bergaul dengan teman-teman se-timnya yang lain.

Kezan melihat kearah Jea yang sudah duduk di barisan penonton, dia membalas dengan melambaikan tangannya kepada Jea seraya tersenyum. Banyak teriakan histeris dari SMA Garuda dan SMA Bina Nusantara. Sepertinya penggemar Kezan akan bertambah. Ah jangan lupakan tatapan iri mereka kepada Jea karena senyuman Kezan hanya tertuju untuknya.

Sedikit info, hari ini adalah hari turnamen basket yang di adakan sekota Jakarta, yaitu pertandingan Basket yang bersaing ketat dengan sekolah lain. Sebagai pacar yang baik dan rajin menabung, Jea tentu saja melihat pertandingan pacarnya. Ehm. Jea tadi mengatakan bahwa lelaki itu pacarnya? Sepertinya dia sudah mulai gila.

Peluit dibunyikan, tanda pertandingan dimulai. Jea menggigit kukunya takut-takut Kezan terluka. Ya walau lelakinya itu sudah bersahabat dengan luka.

Karena fokus Jea sedari tadi hanya pada Kezan, dia hampir saja lupa bahwa di sampingnya terdapat Vika yang juga menonton pertandingan basket Heza yang tentu setim dengan Kezan. Berbeda dengannya, Vika terus berteriak menyemangati Heza, suaranya tak kalah serunya dengan suara penggemar pacarnya itu. Bagaimana dengan Alen? Jangan tanyakan dia, anak maniak pink itu sekarang tengah mencari perhatian Rakan di ruang OSIS.

Peluit telah dibunyikan oleh wasit.
Tanda istirahat sejenak.

Jea segera berlari turun ke bawah di lapangan tempat Kezan berada, mengantarkan botol minum berisi air putih dan lap kecil bersih guna untuk menyeka keringat pada wajah Kezan.

Jea berhenti. Dia telat. Sudah banyak gerombolan murid perempuan yang memberi botol air minum kepada Kezan. Walau pemain lainnya juga ada yang memberikan botol air minum, tapi paling banyak pada Kezan tau! Rasanya ingin sekali ia mencincang cincang mereka yang berani beraninya menawarkan minum pada Kezan dengan wajah di imut-imutkan, padahal kan jelas-jelas mereka tau Kezan sudah punya kekasih.

Jea kira Kezan akan menerimanya dengan tersenyum. Diluar dugaannya Kezan malah sama sekali tidak menerima salah satu botol minum dari para perempuan itu. Padahal Kezan pasti sangat haus sekarang kan? Kezan dengan angkuhnya melewati perempuan-perempuan yang memberinya botol minum dengan wajah datar, tidak ada ekspresi senang sama sekali, yang ada ekspresi risih yang Kezan perlihatkan.

Jea mengulum senyum. Perlakuan Kezan yang seperti itu sudah membuatnya cukup tenang. Kezan berlari ke arah Jea dengan rambut yang sudah basah oleh keringat, membuatnya menjadi lebih-argh.

Jea tidak ingin melihat lelaki itu lagi! Bisa-bisa ia akan semakin menyukai Kezan. Matanya tak sengaja melihat Heza yang tengah menahan Vika-yang tampak ingin menghabisi perempuan yang menawarkan minum kepada Heza. Vika kemudian berbalik menghadap Heza, dia memukul kesal pacarnya itu karena tersenyum hangat kepada perempuan lain. Jea tertawa. Hubungan sahabatnya benar-benar di luar angkasa.

Langkah Kezan mendadak berhenti saat tangan kanan Hana terulur ke arah Kezan dengan memegang botol minum yang pastinya berisi air putih. "Ambil ya!" ucap Hana dengan sebelah tangannya yang menyapu helaian rambutnya ke belakang telinga.

Kezan mengerutkan keningnya. Alih alih mengambilnya ia malah menepis tangan yang menghalanginya berjalan. Hana tersentak karena perlakuan Kezan barusan. Dia hanya bisa melihat punggung Kezan yang perlahan menjauh dan mendekati Jea-yang rumornya bahwa mereka telah menjalin hubungan.

Kezan sudah berada didepannya. Jea sekilas melihat perempuan perempuan yang berada jauh di depan sana tengah menggerutu kesal karena botol minumnya tidak di ambil bahkan tidak dilirik sama sekali oleh Kezan. Dan ... Jea melihat Hana tersenyum pedih. Kenapa dia?

"Cie yang tadi di goda cewek lain." Jea tersenyum usil. Walau tak bisa berbohong, ia sebenarnya jengkel.

"Gue sama sekali enggak mengharapkan itu," ketus Kezan.

Jea mendelik, tak percaya omongan lelaki di hadapannya itu. "Minum," suruhnya sembari menyodorkan botol minum air putih, tak ada halus-halusnya. Tetapi, Kezan malah mengulum senyum. Perubahan ekspresinya benar-benar berubah menjadi lebih hangat saat dengan Jea. Ini fakta. Jadi jangan berharap Kezan menjadi milik kalian!

"Eh?!" Jea terpaku sesaat melihat Kezan berjongkok dan mengikat tali sepatu Jea dengan telaten.

"Lain kali perhatikan. Untung aja lo nggak jatuh," katanya. Entah kenapa perlakuan hangat Kezan dan sorakan dari penonton yang iri dengan perlakuan Kezan kepada Jea membuat pipinya seketika memanas.

Setelah Kezan sudah selesai mengikat tali sepatunya, Kezan berdiri. Jea otomatis mendongak menatap Kezan karena tingginya hanya Sampai sebahu Kezan dan itu benar-benar tidak adil bagi Jea.

Kezan mengambil botol minum yang ada di tangan Jea. "Makasih, pacar gue."

"Apa sih!" ucap Jea terdengar ketus, padahal sebenarnya jantungnya sudah berdetak sangat cepat karena kata 'pacar' yang Kezan ucapkan.

Kezan segera membuka botol minum yang kuberi dan meneguknya sampai tersisa sedikit. Jea tak sengaja melihat jakun Kezan yang tengah meneguk air minum. Dia seketika menelan ludahnya. Duh, apasih yang dia pikirkan?!

Setelah Kezan selesai minum dan menutup botol minum itu. Jea segera menyeka keringat pada wajah Kezan menggunakan lap kecil berwarna ungu muda itu. Kezan tak henti-hentinya menahan senyum dengan apa yang Jea lakukan.

"Kamu kenapa melihat aku terus, sih?!" sebal Jea. Bisa nggak sehari saja Kezan tidak membuatnya salbrut?

"Pemandangan di depan gue cantik, nggak bisa ngelihat yang lain selain lo."

Oke.

Sabar.

Jangan salting.

Nggak bisa!

Peluit telah dibunyikan kembali. Tanda istirahat telah selesai dan pertandingan kembali dimulai.

Untunglah pertandingan sudah akan di mulai, maksudnya-ia tidak bersusah payah mencari cara agar bisa menutupi rasa mualnya. Oke. Mual = salting. Kamus baru yang satu detik lalu Jea ciptakan.

"Sudah sana buruan!" usirnya.

Sebelum kembali bertanding, Kezan berkata, "Iya, sayang." Tak hanya itu, dia juga mengacak-acak rambut Jea. Ah tidak, lebih tepatnya mengacak-acak hatinya.


****

Yeyyy sisa beberapa part untuk menuju tamat nihhhh. Kalau votenya sesuai target author, author bakalan update cepet ya guys!

Komen next👉

KEZAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang