KEZAN | [39]

2K 83 1
                                    

"Jea!" ucap seseorang yang mencekal tangannya tiba-tiba.

"Eh, Al? Kenapa?" ujarnya, sambil meminimalisir rasa keterkejutannya.

Laki-laki di hadapannya Alzam, ketua ekskul futsal serta partner olimpiadenya beberapa bulan yang lalu.

"Nih ada coklat dari gue, bentar lagi kan ujian kelulusan ... biar lo semangat," katanya menyodorkan Silverqueen berbentuk hati.

"Nggak usah, nggak perlu repot-repot! Kamu beri saja dengan yang lain," tolaknya halus. Padahal Jea ingin sekali coklat sekarang. Tapi dia tidak boleh menerima pemberian cowok lain atau perasaan Kezan akan terluka nantinya.

"Gue beli ini tuh ikhlas seratus persen. Lo jangan sungkan-sungkan lagi sama gue," ucap Alzam yang mengambil tangan kanannya kemudian meletakkan coklat Silverqueen itu pada tangannya.

Mendengar itu Jea tidak berani menolaknya. "Ya udah, makasih, ya," ucap Jea melihat coklat itu yang sudah ada di tangannya.

"Iya, Jea." Alzam tanpa aba-aba memeluk tubuh Jea. Membuat dia terbelalak. "Pelukan pertemanan!" ujarnya.

****

Dengan nafas memburu, Kezan datang ke hadapan Alzam lalu meraih kerah lelaki itu.

"Santai, dong! Lo kenapa?" tanya Alzam masih terdengar santai.

"Lo ngapain main peluk-peluk sama cewek gue?" Kezan berujar tajam.

Alzam tertawa pelan. "Emang kenapa? Nggak boleh?"

"Ya nggak boleh anjing! Netta tuh pacar gue, ngerti nggak lo?!"

"Cuma pacar kan?" Alzam tersenyum miring.

"Dari pada lo? Lo bukan siapa-siapanya," tekan Kezan. "Lo suka kan sama Jea, ngaku lo anjing!"

"Iya. Kenapa? Ada masalah?" Alzam masih berucap tenang.

Kezan yang tersulut emosi segera memukul rahang Alzam membuatnya tersungkur, lalu Alzam segera berdiri dan membalas pukulan yang sama pada wajah Kezan. Mereka berdua berkelahi Membuat pasang mata melihat ke arah mereka dan tak berani melerai, karena Kezan memberi peringatan melalui tatapan tajamnya. Jika mereka ikut campur, mereka juga akan kena.

Tentu saja Alzam kewalahan karena pukulan Kezan sangat keras membuat dia tersungkur kembali dan Kezan langsung memukul dada Alzam terus menerus, membuat dia babak belur lebih parah ketimbang Kezan.

****

"Jeaaaaa!!!" teriak Alen heboh.

"Apa, Len?" ucap Jea menatap Alen yang sangat kepanikan itu.

"Gawat Jea, gawat!" ucap Alen membuat Jea mengerutkan keningnya.

"Kenapa, sih?" ucap Jea bingung

"Lo kelamaan ngomong, Len! Keburu Alzam mati," ucap Vika panik. "Lo cepetan deh ke lapangan." Vika bergantian menatap Jea.

"Iya! Mending lo cepetan ke lapangan sekarang juga!" Alen menarik Jea disusul Vika yang menarik tangannya.

"Eh, iya iya, pelan-pelan dong!" kata Jea refleks berteriak pada mereka berdua yang menggeretnya. Tenaga mereka kuat banget sih.

"Emang ada apaan Len, Vi," ucap Jea yang melepaskan paksa tangannya pada geretan mereka.

"Cepetan ke lapangan, Kezan sama Alzam berantem, Jea!" kata Lena seru.

"Huh? Berantem?" Jea bertanya balik. Takut hanya salah dengar.

"Iya Jea berantem!!" seru Alen.

"Cepetan kamu tenangin Kezan, Alzam udah sampe babak belur gitu!" seru Vika.

Tanpa pikir panjang, Jea langsung bergegas menuju lapangan. Kenapa mereka berdua bertengkar ya ampun?!

KEZAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang