KEZAN | [35]

2.8K 137 15
                                    

Pak Arsa selaku wali kelas kami melangkah masuk. Ternyata gara-gara itu murid kelas ini mendadak diam. Tetapi ada apa pak Arsa kemari? Karena notabene-nya pak Arsa jarang ke kelas-ralat, sangat jarang ke kelas bahkan hanya sekadar menjenguk kelas ini, seperti benar-benar datang saat ada pentingnya doang.

"Anak anak, 1 minggu lagi semua siswa siswi kelas 10 wajib mengikuti Camping. Camping ini bertujuan untuk acara tahun baru. Akan ada kembang api dan juga bakar bakar serta kegiatan lainnya seperti jurit malam dan api unggun. Jadi, Jangan lupa untuk meminta tanda tangan Orang tua tanda kalian dibolehkan, dan jika ada yang tidak bisa mengikuti Camping ini jangan lupa berikan alasan yang jelas pada surat undangan pembagian nanti. Untuk selengkapnya akan di umumkan di papan informasi. Paham anak-anak?" ucap pak Arsa, yang memberikan penjelasan mengenai Camping tahun ini.

"Paham pak!" seru siswa siswi.

****

"Jea! lo ikut kan Camping?!" seru Vika yang langsung mendatangi Jea di kelas.

"Iya, aku ikut dong! Tapi nggak tahu ya, sama mama di boleh nggak," ucap Jea dengan wajah teduh.

"Pasti di bolehin kok! Kalau nggak dibolehin biar gue sama Vika datang ke rumah lo buat bujuk Tante!" seru Lena yang langsung duduk di samping tempat duduk Kezan yang entah kemana lelaki itu.

Jea tertawa lepas, menatap kedua sahabatnya yang selalu ada. "Iya deh!"

****

"Lo pada ikut Champing nggak?" tanya Rakan. Akhirnya lelaki cuek itu buka suara.

"Gue sih ikut ya, soalnya gue mau mengawasi cewek gue dua puluh empat jam!" Siapa lagi kalau bukan Lingga yang berucap demikian.

"Dasar bulol, bucin tolol!" sarkas Deano.

"Makanya jangan kelamaan jomblo lo, iri 'kan jadinya," balas Lingga sengit.

"Lo gimana, Kez? Ikut nggak?" ucap Galang menatap Kezan di sampingnya.

Kezan menyesap rokok yang berada di tangan kanannya. "Gue nggak minat, kalian aja," ucap Kezan datar.

"Lo yakin?" tanya Deano.

"Yakinlah-" Kezan melihat mereka satu persatu yang menatapnya lekat. "- kenapa sih lo pada?" sinisnya.

"Kata cewek gue, Jea ikut padahal, tapi bagus sih lo enggak ikut-" ucap Lingga dengan nada menggoda.

"Siapa bilang gue nggak ikut?" potongnya secepat kilat.

"Lah, lo tadi bilang enggak minat-" ungkit Galang.

"Gue mendadak minat," belanya.

Mereka ber-empat saling adu tatap. Sambil menahan tawa, mereka kompak berucap "Ciri-ciri orang gendeng!"

****

Jea langsung berlari memeluk mamanya yang telah pulang dari rumah sakit tempat mamanya bekerja. "Mama," ucap Jea lembut.

"Kenapa anak mama ini?" ucap sang Mama yang tertawa kecil.

"Kan sekolah aku ngadain kemah ma, aku itu ... boleh ikut nggak?" tanya Jea pelan.

"Tentu boleh dong, grub orang tua juga sudah membahas itu, mama setuju tentunya," ucap sang Mama.

KEZAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang