Chapter 23-

103 29 12
                                    

Keesokan harinya. Luna, Sadr, Mintaka dan Acrux berbondong-bondong menuju kantor imigrasi untuk membuat paspor. Butuh tiga hari untuk menunggu benda itu jadi.

Setelah hari H. Mereka berempat pun sepakat berkumpul di rumah Luna untuk bersama-sama ke bandara nanti malam.

Mintaka yang mendengar rencana Luna mau ke India pun berteriak histeris. Ini kali pertama dia pergi ke luar negeri. Bagi Mintaka, pergi mengambil hewan peliharaan Acrux tidak mungkin bisa dilakukan dan dia dia yakin. Lebih baik, menikmati perjalanan gratis selama seminggu di India dengan mengunjungi tempat-tempat wisata yang terkenal.

"Jadi, kalian mengerti kan? Rencana kita adalah menyelinap ke ISRO melalui Bengaluru. Itu merupakan ibukota  kota terbesar di bagian India, Karnakata."

Sadr dan Mintaka mengganguk mengerti. Sedangkan Acrux, dia lebih fokus ke pikirannya sendiri. Dibanding rencana Luna, dia juga telah menyiapkan rencananya sendiri.

"Tapi Luna ... bagaimana cara kita menyelinap ke tempat rahasia mereka?" ujar Sadr. "Kau bilang, satelit pelacakmu tidak bisa mendeteksi keberadaan tempat tersebut."

"Benar." Luna mengetuk-ngetuk pulpen di atas meja. "Pertama, kita akan menyusup ke ISRO untuk menyadap saluran komunikasi mereka. Setelah itu, rencana akan dimulai dari sana."

Mintaka tampak gelisah, ia kurang percaya diri dengan argumen menyadap. Bagaimana jika mereka ketahuan pemerintah India. Mintaka mulai ragu dengan misi yang mereka jalani. Tetapi dia tidak ingin ditinggal pergi, sementara teman-temannya ke luar negeri.

"Ada pertanyaan lagi?"

"Tidak," sahut Sadr dan Mintaka serempak.

Luna pun mengganguk takzim. Secara rahasia, diam-diam Lydia mengirimkan pesan pada Luna melalui kacamatanya.

.
.
.

Malam pun tiba, mereka berempat sudah tiba di bandara Soekarno Hatta, melakukan boarding pass dan siap menunggu keberangkatan.

Selama penerbangan, mereka tertidur hingga waktunya mendarat di India. Mereka sama-sama mengalami jet lag.

Setelah urusan di pihak bea cukai selesai. Mereka bertiga menunggu rencana Luna selanjutnya. Tidak ada yang mahir bahasa inggris. Tetapi ajaibnya, Acrux justru fasih berbahasa India hingga pemeriksaan mereka berjalan lancar.

"Bagaimana kau belajar bahasa asing?" Mintaka tidak percaya. "Kau otodidak?"

Acrux yang sangat bangga akan kemampuannya tersenyum tipis. Lalu ia menunjuk bibirnya pada Mintaka.

"Apaan? Ada apa dengan bibirmu?" kesal Mintaka. "Aku tidak mengerti."

"Kemampuan itu kudapatkan setelah men-- Aduh!" Acrux sekonyong-konyong menjerit kesakitan. Tatkala Luna menginjak kakinya dengan kesal.

Matanya melototi Acrux dengan sangat tajam.

"Jangan membicarakan hal itu!" marah Luna. Wajahnya berubah memerah. Mintaka menaruh curiga, apalagi Sadr.

"Apa yang kalian berdua sembunyikan?" cerca Mintaka. "Aku tahu, kalian berdua menyembunyikan sesuatu."

Di awal pertemuan mereka. Acrux yang awalnya tidak mengerti bahasa bumi. Mendadak bisa berbicara dengan Luna karena ia telah mengecap bibir Luna, lalu menarik informasi-informasi dari saraf neuron Luna untuk dikirimkan ke hipotalamus miliknya.

Acrux ingin menyombongkan hal tersebut. Tetapi Luna, akan malu setengah mati.

"Dia bisa belajar segala hal dengan cepat," bohong Luna. "Dia belajar sendiri ke youtube. Ayo! Kita harus ke hotel dan menyusun rencana."

Mintaka ingin membuka suara. Tetapi, karena Luna sudah mengajak ke hotel, ia pun mengabaikan rasa ingin tahunya.

Berkat Acrux yang mampu bercakap pada tempat penyewaan mobil. Akhirnya mereka mendapatkan sebuah mobil beserta seorang sopir perempuan yang terlihat masih muda.

Dia bertanya pada Acrux dengan raut wajah bahagia dan semangat. Kain sari yang ia gunakan membuat Mintaka terkesima.

"Dia akan mengantar kita ke hotel dekat Taj Mahal," tutur Acrux setelah berbicara panjang lebar. "Piya akan mengantar kita dan dia bersedia menjadi pemandu jalan."

"Piya?" seru Luna, Sadr dan Mintaka bersamaan. Mereka menatap gadis India tersebut dengan seksama. Dia terlihat seperti seorang gadis pelajar.

"Apakah mahal?" tanya Sadr. Berdasarkan informasi yang ia cari. Biasanya orang seperti Piya akan memasang tarif tinggi pada wisatawan mancanegara. Apalagi turis asing seperti mereka berempat.

"Tambahan 1 dolar untuk setiap destinasi. Dia tidak akan meminta tip lebih. Tapi kurasa itu cukup. Bagaimana, Luna?"

Kini, semua orang menunggu keputusan Luna. Semua sepakat, Luna pasti tidak akan keberatan tentang itu.

"Baiklah."

Sadr menghela napas lega. Begitu pula Mintaka dan Acrux. Mereka berempat pun di tuntun Piya ke dalam sebuah mobil sedan putih khas bandara.

Acrux memilih duduk di samping kursi pengemudi, sedangkan Luna, duduk diapit oleh Sadr dan Mintaka dari belakang.

Sepanjang perjalanan, Acrux terus berceloteh pada Piya. Tiga orang yang di belakang, hanya duduk dalam diam seraya melemparkan pandangan silih berganti pada Acrux dan Piya.

Setibanya di hotel. Piya melambai pada mereka berempat dan akan kembali menjemput keesokan harinya. Karena mereka menggunakan jalur bebas hambatan. Perjalanan menelusuri kota India berlangsung cepat.

Luna sendiri, membiarkan Acrux melakukan transaksi dengan resepsionis untuk memesan dua kamar. Ketika Luna dan Mintaka berada dalam satu kamar. Sadr pun melayangkan sebuah pertanyaan pada Acrux.

"Kau pasti menceritakan sesuatu pada orang-orang itu," selidik Sadr setelah ia menghempaskan diri di atas tempat tidur.

Acrux yang terlihat santai memandang pemandangan dari jendela menoleh dan tersenyum penuh arti.

"Kau benar."

"Kau bilang apa?"

"Aku bilang... aku dan Luna adalah suami-istri. Dan kau dan Mintaka adalah teman kami. Kita sedang bulan madu di sini. Makanya, Piya sangat antusias mengantar kita."

Saat Acrux kembali menoleh pada Sadr. Laki-laki itu malah menatap Acrux dengan tatapan tidak percaya.

"Luna akan menghajarmu!"

"Kalau dia tahu." Seringai Acrux pada Sadr. "Apa kau ingin memberitahunya?" Acrux menunjukkan energi semacam listrik di pergelangan tangannya. Sadr menelan salivanya. Lalu menggeleng.

"Bagus," ungkap Acrux. Lalu sorot matanya berubah serius. "Bersiaplah Sadr. Leo akan segera mengendus bauku. Dia akan segera mendatangi kita. Perhatikan berita dan lalu lintas India. Kejadian besar, akan segera terjadi."

___/_/_____

Tbc

Garuda The Avengers ( GTA ) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang