Chapter 1 Hujan Meteor

736 84 14
                                    

Chapter 1

Hujan Meteor

Jakarta

01.00 Dini hari

Gadis itu terpenjam sambil keringat dingin. Sesekali ia menggeliat dalam tidurnya dengan wajah pucat.

Mimpi itu kembali. Yaa ... setelah sekian lama. Mimpi itu kembali.

Di bawah kolong kasur sebuah motel kecil di Los Angeles. Seorang gadis kecil meringkuk ketakutan di bawahnya. Ia tak bersuara. Namun air matanya terus keluar membasahi pipinya yang kecil.

Pemandangan di matanya tak bisa membuatnya terpenjam begitu saja. Bau mesiu dan amis darah telah memenuhi seluruh ruangan gadis itu berada. Di depannya ada seorang pria dan wanita dewasa yang terbujur kaku tergeletak di depan matanya.

Tubuh mereka penuh akan darah yang telah mewarnai lantai motel. Sang pria yang masih memiliki sedikit kesadaran menatap sang gadis kecil yang terus menangis dalam diam di bawah kolong.

"Papa!" Hatinya menjerit.

Pria itu memandangnya dengan wajah sendu. Aliran darah segar mengalir keluar dari pelipisnya yang terluka. Dengan gerakan tertatih ia meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya yang gemetar. Tanda bahwa gadis kecil itu tidak boleh bersuara.

"Papa!" Gadis kecil itu kembali menjerit di dalam hatinya.

Dan sedetik kemudian. Bunyi tembakan yang memekikkan telinga langsung membuat sang gadis berteriak hingga ia terbangun dari mimpi buruknya.

Gadis itu terengah-engah duduk di atas kasur. Wajahnya basah akan air mata dan keringat yang mencucur turun dari pelipisnya. Ia masih merasa syok untuk sesaat.

"Mimpi itu lagi," gumamnya pelan.

Ia melirik ke arah jam weker yang berada di atas nakas samping tempat tidur.

"Jam 1 pagi," gumamnya, "ini masih terlalu malam untuk bangun."

Gadis itu segera meraih sebuah kaca mata berbingkai hitam dan memakainya. Dan sedetik kemudian— muncul sebuah layar hologram dalam kacamatanya.

Hallo, Luna.

Ini masih terlalu pagi untuk bangun. Kau habis bermimpi buruk lagi?

"Yeahh," jawab Luna. Gadis itu mengusap wajahnya sebentar. " Mimpi itu lagi," keluh Luna, "akhir-akhir ini mimpi itu membuat mood-ku buruk."

Apa kau butuh air? Aku akan membangunkan Bob untukmu.

"Tak perlu," sahut Luna.

Kini ia kembali meletakkan kepalanya di atas bantal. Pandangan wajahnya menatap ke arah langit-langit kamar.

"Bisa carikan sesuatu yang bisa menghiburku malam ini?"

Tentu saja. Menonton acara comedy sepertinya pilihan yang tepat. Atau kau ingin menonton gosip selebriti?

"Hmm. Terserahmu saja, Lydia."

AL bernama Lydia itu mulai berada dalam mode mencari menelusuri Youtube. Beberapa video ia dapatkan sebagai pilihan yang ia pilih. Namun, tiba-tiba saja layar hologram yang berada di kacamata Luna tampak sedikit mengalami gangguan.

"Ada apa?"

Terjadi sesuatu dengan server.

"Kau bisa mengatasinya kan?"

Ini bukan karena Virus.

"Jadi?"

Luna! Segera keluar! Ada meteor yang mendekat menuju Jakarta! 

Garuda The Avengers ( GTA ) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang