Chapter 38
Transporter MolekulerPuluhan kapsul mulai menyebar ke beberapa benua. Ada yang ke arah samudra Hindia, Greenland, kutub utara, Rusia, Afrika, Korea Selatan, Australia dan Indonesia.
Semua menyebar tanpa ketahuan satelit militer manapun. Sejauh ini, radar mereka terlindungi. Kapsul-kapsul ini melakukan pengintaian keberadaan Acrux yang bisa saja ada di dalam lautan manusia. Kapten mereka ada di sana, Igor namanya.
.
.
.Lucas menunggu di dapur, ketika Luna, Sadr dan Acrux disuruh belajar. Acrux melakukannya ogah-ogahan, sedangkan Luna dan Sadr tampak serius mengerjakan soal. Bagaimana pun juga, pikiran mereka masih lari ke arah Scorpion.
Setelah menghabiskan tiga jam belajar bersama Tutor. Ketiganya langsung bernapas lega.
"Apa kita bisa langsung ke perusahaan Luna lagi?" tanya Acrux tak sabaran. "Setiap detik yang berlalu adalah hal berharga."
Lucas tahu semuanya harus direncanakan sebaik mungkin. Tetapi tindakan yang buru-buru kadang akan mengacaukan segalanya.
"Tenang saja," seru Lucas yang kini telah bersiap. "Karena Luna belum mendapatkan akses mengendalikan satelit. Kita akan ke ruang kontrol. Di sana ada beberapa model alat komunikasi yang bisa kau gunakan."
Keempatnya pun pergi kembali ke perusahaan Moon Industri. Bagi Sadr, ini adalah pengalaman pertamanya melihat perusahaan raksasa milik Luna. Dia sendiri masih belum percaya, jika Luna-lah yang memiliki semua hal tersebut.
Luna sebelumnya sudah mewanti-wanti Sadr agar tidak pingsan lagi. Mengingat, dia akan selalu seperti itu jika terlalu syok.
Ruang kontrol satelit luar angkasa berada di gedung terpisah dari gedung utama. Itu adalah bangunan yang menyerupai menara tinggi. Di paling atas terdapat sebuah kubah putih yang dapat tertutup dan terbuka. Hal ini digunakan untuk mempermudah pengamatan melalui teleskop raksasa.
Di ruang tersebut. Beberapa orang tampak sibuk mengamati layar. Ada layar raksasa yang menampilkan citra satelit yang merekam pergerakan orbit bumi dan benda-benda di sekitarnya.
Lucas menuntun mereka menaiki undakan anak tangga. Ruang kontrol berada di lantai dasar, sedangkan laboratorium, ruang rapat dan lain-lainnya berada di lantai berikutnya.
Di ruang yang telah di janjikan Lucas. Tempat itu terlihat seperti anggar pesawat. Beberapa model teleskop dan satelit sedang beroperasi untuk di uji coba. Lucas terus berjalan ke arah ruang yang cukup kecil. Di sana, segala macam peralatan telekomunikasi berada. Ada tampilan yang menampilkan radar suatu benda.
"Ini bengkel kerja. Tetapi semua yang ada di sini masih bisa kau gunakan." Lucas mempersilakan Acrux.
Pria Argian itu mendekat. Leo melompat ke arah beberapa panel. Luna dan Sadr turut melihat-lihat.
"Kalian tunggu di sini. Aku akan segera kembali."
Lucas berjalan meninggalkan ruangan, Sadr yang tidak sengaja menekan sebuah tombol. Malah membuat dinding di hadapan mereka menjadi transparan. Dari tempat tersebut, ketiganya dapat melihat aktifitas di ruang anggar dengan sangat jelas.
"Ups! Maaf." Sadr mengaku salah. "Aku tidak sengaja."
"Tak apa," sahut Luna kalem. Dia lalu melirik ke arah Acrux yang sudah mulai mebgotak-atik beberapa alat.
"Apa ini akan memakan waktu lama, Acrux?"
"Tidak juga." Acrux menyahut tanpa menoleh ke arah Luna.
Pikir Luna, sebaiknya dia membiarkan Acrux bekerja sendiri. Luna pun tertarik mengambil sebuah walkie talkie di atas sebuah rak. Dia mengambil lima buah. Lalu dimasukkan ke dalam tas.
"Aku tidak mencuri, 'kan?" tanyanya pada Sadr.
"Kurasa tidak," jawab Sadr dengan terkekeh. "Semua yang ada di sini, milikmu. Apa aku boleh memeriksa benda-benda di sini? Kurasa, aku akan menemukan benda menarik."
"Lakukan saja."
Luna tidak keberatan dan Sadr pun dengan semangat menjelajahi beberapa kardus, kotak-kotak perkakas dan membuka setiap lemari.
Acrux yang merasa cukup puas dengan rancangannya. Beralih menuju komputer di sudut ruangan. Dia menyalahkan benda tersebut sekaligus memasang benda yang telah ia rakit untuk terhubung ke pc komputer. Luna sendiri, memperhatikan dari belakang.
Layar komputer langsung menampilkan gambar hitam yang berisi reboot. Beberapa simbol, huruf dan angka-angka muncul secara tiba-tiba.
"Apa yang akan kau lakukan?" Sekarang Luna tidak bisa membendung rasa penasarannya.
"Mencoba berkomunikasi. Jika program ini telah terinstal ke dalam komputer. Aku perlu bantuan Lucas untuk menyambungnya ke antena pemancar kalian."
"Lalu?"
"Akan ada spektrum dan gelombang tak kasat mata yang menembus bumi. Dia akan bergetar mengikuti peta langit yang kubuat sampai Argian."
Luna mencoba memahami. Sementara itu, Sadr masih sibuk dengan kegiatannya. Lucas kembali tidak lama kemudian, Acrux segera menyampaikan apa yang ia butuhkan. Segera saja. Lucas memberi kode akses bagi Acrux untuk digunakan masuk dalam ruang kendali parabola dan satelit Moon Industri.
Ketika tombol enter ditekan. Lucas buru-buru memperbarui akses agar Acrux tidak dapat menggunakannya kembali. Sampai saat ini, dia sendiri masih belum mempercayai Acrux untuk mengotak-atik sesuatu. Dia bisa saja melakukan hal yang tidak terpikirkan.
"Sebenarnya," ujar Acrux setelah mengirimkan sinyal ke luar angkasa. "Akan lebih mudah berkomunikasi dengan kendaraan yang diluncurkan ke luar angkasa. Tujuan utama komunikasi adalah untuk menilai status sistem pesawat ruang angkasa daripada percakapan dengan kru. Ketimbang lebih baik dari pada mendengarkan laporan orang lain."
Alis Luna bertaut bingung. Begitu pula dengan Sadr.
"Dengarkan aku. Jarak antar planet memakan jarak satu tahun cahaya. Jika kita bisa menggerakkan kendaraan ini mendekat ke tepi galaxy atau di tengah pusat tata surya. Akan semakin mudah untuk mengirimkan sinyal. Jika tidak bisa membuat kendaraan seperti itu. Mungkin penduduk bumi dapat membangun antena di luar angkasa. Fungsinya adalah mengirimkan gelombang radio seperti bumi."
"Ide yang menarik," tukas Lucas. "Tetapi teknologi kita masih jauh. Lalu bagaimana kau melakukan komunikasi sampai ke Argian? Kau bilang jaraknya 5 galaxy dari Bima Sakti. Tentu, kita akan memakan bertahun-tahun juta cahaya."
"Hanya transporter molekuler," sahut Acrux enteng. Aku hanya mencoba merakit itu tadi.
"Begitu saja?" tanya Sadr tidak percaya. "Mustahil."
Acrux memutar bola mata malas.
"Dasar makhluk bumi. Itu nama lainnya pengangkut materi. Aku hanya melakukan sesuatu dengan itu dan memasukkan sedikit energi dari tubuhku untuk mengirimkan gelombang kepada Reana."
"Reana?" ulang Luna. "Siapa dia?"
Acrux terdiam. Agak bingung menjelaskan siapa Reana.
"Pengangkat materi ini mampu menyusun kembali atom dan molekul yang---"
"Aku tidak bertanya soal itu. Siapa Reana? Kekasihmu?" potong Luna dengan gemas.
"Teman dekat," sahut Acrux lirih. "Intinya jika dia menerima sinyal itu. Dia akan mengirimkan pesawat Argian kepadaku. Sinyal itu bisa melebihi kecepatan cahaya. Dalam perhitungan makhluk bumi. Pesan itu akan sampai dalam waktu 12 jam."
Luna mendecak sebal. Dia pikir, jika Acrux punya teman dekat seperti Reana. Kenapa dia tidak menolong Acrux. Lagipula, Luna tidak percaya. Bisa jadi, wanita itu adalah kekasih Acrux. Jika benar, tangan Luna terkepal kuat. Kenapa Acrux harus menciumnya di pertemuan pertama mereka?
___/_/____
Tbc ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Garuda The Avengers ( GTA ) End
Fiksi IlmiahHujan meteor jatuh di Ibukota. Itu bukan hanya sekedar hujan meteor biasa. Mereka membawa sesuatu. Seorang makhluk yang memperkenalkan dirinya sebagai Acrux A. Seorang makhluk luar angkasa dari planet bernama Argian. Datang meminta perlindungan pad...