Chapter 20
Breaking News"Ini," seru Mintaka seraya menyerahkan handuk pada Sadr. Pandangan matanya terlihat malas melihat kegiatan Acrux.
"Jika kau ingin membuatkanku senjata. Lakukan yang lebih oke dong. Sesuatu yang tidak dicurigai." Dia berkomentar.
Acrux pun menoleh menatap Mintaka sebentar lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Bilang Luna siapkan sekilo kelereng. Aku hanya punya sedikit."
"Tunggu!" sela Sadr tiba-tiba. "Berbicara soal kelereng. Jangan-jangan... kelereng tadi kau ambil dari kamarku ya?"
Acrux tersenyum tipis lalu mengganguk pelan. Sadr seakan ingin menghajarnya. Tetapi ia urung melakukannya.
"Seberapa banyak kau mengotak-atik kamarku? Aku kan cuma bilang kau hanya boleh melihat-lihat saja."
Sungguh, Acrux merasa kesal karena terus direcoki berbagai macam pertanyaan sejak kedatangan Mintaka. Entahlah, sejak dari awal dia tidak terlalu menyukai gadis tomboi itu.
"Bisakah kalian meninggalkanku bekerja dan berpikir?" tanyanya pada Sadr dan Mintaka. "Dan kau Sadr... aku kan sudah bilang akan menggantinya nanti. Aku ini Pangeran."
"Pangeran yang menumpang," sahut Mintaka sembari melangkah pergi.
Kedua tangan Acrux terkepal kuat. Lalu sekilas, di antara urat-urat nadinya. Terlihat seberkas cahaya berwarna kebiruan yang berpendar.
Sadr pun buru-buru menenangkannya.
"Bertengkar dengan Mintaka tidak ada habisnya. Lanjutkan saja pekerjaanmu."
Acrux hanya bisa menghela napas. Lalu mulai kembali melanjutkan aktifitasnya.
Sementara itu, Mintaka yang terkejut melihat adegan Lucas ingin menembaki Luna, seketika saja membatu dalam seperkian detik.
Lucas yang melihat gelagat Mintaka dibalik punggung Luna pun segera menurunkan tangannya.
"Ada temanmu di belakang. Sebaiknya kita bersifat profesional Nona."
Luna tersenyum. Lalu berbalik dan menoleh pada Mintaka yang tampak pucat.
"Ap-- Apa kau baik-baik saja?" tanyanya dengan gugup. Ia mendekat tetapi tungkainya terasa lemas. "Kita tidak sedang disandera bukan?"
Mintaka agak was-was dengan opininya yang satu itu. Mengingat, bagaimana cara Lucas menyambutnya seperti menunggu peti jenazah di depan dermaga.
"Jangan khawatir Nona Mintaka. Saya hanya mengajarkan cara memegang pistol yang benar pada Nona Luna."
Mintaka tampak tidak yakin. Dia melirik sekilas ke Luna meminta keyakinan hati dan gadis itu mengganguk takzim membenarkan perkataan Lucas.
"Ruangan ini nanti saja dibersihkan. Kami akan lanjut belajar. Oh, ya Lucas. Tolong makanannya di antar ke depan ruangan ini saja."
"Siap Nona Luna."
Lucas pun berjalan pergi meninggalkan keduanya. Gadis itu berbalik melihat Mintaka yang kini tampak awut-awutan.
"Kau kenapa?"
"Entah, hanya badmood. Di sini basah dan kau meminta pengawalmu untuk pergi."
Luna menarik pintu lalu menutup. Kemudian berjalan ke arah salah satu sudut dan bersandar pada dinding.
"Kita di sini membantu Acrux. Ini." Dia menunjukkan pistol kelereng biru pada Mintaka. "Sebaiknya kau simpan saja."
Alis Mintaka naik satu.
"Kau simpan saja sendiri." Mintaka tetap menolak. Luna pun tidak ingin memaksa. Benda itu ia masukkan dalam tas ransel hitam yang ia kenakan. Lalu kembali mengamati Acrux dan Sadr dari jauh.
Dua jam kemudian, ditambah permintaan Acrux yang aneh di sela-sela makan mereka. Acrux terlah berhasil menciptakan beberapa alat yang ia sebut sebagai kekuatan kelereng biru.
Ia memasukkan semua benda tersebut ke dalam tas yang dibawa ketiga teman manusianya dan meminta pulang.
Mintaka hampir kehilangan kesabaran. Acrux secara harfiah seperti memperbudak mereka bertiga. Tetapi Luna dan Sadr nampak tidak keberatan dengan hal tersebut.
Di dalam perjalanan pulang. Lucas mengantar keempatnya kembali dengan sebuah mobil sedan berwarna hitam. Luna sendiri duduk di kursi depan di samping sang pengemudi dan ketiga temannya berada di tempat duduk belakang.
Awalnya mereka hanya terdiam. Mengobrol sepatah kata lalu kembali membisu. Tetapi suasana berubah saat radio di dalam mobil memberitakan sebuah breaking news.
Perserikatan bangsa-bangsa atau PBB secara resmi telah mengeluarkan sebuah kabar dari pusat antariksa dari beberapa negara terhadap insiden hujan meteor beberapa waktu lalu.
Seluruh negara sepakat melakukan kerjasama pengamatan benda antariksa terhadap hujan meteor melalui International Galaxy Team atau disingkat IGT untuk membantu menyelidiki fenomena asing tersebut.
Tim dari ISRO atau Indian Space Research Organisation telah secara resmi mengumumkan bahwa telah ditemukan spesies asing yang di identifikasi sebagai hewan dalam sebuah cangkang pada puing-puing meteor.
Saat ini makhluk tersebut telah berada di tempat rahasia untuk keperluan penyelidikan.
Luna, Sadr, Mintaka hingga Acrux saling melemparkan tatapan mata di dalam mobil.
Lalu sang pembawa berita melanjutkan.
Besar kemungkinan hujan meteor yang terjadi beberapa waktu lalu membawa spesies asing lainnya ke bumi. Tentu saja hal ini membawa kehebohan dalam dunia jagad maya.
Sekian breaking news hari ini.
"Orang-orang berspekulasi hujan meteor tempo lalu tidak hanya hujan meteor biasa."
Luna memilih diam. Pikirannya justru lari ke arah Acrux di tempat duduk belakang.
"NASA mungkin akan mengintimidasi ISRO untuk memberikan makhluk tersebut pada mereka," ujar Lucas.
Sadr meraih lengan Acrux dengan bahasa tubuh agar sang Pangeran Argian tersebut tetap menjaga sikap.
"Apakah ISRO milik India seperti LAPAN milik Indonesia?" tanya Sadr memastikan.
Dari balik kemudi, Lucas membenarkan.
"ISRO merupakan badan antariksa milik pemerintah India. Mereka seperti NASA. Sebuah lembaga yang juga meneliti dan mengeksplorasi hal-hal yang bersinggungan dengan luar angkasa. Jika semua lembaga penelitian antariksa di seluruh dunia bersatu dalam IGT... kalau saya tidak salah mengingat. Besar kemungkinan IGT akan memaksa ISRO untuk memberikan hak penelitian sepenuhnya pada mereka."
Sadr memilih bungkam. Dia tetap meraih lengan Acrux dengan kuat. Dia sadar, teman beda planetnya itu ingin mengucapkan sesuatu.
"Bertahanlah sampai pulang," bisik Sadr secara halus di telinga Acrux. Sebagai balasan Acrux hanya mendengus kasar.
Dari balik kaca depan, Lucas sesekali menaruh curiga pada Acrux.
Apa pria itu... kekasih Luna?
__/_/_/___
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Garuda The Avengers ( GTA ) End
Ciencia FicciónHujan meteor jatuh di Ibukota. Itu bukan hanya sekedar hujan meteor biasa. Mereka membawa sesuatu. Seorang makhluk yang memperkenalkan dirinya sebagai Acrux A. Seorang makhluk luar angkasa dari planet bernama Argian. Datang meminta perlindungan pad...