"Apa?! Hewan ini Leo?!" Sadr histeris. Mintaka terbelalak dan Luna terganga.
"Tidak mungkin kepolisian India mengejar hewan kecil ini menggunakan kekuatan negara." Mintaka nampak tidak percaya. Hewan itu memiliki bulu cokelat muda bercampur bulu putih. Terlalu kecil untuk dikejar menggunakan helikopter.
"Dia bisa membesar dan mengecil. Dia jatuh ke bumi dalam wujud aslinya. Leo dikurung dipenjara putih. Seluruh tubuhnya dirantai arus listrik. Sulit untuk dia berubah wujud di hadapan banyak orang."
Acrux menjelaskannya sambil mengelus Leo dengan tenang. Mintaka melirik Luna. Berharap sahabatnya itu menimpali sesuatu. Namun sorot mata Luna justru terpaku pada Leo.
"Kau menemukannya di mana?" Sadr mendadak menyela. "Apa aman kita kembali ke hotel? Rasanya ini terlalu mudah."
Mintaka mengganguk setuju. Acrux tetap tenang. Lalu memasukkan Leo ke dalam kaos bajunya. Entah hewan itu merasa aman atau tidak.
"Sudah kubilang, 'kan?" Acrux berujar sombong. "Semuanya akan baik-baik saja jika kalian mengikuti rencanaku."
Sebuah kamera dari jauh menyorot wajah Acrux. Lalu beralih menyorot Luna secara diam-diam.
.
.
.Sisa hari mereka di India dihabiskan sebagai plesiran ke sana-sini. Piya sebagai sopir sewaan membawa Garuda The Avengers berkeliling segala tempat. Untuk sesaat, mereka semua melupakan apa yang sedang terjadi.
Otoritas India pun kembali normal. Namun imbasnya. Spekulasi tentang insiden ini merebak di segala tempat.
ISRO India mendapat sorotan dari IGT dan beberapa kencaman dari berbagai pihak. Trending topik tentang hujan meteor beberapa waktu kembali mencuat.
Para pemburu Alien menyatakan argumen mereka masing-masing bahwa dunia sedang menyembunyikan sesuatu. Setelah seminggu berlibur di India. Atau lebih tepatnya membawa pulang Leo. Kini, Luna dan yang lainnya tengah berada di dalam maskapai penerbangan menuju Jakarta.
Siaran nirkabel dari kacamata Luna menampilkan video hiburan. Mintaka tengah tertidur di samping Luna. Sedangkan Sadr dan Acrux duduk di bangku depan. Bukan kelas bisnis, namun kelas ekonomi. Akan terlalu mencolok jika anak remaja seperti mereka memesan kursi bisnis tanpa pendamping dewasa.
Mendadak, lampu tanda sabuk pengaman menyala. Pesawat mengalami tuberlensi yang cukup kuat. Karena langit tengah berwarna gelap. Tidak ada yang terlihat dari luar jendela selain cahaya bintang-bintang.
"UFO!!!" Seorang bocah laki-laki berteriak histeris di dekat Ibunya. "Mami! Mami! Ada UFO! Lihat di sana!"
Orang-orang terbangun lalu serempak melihat ke arah jendela. Karena Luna dan yang lainnya berada di posisi kiri badan pesawat. Mereka tidak nampak melihat apa yang terjadi di sayap kanan pesawat.
Seorang pramugari datang mendekat lalu memberikan perhatian agar si bocah laki-laki untuk duduk dengan tenang.
"Aku melihat UFO! Di sana! Ada cahaya warna warni!" Bocah itu histeris menunjuk-nunjuk keluar jendela. Penumpang lain tampak antusias menjelajah kegelapan.
Tidak lama berselang, pesawat berguncang hebat. Si pramugari yang tidak duduk menggunakan sabuk pengaman terdorong dan terjatuh di kabin pesawat.
"Di sana!" Orang-orang mulai berteriak. Sadr yang awalnya tertidur terbangun. Bukan karena turbelensi, melainkan seru-seruan di kabin pesawat.
Mendadak. Lampu kabin mati dan lampu darurat di sepanjang garis lantai menyala. Pemberitahuan dari pengeras suara terdengar. Seluruh penumpang diharapkan agar tetap tenang di tempat masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garuda The Avengers ( GTA ) End
Science FictionHujan meteor jatuh di Ibukota. Itu bukan hanya sekedar hujan meteor biasa. Mereka membawa sesuatu. Seorang makhluk yang memperkenalkan dirinya sebagai Acrux A. Seorang makhluk luar angkasa dari planet bernama Argian. Datang meminta perlindungan pad...