Chapter 32

89 28 11
                                    

"Acrux ... apa di planetmu benar-benar ada Darium?" tanya Lucas hati-hati.

Pria songong itu mengganguk bangga.

"Ya, tapi hanya 1 kg. Ingat dengan jelas! Kau tidak akan dapat lebih. Makhluk bumi rata-rata itu tamak."

Lucas terdiam seribu bahasa. Mencoba berpikir sejenak kegunaan unsur baru itu beserta kemungkinan-kemungkinan yang ada. Baik efek buruknya atau efek baiknya.

"Hmm," gumam Lucas. "Boleh juga."

Acrux tersenyum puas.

"Tapi ... bagaimana caranya kau mengirimkan benda itu ke bumi? Apa kau akan menggunakan jasa ekxpedisi antar planet?"

"Yeah, mungkin saja. Aku akan mengirimkan paket itu padamu. Sekarang lupakan. Aku ingin tidur. Apa kau punya kamar kosong? Aku tidak bisa tidur bersama orang lain."

Acrux mengalihkan pembicaraan. Sebenarnya, dia agak sensitif membicarakan tentang Argian. Ia seolah tahu, ke mana topik itu akan berakhir.

"Kau tidur di sini," tukas Lucas seraya bangkit dari sofa. "Hanya ada satu kamar. Dan itu hanya untukku."

Mata biru Acrux terbelalak lebar. Dia? Tidur di ruang tamu? Yang benar saja? Harga dirinya sebagai Pangeran bisa hancur.

Acrux pun bangkit dari sofa. Siap meledak. Namun, sesuatu mengalihkan perhatiannya. Gelang yang sebelumnya diberi Luna sebagai alat komunikasi berbunyi dengan nada yang beraturan. Lalu saat Acrux menyentuh benda tersebut.

Sekonyong-konyong, sebuah hologram terpancar keluar menampilkan wajah Sadr yang bermuram durga. Bersama seekor hamster dengan warna bulu jingga kecoklatan.

"Acrux? Syukurlah," seru Sadr dengan lega. "Aku berusaha menggunakan benda ini. Tapi Leo sepertinya lebih pintar dariku. Kau beri makan apa hewan ini?" sindir Sadr sembari melirik Leo yang bertengger di bahunya.

Acrux pun mengarahkan pergelangan tangannya ke arah depan. Lucas yang melihat gadget tersebut terbelalak lebar.

"Beri dia daging bakar," seru Acrux.

"Apa? Aku tidak punya uang untuk memberi makanan seperti itu," protes Sadr

"Tapi boong," lanjut Acrux dengan terkekeh. "Dia makan sayur-sayuran. Kuaci juga boleh."

Lucas yang mendengar pembicaraan tersebut. Menaruh penasaran yang sangat besar.

"Acrux, aku mau bilang. Tolong sampaikan pada Luna kami selamat sampai rumah." Sadr menceritakan tujuannya menelpon. "Mintaka juga pulang dengan selamat. Hanya saja, insiden soal pembajakan dan kejadian di bandara menjadi viral. Netizen banyak membuat spekulasi. Aku khawatir, mereka bisa melacak tentang kau dan Luna. Tahu kan? Bagaimana kekuatan netizen Indonesia."

Sadr menghela napas panjang. Senyum di wajah Acrux yang sebelumnya lega melihat Leo telah menjaga Sadr dan Mintaka perlahan menghilang.

"Nomor Luna tidak aktif," kata Sadr kembali. "Tolong sampaikan ini pada dia. Gelangnya pun tidak bisa dihubungi. Apa Paman Max memarahi kalian?"

"Sadr," ucap Lucas yang mengambil alih tangan Acrux agar titik cahaya biru di gelang menangkap sensor wajahnya.

Sadr yang melihat wajah Lucas. Tersentak.

"Eh, halo," sapa Sadr dengan senyum kaku.

"Sadr," ucap Lucas, "jangan khawatir soal itu. Tim kami telah melakukan yang terbaik. Kau hanya perlu menjalani hari seperti biasa. Soal Luna, dia sekarang aman."

Dan tanpa diduga Sadr maupun Acrux. Lucas mematikan sambungan telepon hologram tersebut secara sepihak.

"Hey!" protes Acrux. "Apa yang kau lakukan? Aku masih mau bicara sama Sadr dan Leo."

Garuda The Avengers ( GTA ) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang