Chapter 21

93 31 10
                                    

Chapter 21

Setibanya mereka di depan rumah Luna. Keempatnya langsung bergegas turun. Pikiran Acrux telah kalut. Ia ingin segera masuk ke dalam rumah membawa Luna. Tetapi Lucas malah mengajak mereka mengobrol di dekat mobil.

"Jika Nona butuh bantuan, saya akan segera datang." Lucas menatap lamat-lamat rumah Luna. Terlihat seperti ia baru saja mendapatkan sebuah peti harta karun. Binar matanya terlihat cerah.

"Saya senang berkenalan dengan kalian." Ia berujar kembali. Lalu Acrux menggerakan tangan seperti mengusir.

"Iya ... iya ... pergi sana. Kami mau pulang."

Luna dengan tersenyum lebar pada Lucas. Diam-diam menginjak kaki Acrux. Di saat bersamaan, Sadr pun menyiku pinggul si Pangeran Argian.

"Hei!" marah Acrux pada keduanya. "Ini sakit!"

"Lucas, pergilah. Aku akan mengabarimu nanti."

Lucas pun mengganguk takzim. Lalu bergegas masuk ke dalam mobil. Luna melamabai kepergiannya dengan tetap mempertahankan senyuman.

Selepas bayangan mobil Lucas menghilang. Acrux seperti sudah habis menelan tungku panas.

"Kalian!" geramnya dengan kesal. "Mengapa kalian melakukan itu padaku, hah?!"

"Lucas bisa curiga," ujar Luna.

"Curiga kenapa?" celutuk Mintaka. Mereka berempat belum memutuskan untuk berpisah. Padahal, seharusnya sudah berpisah.

"Lucas itu kakak angkatku," aku Luna. "Dia bekerja di bawah perintah Paman Max. Dia tidak ada di sini. Tapi jika sesuatu terjadi padaku. Kalian akan jadi orang pertama yang ia curigai."

Mulut Sadr menganga lebar. Dia tidak percaya dengan informasi yang baru saja ia dengar.

"Kau serius?" Luna mengganguk.

"Dia diadopsi saat ayahku di Amerika. Saat orangtuaku meninggal. Dia ikut Paman Max dan aku juga baru tahu dia ternyata ada di Indonesia. Jadi, kita bubar?" seru Luna mengalihkan pembicaraan.

Sadr terlihat ingin mengatakan sesuatu. Tetapi ia urung untuk bersuara. Mintaka tidak berkomentar banyak seperti biasa. Dia cukup memahami keribetan hidup Luna. Sedangkan Acrux, semua mata tertuju padanya.

"Aku mau kita pergi ke India."

Sontak, pupil mata Luna, Sadr dan Mintaka melebar bersamaan.

"Kau gila!" marah Luna.

"Jangan bilang, kau ingin mengambil monster itu," tuduh Mintaka dengan tatapan tajam. "Itu tidak mungkin, Acrux."

"Itu Leo, dia bukan monster. Binatang itu heran peliharaanku."

Luna merasa lehernya mendadak tegang. Setelah minta laboratorium, sekarang Acrux malah minta pergi ke India.

Dia pikir, karena Luna kaya raya. Semua hal bisa ia dapatkan. Tidak mungkin bagi remaja lemah seperti Luna melakukan banyak hal hebat.

"Lebih baik kita pulang. Aku mengantuk." Luna pun melambai. Sadr dan Mintaka seolah paham.

"Baiklah. Aku harus pulang menjaga adikku. Sadr, Acrux. Aku pulang ya?" Mintaka pun melambai. Sadr antara ingin pulang dan tidak.

"Luna!" teriak Acrux. Tetapi Luna tetap mengabaikannya.

"Kau mau aku temani atau tidak?" tanya Sadr. Acrux memikirkan sebentar tawaran tersebut. Dia butuh teman bicara. Jika di rumah hanya ada dia dan Luna, dia pasti merasa kesal.

"Aku menunggumu selepas matahari terbenam. Datanglah setelah itu."

Sadr pun mengganguk takzim. Tetapi, sebelum Acrux melangkah lebih jauh, Sadr menahan pergelangan tangannya.

"Sebenarnya ... aku agak curiga sama orang bernama Lucas. Acrux," ucap Sadr. "Kumohon, tolong jaga Luna. Terlepas ia menjagamu. Kami bertiga hanya bocah SMA biasa. Melawan orang dewasa dan berkuasa adalah hal yang besar."

__/_/____//____
Tbc

Garuda The Avengers ( GTA ) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang