Berita tentang insiden pembajakan maskapai Rajawali Airlines menjadi trending topik di tanah air. Tatkala, sesaat Luna dan seluruh penumpang pesawat telah turun.
Luna yang tidak ingin bertemu Lucas. Memohon kepada Acrux agar mereka tidak perlu keluar dari ruang kedatangan. Gadis itu pun menjelaskan pada Sadr dan Mintaka apa yang sedang menunggunya di luar saat mereka tengah menunggu antrian bagasi.
"Jadi, kau akan pindah sekolah?" Mintaka benar-benar merasa terpukul. Rasanya hampa jika Luna harus pindah. Ditambah, ini terlalu mendadak.
"Luna." Sadr tidak mengatakan apapun. Tetapi kelopak matanya telah basah. Dia tidak ingin Luna pergi dan tinggal bersama Paman Max di Amerika.
Mereka sudah terbiasa bersama. Apalagi setelah melewati hari ini. Keempatnya sudah sepakat untuk menyelamatkan Acrux. Kalau Luna pergi sekarang, semua rencana mereka akan gagal.
"Apa yang harus kita lakukan?" Mereka mengabaikan kericiuhan wartawan di depan. Bisik-bisik orang yang menceritakan tentang insiden pembajakan. Rasanya, semua hal itu lenyap. Tidak ada yang tahu, apa yang terjadi dengan dua pesawat pegintai.
Lagipula ini membuat militer Indonesia menjadi berada di status siaga.
"Kalian pulang aja duluan. Biar aku sama Acrux di sini," seru Luna.
"Dan kau bakal pergi berdua saja dengan Acrux?" sela Mintaka tidak terima. "Kita dah pergi ke India bersama-sama. Jangan bilang, ini acara perpisahan kita."
Mata Mintaka berkaca-kaca. Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis. Biar saja Sadr yang menguras air mata. Ia agak malu menangis di tengah kerumunan.
"Bukan seperti itu, Mintaka." Luna tidak ingin teman-temannya dalam bahaya. Bisa jadi, salah satu komplotan yang satu pesawat dengan mereka tengah mengintai dari suatu tempat.
"Lihat gelang ini." Luna mengangkat tangan kanannya. Gelang hitam yang tempo hari ia bagikan pada anggota GTA masih terpasang di sana.
"Aku akan baik-baik saja. Kita masih bisa saling berhubungan. Aku janji bakal kasih kabar ke kalian. Aku perlu berunding sama Paman Max dan Lucas."
Mintaka masih belum terima. Sadr terpukul, jika sudah meyangkut Paman Max. Dia tahu, itu adalah akhir bagi Luna. Paman Max adalah satu-satunya keluarga Luna yang berhak menjadi wali sang Sahabat hingga ia berusia 18 tahun.
"Akan kupesankan mobil." Luna beralaskan menekan-nekan layar pada ponsel.
Sementara itu, Sadr dan Mintaka saling menatap cemas. Mintaka pun memilih memeluk Luna. Yang mana itu diikuti oleh Sadr.
Luna menerima semua pelukan itu dengan perasaan hangat. Sesaat setelahnya, Luna mengirimkan notifikasi pemesanan pada Mintaka.
"Pergilah, aku akan langsung menuju keberangkatan."
Luna melambai dengan gerakan enggan. Mintaka yang masih tetap tidak ingin pergi. Terpaksa diseret oleh Sadr dengan cepat. Setelah bayangan kedua sahabatnya menghilang.
Luna tersentak saat jemari Acrux meraih tangannya.
"Jangan khawatir. Aku meninggalkan Leo bersama Sadr. Anak itu akan menjaga mereka."
Luna hanya melirik ke arah pergelangan tangannya. Lalu beralih mendongak ke arah wajah Acrux.
"Sekarang, malah kau yang berusaha melindungiku," seru Luna dengan tawa getir.
"Kurasa itu impas," balas Acrux acuh. "Jadi, bagaimana sekarang? Sadr dan Mintaka telah aman. Tinggal satu," jelas Acrux dengan sorot mata tajam.
"Maksudmu?" tanya Luna tak yakin. "Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Garuda The Avengers ( GTA ) End
Science FictionHujan meteor jatuh di Ibukota. Itu bukan hanya sekedar hujan meteor biasa. Mereka membawa sesuatu. Seorang makhluk yang memperkenalkan dirinya sebagai Acrux A. Seorang makhluk luar angkasa dari planet bernama Argian. Datang meminta perlindungan pad...