NASA dan Internasional Galaxy Team melakukan rapat darurat di Edinburgh secara rahasia. Bukan tempat yang biasa, karena mereka sengaja melakukannya. Beberapa perwakilan negara tampak tidak nyaman melihat monitor yang menampilkan citra satelit kapal asing di dekat bulan.
Edinburgh sementara ini dipilih sebagai markas pertemuan IGT.
"Mau sampai kapan kita merahasiakan ini dari publik?" Perwakilan RRC mulai berkomentar. "Dunia perlu tahu ancaman yang ada di film genre ilmiah akan menjadi kenyataan."
Ketua IGT yang selaku pemimpin masih belum buka suara. Ia dan beberapa wakilnya masih saling berbisik-bisik.
"Segera ambil keputusan!" Yang lain mendesak.
Dari arah pintu kecil di ruang rapat. Edward Potter masuk bersama seseorang dengan setelan suit lengkap. Di mana dan tak lain adalah Paman Max sendiri. Tentu, untuk hal seperti ini ia jelas terlibat. Dia telah menanam saham 30% untuk IGT dan mereka akan cari mati jika tidak mengundangnya hadir.
"Tuan," lirih Edward Potter pada pada Paman Max.
Paman Max bergerak bersama Edward Potter ke kursi yang masih kosong. Mata hitamnya menatap lurus ke arah citra monitor yang mengawasi objek asing tersebut.
Jenis sebuah kapal angkasa yang berbentuk runcing dan tajam. Lebih menyerupai bentuk serangga. Namun, terdapat jendela-jendela kotak yang menyala kebiruan dari dalam. Benda itu masih mengambang di sekitar orbit bulan.
"Selama objek ini belum mendekat bumi. Masalah ini di rahasiakan." Reymond Boston akhirnya membuka suara. Dia dipilih sebagai ketua IGT berkat penelitian sainsnya yang telah memenangkan Nobel tahun lalu.
"Para astronot yang sedang bertugas di satelit akan melaporkan setiap satu jam perkembangan yang ada."
Walaupun seperti itu, suara kasak-kusuk anggota IGT semakin terdengar. Sebagian dari mereka masih belum bisa menerima keputusan tersebut.
Bunyi bel dipencet dari mikrofon di atas meja. Kini, semua mata tertuju pada Paman Max.
"Beri aku perhatian. Oke." Dirasa sudah cukup mengalihkan atensi setiap orang. Paman Max pun melanjutkan.
"Mungkinkan mereka datang akibat hujan meteor beberapa waktu lalu?"
Suasana hening. Hanya deru angin AC yang berhembus lembut.
"Kita semua tidak akan selamat jika mereka mendarat. Bumi belum siap berperang antar planet. Teknologi kita belum tentu mengalahkan mereka. Sebaiknya, kita setuju untuk tidak mengambil tindakan gegabah seperti kata Reymond. Kita belum tahu makhluk apa di dalamnya. Sejenis manusia atau monster?"
Semua masih terdiam dan fokus melihat ke arah Reymond. Menunggu apa tanggapan dari ketua IGT.
"Benar kata Maxime. Kita akan seperti itu dulu. Sementara, mineral yang kita temui dari hujan meteor akan kita kembangkan. Besar kemungkinan, akan ada penambahan elemen unsur yang tidak ada di tabel periodik. Lalu ...."
Reymond membuka-buka map di hadapannya dengan cepat. Lalu menatap ke arah semua perwakilan negara.
"Insiden di India. Kurasa ini akan saling berkaitan. Hewan itu pasti kabur ke suatu tempat. Akan sangat menarik jika hewan itu, meteor dan kapal asing saling berhubungan. Sementara ini, kesimpulan yang bisa kutarik adalah ... masih ada sosok lain yang berada di bumi."
.
.
."Sekarang apa? Bumi terancam bahaya. Apa kau ingin kami kirim ke luar angkasa? Perusahaan Moon bisa membantumu, Acrux."
Lucas benar-benar panik. Siapa yang akan menyangka bumi benar-benar kedatangan tamu asing dari luar angkasa. Mungkin bagi sebagian orang ini akan menjadi hal yang hebat. Tetapi tidak, bagi Lucas, Luna dan Acrux. Ini ancaman besar. Efek jatuhnya meteor di beberapa belahan bumi masih membekas.
"Untuk saat ini," tukas Acrux. "Senjata kelereng akan menyelamatkan kita."
Acrux masuk ke dalam kamar. Mengacak-acak barang-barang di dalamnya. Lalu mengeluarkan pistol yang akan dianggap seperti pistol mainan oleh petugas bandara. Padahal, jika memasukkan kelereng biru Acrux. Itu akan menjadi benda dengan senjata cahaya mirip dengan kekuatan bintang mati.
"Pakai itu?" tanya Lucas tidak yakin. Acrux malah menyeringai dan tersenyum menatap Luna.
"Apa kau mengizinkan aku menembak di sini?"
"Tidak!" tolak Luna tegas. "Paman Max akan tahu segalanya."
Luna tidak ingin ada yang bernasib sama seperti televisi di rumahnya. Mereka tidak punya alasan, jika Paman Max bertanya perabotannya berubah gosong.
"Aku punya beberapa stok kelereng di dalam tas dan jika kau berkenan. Aku bisa membuatnya lebih banyak. Perusahaan Luna bisa membantu. Setidaknya, kita punya persiapan."
Lucas terdiam sejenak. Memikirkan ide Acrux. Situasi ini mungkin bisa berubah lebih parah.
"Tetapi kita perlu laboratorium," seru Luna.
"Soal itu. Kau akan mendapatkannya, Luna." Lucas mengingatkan.
.
.
.Di hari itu juga. Lucas pergi menyiapkan sesuatu di Moon Industry tanpa sepengetahuan Paman Max. Pria itu tidak akan kembali dalam waktu dekat.
Malamnya, Lucas baru kembali dia benar-benar terlihat kelelahan. Rumor di media sosial dari IGT bocor. Tetapi belum ada satu pihak mana pun yang mau melakukan klarifikasi.
"Kalian sedang apa?" tanya Lucas yang penasaran dengan Acrux yang sok sibuk dengan layar tab di pangkuannya.
"Dia sedang merencanakan senjata penghancur," jawab Luna yang duduk di sampingnya. "Dia sibuk sejak tadi."
"Kau sudah makan?" tanya Lucas kembali.
"Belum. Kau mau memasak apa?"
Luna pun bangkit berdiri dari sofa. Mengikuti langkah Lucas ke arah dapur. Acrux memperhatikan keduanya sesaat.
Sial! Sial! Sial!
Acrux membantin dengan kesal.
Mengapa mereka bisa secepat ini menemukan galaxy bima sakti. Apa Arkan sudah tahu lokasi ku dan meminta Scorpion untuk mengejar?
Dasar pria kurang ajar! Dia sudah mendapatkan kursi tahta dan masih ingin memburuku. Oh, sial! Andai saja aku bisa menghubungi Reana dan menanyakan kabarnya. Dia pasti merindukanku.
"Acrux? Acrux?"
Luna melambai di depan wajah pria Argian itu. Lamunan Acrux membuyar dan ia terkejut melihat wajah Luna yang keheranan.
"Kau melamun? Jangan cemas. Aku kan sudah bilang akan membantumu."
Luna kembali duduk di samping Acrux. Lalu menunjuk ke arah rancangan di dalam tab.
"Apa ini mampu kau ciptakan di sini?"
Acrux masih menatapnya. Lalu mengganguk.
"Aku sudah mempelajari konsep bumi dan seisinya. Beberapa hal memiliki konsep yang sama dengan Argian. Kau mau mempelajarinya?"
"Mengeluarkan cahaya dari telapak tangan?" tanya Luna tidak yakin. Acrux malah terkekeh.
"Itu sih tidak mungkin. Genetikmu berbeda denganku. Kecuali kau dan aku memiliki seorang anak."
Tersinggung dengan ledekan Acrux. Luna pun melemparkan bantal sofa ke wajahnya.
"Hey! Aku cuma mengatakan yang sebenarnya. Kenapa kau memarahiku?" protes Acrux yang kesal.
"Dengarkan aku. Jika Scorpion masuk menembus satelit. Radiasi yang mereka bawa akan mengganggu gelombang elektromagnetik di seluruh bumi. Bunyi dengungan yang kita dengar tadi siang itu salah satunya. Itu pun jaraknya masih di luar bumi. Bayangkan jika sudah masuk ke dalam bumi."
"Jadi?" tanya Luna yang masih tidak paham konsep fisika yang dijelaskan Acrux.
"Kita akan mengalahkan mereka menggunakan gravitasi bumi jika Scorpion berani masuk ke bumi. Untuk mencegahnya, seperti yang aku pernah bilang ... mengubah orbit bumi."
__/_/_/____
TbcAcrux kayanya pengen banget buat ubah orbit bumi ಥ⌣ಥ
#saveearth
Selamatkan bumi dari Acrux....
KAMU SEDANG MEMBACA
Garuda The Avengers ( GTA ) End
Science FictionHujan meteor jatuh di Ibukota. Itu bukan hanya sekedar hujan meteor biasa. Mereka membawa sesuatu. Seorang makhluk yang memperkenalkan dirinya sebagai Acrux A. Seorang makhluk luar angkasa dari planet bernama Argian. Datang meminta perlindungan pad...