Chapter 39 - Aiostar

73 25 8
                                    

Chapter 39
Aoistar

Di Argian. Tiap orang punya alat komunikasi yang berpusat pada sebuah bola kecil kebiruan yang terbang di tengah-tengah poros planet. Jika bumi memiliki satelit untuk alat komunikasi. Argian menggunakan Aoistar.

Aiostar sendiri adalah gabungan beberapa mineral tertentu yang memiliki kemampuan menangkap gelombang suara dan mengirimnya kembali. Kelebihannya, sinyal penerima akan selalu ada selama benda itu berfungsi. Berbeda dengan komunikasi bumi yang kadang mengalami gangguan sinyal oleh beberapa faktor.

Bahan yang digunakan pun bukan perpaduan mesin dengan penggerak seperti satelit. Aoistar lebih ke mineral alami yang memiliki kemampuan menangkap gelombang.

Reana yang tidak sengaja menerima pesan Acrux pada cincin Aoistar. Tersentak, lalu dengan panik. Menutup semua jendela dan memeriksa ke luar kamar. Dirasa sudah cukup aman. Ia pun menampilkan sebuah pesan teks yang terpampang dalam abjad Argian.

Mata amber Reana bergerak cepat membaca tiap suku kata. Lalu di akhir, dia justru tersenyum tipis. Belum sempat ia membalas pesan itu. Arkian masuk ke dalam kamar dengan alis bertaut bingung.

"Ada apa Reana? Mengapa kau mengunci diri sendirian di sini. Apa kau sakit?"

.
.
.

Acrux menjadi lebih gelisah dari pada biasanya. Dia tidak yakin, apakah Reana telah menerima pesannya atau tidak. Jika ya, apakah dia bisa membalas pesan itu tanpa sepengetahuan Arkian dan yang lainnya? Acrux tidak bisa menduga hal baik dari kedua masalah tersebut.

Mereka sudah berada di rumah. Hampir menghabiskan waktu terkurug di rumah Paman Max dan belajar. Paman Max akan segera kembali besok lusa.

Lucas berinisiatif agar mereka tidak ke perusahaan sementara waktu. Toh, Paman Max akan curiga, jika tahu mereka tampak sedang menguji coba sesuatu yang dianggap seperti sedang bermain-main.

Sejauh ini bumi masih aman. Acrux dan Leo lebih memilih mendekam di dalam rumah. Luna kadang secara diam-diam meminta Lydia untuk mengawasi sesuatu di luar sana.

Hari itu tiba, Paman Max tiba di rumah lepas langit berubah gelap. Sadr jadi orang pertama yang menyambut pria itu.

"Semuanya ada di sini?"

Paman Max tampak tidak heran dengan keberadaan tiga pria dan satu wanita di dalam rumahnya. Ia memerintahkan Luna untuk ke kamar, sementara ia ingin berbicara pada Lucas, Sadr dan Acrux.

Luna menurut. Dia naik ke atas, tetapi hanya sampai batas Paman Max tidak dapat melihat ke tangga-tangga.

"Sadr. Bagaimana perasaanmu?" tanya Paman Max sambil duduk menyilangkan kaki di atas paha.

"Luar biasa, Om," kata Sadr dengan wajah tersenyum. "Terima kasih banyak mau membantu biaya sekolahku."

Paman Max mengganguk. Lalu mengambil minum dari Lucas yang baru saja mengantarkannya dari dapur.

Para pria itu menunggu komentar Paman Max dengan suasana jantung berdebar. Ketiganya harap-harap cemas tentang menit-menit yang akan datang.

"Kau Acrux," ujar Paman Max. "Bagaimana dengan keluargamu? Apa mereka tidak mencarimu?"

Luna benar-benar tidak ingat soal ini. Dia dan Lucas belum menyusun rencana soal identitas Acrux. Sial, jika Paman Max telah mencari tahu asal-usul Acrux. Hanya masalah waktu, sampai kekacauan itu datang melanda menerpa rumah mereka seperti badai topan di Arizona.

"Aku yatim piatu," jawab Acrux. Itu informasi yang benar. Di Argian, ia dan Arkian hidup berdua tanpa orangtua mereka. Ibu, Acrux meninggal saat ia berusia 15 tahun dan ayahnya meninggalkan karena sakit setahun lalu, saat ia mengumumkan Arkian si anak sulung sebagai pewaris tunggal.

Garuda The Avengers ( GTA ) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang