Chapter 4
Misteri Hujan MeteorSetibanya Luna di dalam bilik toilet perempuan. Ia pun mulai membaca dan mendengar bagaimana Lydia menjelaskan hasil yang ia dapat.
"Jadi ... NASA dan lainnya belum mengetahui tentang Acrux?"
Ya
Sejauh ini tanggapan mereka adalah adanya kesalahan orbit pada beberapa batu meteor yang berimbas pada puluhan batu meteor yang berada di luar angkasa."Hmm."
Sejauh ini, semuanya belum tahu tentang keberadaan Acrux.
Tapi ...
Aku harap, masalah Acrux tidak kau ceritakan pada orang lain. Ini akan menggemparkan dunia."Bagaimana dengan Sadr dan Mintaka? Mereka sahabat baikku."
Semakin sedikit yang tahu. Semuanya akan baik-baik saja.
Dalam diamnya, Luna berusaha memikirkan saran Lydia. Mungkin ada baiknya jika keberadaan Acrux di rahasiakan.
Tapi sekarang Luna punya masalah. Bagaimana ia menjelaskan tentang sosok Acrux yang berada di rumahnya. Sadr dan Mintaka sama-sama tahu. Luna tak punya kerabat jauh. Keberadaan Acrux yang tiba-tiba tentu saja akan menimbulkan kecurigaan.
Setelah menghabiskan waktu cukup lama. Luna pun beranjak keluar dari dalam bilik. Tapi sebelum ia melangkahkan kakinya keluar.
Ia mendengar suara percakapan seseorang yang mendekat ke dalam toilet.
"Ayahku sibuk sejak semalam. Aku hampir kesulitan tidur karenanya.
"Alexa," batin Luna
"Apa yang di katakan ayahmu? Apa ini ada sesuatu yang terjadi dengan alien?" tanya lawan bicaranya.
Alexa tertawa geli mendengarnya
"Alien? Yang benar saja? Kau pikir mereka ada?" tukas Alexa tak percaya.
"A ... ku percaya. Berdasarkan fakta-fakta masa lalu. Semuanya bisa saja terjadi."
"Terserah kau saja. Tapi kata ayah, hari ini mereka ada rapat penting dengan Pak Presiden."
Luna mempertajamkan pendengarannya. Informasi dari Alexa mungkin sedikit membantu. Mengingat ayahnya adalah Pasukan khusus penjaga Presiden.
"Tentang apa?"
"Gak tahu. Ayahku tidak bilang apa-apa. Itu bukan urusan kita mengurusi luar angkasa. Tugas kita sekarang adalah belajar."
Alexa merapikan sedikit riasannya di depan cermin. Setelah merasa cukup puas. Ia pun melangkah pergi meninggalkan toilet.
"Kau dengar itu?" bisik Luna pada Lydia.
Tentu saja
"Kau tahukan maksudku?"
Akan kuselidiki rapat itu.
"Baiklah."
Pintu bilik pun terbuka. Dan Luna pun melenggok pergi meninggalkan toilet.
🛰🛰🛰
Luna tidak tahu, mengapa Sadr dan Mintaka tiba-tiba merencanakan untuk bermain di rumahnya.
Jika biasanya Luna dengan senang hati mengiyakannya. Maka tidak dengan hari ini.
"Gak bisa hari ini. Sorry," ucap Luna dengan wajah penuh penyesalan.
"Kenapa?" tanya Sadr dengan nada kekecewaan.
"Emm ... hari ini aku mau tidur siang hingga sore."
"Tak masalah. Kami akan bermain tanpa membangunkanmu," ujar Mintaka.
"Tidak bisakah kalian datang di hari lain?" tawar Luna
"Walaupun sepertinya sama saja." batin Luna. "Acrux akan tetap ada di rumah."
Sadr dan Mintaka saling pandang satu sama lain.
"Untuk hari ini. Aku pengen sendiri. Tak apa kan?" pinta Luna. Ia harap Sadr dan Mintaka tak curiga padanya.
"Emm ... baiklah," seru Mintaka pada akhirnya. " Besok kami akan ke sana."
Sadr mengganguk setuju. Luna tidak tahu, apakah besok ia memiliki alasan yang cukup bagus atau tidak untuk menolah kedatangan sahabatnya.
Ketiganya pun, akhirnya berpisah di depan gerbang sekolah. Sadr melanjutkan perjalanan pulangnya dengan motor matic kesayangannya. Dan Mintaka ia pulang bersama angkot. Sedangkan Luna, ia harus menggunakan jasa ojek online.
🛰🛰🛰
Di waktu yang sama dengan perbedaan waktu yang sangat berbeda antara benua Asia dan Benua Amerika.
Presiden Amerika Serikat Mr. Howard Cruise mengadakan rapat penting di Pentagon bersama beberapa pimpinan mileter negri Paman Sam.
"Aku ingin tahu. Apakah insiden tadi malam berkaitan dengan faktor alam. Atau sesuatu yang berkaitan dengan dunia angkasa." Tanpa membuang waktu Mr. Cruise langsung membuka rapat.
Semua orang melayangkan pandangan matanya pada seorang pria ber-jas putih panjang yang sedang berdiri di depan meja rapat.
Kepalanya botak tengah. Wajahnya agak sedikit bulat. Ia terlihat sedikit gemeteran untuk berbicara di depan orang nomor satu di Amerika.
Di saku kirinya terdapat papan pengenal bertuliskan Mr. Edward Potter. Kepala Divisi Laboratorium.
Orang-orang di laboratorium antariksa memanggilnya Tuan Potter.
"Berdasarkan pengamatan kami dari Satelit AL05. Rombongan batu meteor muncul dalam radius yang sangat jauh dari sistem tata surya kita." Nada suaranya terdengar gugup.
Setelah mengatur napas. Ia pun kembali melanjutkan penjelasannya pada layar PowerPoint.
"Kecepatan meteor yang menghantam bumi. Berada di ambang batas kecepatan cahaya."
"Ambang batas?" gumam Howard Cruise dengan terkejut.
"Artinya kecepatannya melebihi alat ukur yang ada," tukas Tuan Potter dengan cepat. Beberapa gumaman mulai terdengar saling bersahutan.
"Karena kecepatan jatuhnya yang sangat cepat. Kamera satelit kesulitan memotret objek secara mendatail. Tapi untuk satu hal. Kami menemukan keanehan pada pola meteor yang terjatuh."
Semua orang mulai menatap lebih serius pada Tuan Potter
"Gerakan meteor tersebut seolah tertarik atau dikendalikan oleh sesuatu," ungkapnya cepat. Nada suaranya terdengar semangat saat menjelaskan hal ini.
"Bagaimana dengan material yang terjatuh ke bumi?" tanya Howard Cruise
"Saat ini, kami sedang mengimput seluruh data dari semua titik jatuhnya meteor. Butuh waktu 1-2 minggu untuk menganalisis semua sampel dari seluruh dunia."
Sang ilmuwan pun menelan Salivanya dengan sesak. Setelah menjelaskan semuanya pada sang Presiden.
Bagi Tuan Edward Potter. Tak pernah terbayangkan olehnya. Bahwa suatu saat ia akan berada jauh dari rumah.
Berada dalam Pentagon serta di kelilingi oleh orang penting di Negrinya sendiri. Ia pun menarik napasnya dalam-dalam. Dan di hembuskan secara perlahan-lahan.
Para Jenderal dan Mentri saling berdiskusi masing-masing pada teman sebangku mereka. Sedangkan Pak Presiden sendiri, tampak kasak kusuk dengan seorang pria berjas hitam yang berdiri tegak di sampingnya.
Sang ilmuwan pun mengerocek saku jas lab-nya secara diam-diam. Ia memiliki sebuah pesan masuk beberapa menit yang lalu. Saat ia menjelaskan di depan Pak Presiden.
Dengan gerakan sembunyi-sembunyi. Ia pun menekan tombol baca pada pesan masuk tersebut.
Dari : Anonim
10 sampel yang berhasil di kumpulkan. Hasilnya 99,99% mirip dengan yang ada dalam penelitian Mr. Aditya.
____////_____//___
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Garuda The Avengers ( GTA ) End
Science FictionHujan meteor jatuh di Ibukota. Itu bukan hanya sekedar hujan meteor biasa. Mereka membawa sesuatu. Seorang makhluk yang memperkenalkan dirinya sebagai Acrux A. Seorang makhluk luar angkasa dari planet bernama Argian. Datang meminta perlindungan pad...