1

40.7K 2.3K 71
                                    

"Sekuat apapun engkau berjuang, jika dia bukan untukmu, maka dia tidak akan pernah  menjadi milikmu."

- Adeeva Abriana Utama -

🦋🦋🦋

Deva POV

Pagi ini aku melangkahkan kakiku memasuki sebuah ballroom hotel berbintang 5 di pulau Bali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini aku melangkahkan kakiku memasuki sebuah ballroom hotel berbintang 5 di pulau Bali. Ketika aku masuk semua pandangan orang orang mengarah padaku. Ya, aku seharusnya menjadi ratu dua hari satu malam untuk  pernikahanku dengan Lionel Ananta, pacar yang telah kupacari 15 tahun lamanya. Bahkan unpaid leave selama 2 bulan telah di setujui oleh Manager HRD pusat Kawindra Group di Jakarta.

"Kasian ya si Deva, sudah nemenin dari 0 malah di tinggal selingkuh sama sodara sendiri pula."

"Kalo gue jadi Deva sudah gue santet ini pasangan laknat."

"Bisa-bisanya Lionel tega ke Deva, padahal Deva sempurna banget BBB* nya." (*bibit bebet bobot)

"Mas Galih beneran bagus didik anak, bisa berlapang dada kaya Deva gini, semoga saja Deva dapat pengganti yang lebih."

Berbagai suara di sebalah kanan dan kiriku sudah masuk ke telingaku dan di teruskan ke dalam hatiku lalu dialirkan melalui saluran air mataku. Ingin aku bertahan tanpa menangis sedikitpun tapi susah, aku tak sanggup. Cobaan ini terlalu berat untukku.

Demi pernikahan impianku dengan Lionel aku telah menabung bersamanya sejak kami berusia 20 tahun hingga kami
hampir mampu mewujudkan impian kami bersama, tapi ternyata jodoh itu rahasia Ilahi. Manusia boleh berencana, namun tetap Tuhan menjadi penentu utamanya.

Dua minggu lalu saudara sepupu mamaku. Tante Esti datang ke rumahku sambil menangis memohon mohon agar aku memutuskan Lionel karena Lionel menghamili anaknya yang bernama Sekar. Aku tidak langsung percaya. Aku tanyakan pada Lionel waktu itu.

"Babe, apa benar kalo kamu menghamili Sekar?" tanyaku waktu itu ketika aku bertemu dengannya di salah satu cafe.

Lionel tidak menjawab, hanya tertunduk lesu di hadapanku, bahkan kopinya pun tidak ia sentuh dari tadi.

"Sayang, apapun yang aku jelaskan nanti, aku harap kamu tidak akan meninggalkan aku, karena aku enggak bisa hidup tanpa kamu."

Aku memandangnya dalam tanpa mengatakan apapun. Aku berusaha mencari menyelami setiap perkataannya namun sayangnya aku tidak bisa tenggelam begitu saja hanya dengan buaian kata-kata manisnya.

"Pernikahan kita kurang dari dua minggu lagi. Undangan sudah di sebar dan aku tetap mau menikahi kamu. Kamu pacar aku selama 15 tahun, sejak kita kelas 1 SMP dan aku cuma mau nikah sama kamu. Apapun akan aku lakukan supaya kita tetep bisa nikah."

"Kamu belum jawab pertanyaan aku. Apa kamu menghamili Sekar?"

Lionel menarik nafas dalam dalam  seolah seluruh oksigen di cafe ini masih kurang baginya.

"Itu semua kesalahanku Dev, karena aku tidak bisa mengontrol konsumsi alkohol ketika aku meeting di Singapore."

1 pisau tertancap di hatiku kali ini atas kalimat yang Lionel kemukakan.

"Aku bertemu Sekar di loby hotel, entah bagaimana caranya aku bisa bersama dia malam itu. Kami tidur bersama secara tidak sengaja."

Pisau ke 2 menancap dengan amat sangat tepat di pusat jantungku atas pengakuannya.

"Lionel, kamu tau kan, kalo hanya tidur itu tidak akan membuat Sekar hamil? kamu pasti silaturahmi kelamin dengan dia hingga dia bisa hamil."

"Dev, apapun itu, semuanya kesalahan, kalo itu anakku, aku akan bertanggung jawab, tapi aku tetep akan nikahi kamu bukan Sekar."

"Tapi aku enggak bisa nikah sama kamu."

"Dev, demi keluarga kita semua yang sudah mengharapkan kita menikah sejak kita kuliah di Jerman bersama. Aku enggak mau mengecewakan mereka."

"Kamu sudah mengecewakan mereka, terlebih aku Lionel, bahkan kamu tidak bisa menahannya padahal kamu sudah bisa menahan 15 tahun dengan kita berpacaran secara sehat."

"Dev, kamu enggak ingat perjuangan kita selama ini?"

"Sekuat apapun aku berjuang, kalo kamu bukan untukku, kamu tetap tidak akan pernah menjadi milikku, Lionel. Dan sekarang sudah terbukti."

Tiba tiba suara Nada dari arah samping ballroom memanggilku dari mengingat kejadian itu.

"Dev, sini buruan!"

Aku berjalan menghampirinya, "ada apaan?"

"Gawat, si Lionel nggak mau nikahin Sekar kalo lo juga enggak punya pendamping. Dia tetep maunya nikahin lo bukan Sekar."

Rasanya mataku ingin copot dari tempatnya.

"Serius lo?"

"Serius gue, lo tau kan mantan pacar lo itu gimana?"

Aku tau maksud Nada, mantan pacarku itu terkenal nekad dan keras kepala, hanya padaku saja dia 'jinak' dan mau menuruti apapun kemauanku, dia akan ikuti dan turuti. Lionel adalah Bucin sejatiku selama 15 tahun ini.

"Terus sekarang gimana?" Tanyaku panik sambil memegangi lengan Nada.

"Kasian si Sekar kalo enggak jadi nikah Nad."

"Bentar gue telepon Salma, dia masih di hotelnya, siapa tau dia punya solusi."

🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋

#DeFabian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang