"Sehancur apapun kamu saat ini, percayalah itu akan berlalu dan kamu akan tersenyum ketika mengingatnya kembali suatu saat nanti."
- Adeeva Abriana Utama -
🦋🦋🦋
Deva POV
Pagi ini adalah hari Sabtu dimana jadwal kami semua akan berkumpul, apalagi Robert sedang berada di Indonesia. Perbedaan dulu dan sekarang ketika kami berkumpul adalah bila dulu hanya kami berempat, maka kali ini, kami telah membawa buntut kami masing-masing. Siapa sangka, aku justru memiliki anak paling banyak. Salma dengan dua anak laki-lakinya, Alano Otello Alexander dan Xaverio Omero Alexander. Nada dengan anak kembarnya Galendra Nawasena Widiatmaja dan Edelweis Sashikirana Widiatmaja. Sedangkan Robert? Sampai saat ini ia belum memiliki anak, maklum lah masih pasangan baru dan sedang menjalankan misi kemanusiaan di benua Afrika bersama pasangannya.
"Enzo, Enzy, Nef, ayo, kita berangkat," teriakku dari lantai satu.
"Ya, Ma," suara Enzo dan Enzy terdengar tidak kalah berteriak.
Aku membalikkan tubuhku menghadap ke arah tangga, terlihat kedua anak kembarku yang semakin besar semakin Fabian banget, emaknya? Hanya dijadikan kost-kostan selama 7 bulan tanpa ada yang menurun kepada mereka walau mereka cukup tinggi untuk anak seumurannya. Ini yang aku syukuri, mereka tidak akan kecil mungil sepertiku.
Walau berbeda rahim, tapi orang kadang tidak akan percaya jika aku mengatakan mereka bukan kembar, usianya selisih dua Minggu dan bukan kembar identik.
Satu-satunya yang mirip mereka adalah keimutannya. Walau usia mereka hampir 5 tahun, orang melihat wajahnya akan beranggapan mereka berusia 3 tahunan.
Kadang aku ingin menangis jika melihat Nef yang lebih suka sesuatu berbau cewek banget, mungkin karena Fabian selalu memberikannya hal-hal berbau pink, yang membuatku mabuk warna pink sejak Nef lahir. Bahkan ketika aku mendandaninya ala anak tomboy namun tetap imut saja, Fabian akan menatapku dengan nyureng. Karena itu, aku biarkan saja Nef berdandan feminim sesuai selera Papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#DeFabian (END)
ChickLitSetelah 15 tahun bersamanya, dan tiba tiba aku harus kehilangan dia, aku seperti kapal yang sedang oleng. Mencoba bertahan dan mewarnai hidupku kembali tanpanya sungguh perjuangan yang tidak mudah. Ketika aku sudah menemukan ketenangan hidup, kenapa...