25

12.2K 1.4K 50
                                    

"Aamiin kan semua do'a baik orang lain untuk kita, siapa tau di ijabah oleh Tuhan."

- Fabian Alaric Kawindra -

🦋🦋🦋

Fabian POV

Sabtu ini aku memenuhi tantangan Lionel untuk menemani Deva ke acara empat bulanan Sekar yang diadakan di Semarang.
Kalo Lionel pikir aku tidak akan memenuhi tantangannya, maka dia salah besar, karena aku akan dengan senang hati melakukannya, bahkan andai bisa meminta, aku akan meminta setiap hari saja. Kapan lagi Deva akan bermanis manis, lemah lembut padaku jika bukan saat seperti ini.

Pagi ini aku sudah mengapeli Deva dengan Bugatti Veyron hitamku dan tenyata Deva telah menunggu di luar dengan Dress Biru lengan panjang kotak kotak berbalut stocking panjang warna hitam. Penampilan Deva kali ini cukup sopan, simpel dan elegan. Aku pastikan jika aku tidak akan membuatnya malu ketika dia menjadi pasanganku nanti dia cara empat bulanan Sekar.

 Aku pastikan jika aku tidak akan membuatnya malu ketika dia menjadi pasanganku nanti dia cara empat bulanan Sekar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, Dev," sapaku ramah padanya.

"Hai."

"Sudah siap berangkat?"

"Sudah."

"Eyang nggak mau ikutan?"

"Mobil Bapak, kan, egois, nggak cukup kalo bertiga."

"Aku ganti mobil bentar ke rumah kalo eyang mau ikut."

"Nggak usah, nggak ikut kok, soalnya dari kemarin lagi diluar kota."

"Oh ya sudah, kita bisa berangkat sekarang?"

Deva hanya menganggukkan kepalanya, kemudian aku dan Deva berjalan menuju ke mobilku. Ketika kami telah di dalam mobil dan aku melajukan mobilku menuju arah Magelang mau tidak mau aku menanyakan kepada Deva alamat Sekar dan Lionel.

"Dev, alamatnya Lionel sama Sekar di daerah mana?"

"Dekat jalan pemuda."

"Okay. Mau lewat Tol atau nggak kita nanti?"

"Nggak usahlah, masih pagi juga."

"Okay"

Aku tidak tau apa yang Deva lakukan dengan HP-nya hingga ia lebih memilih mengacuhkan diriku dan fokus pada Handphonenya. Setelah sekitar setengah jam ia tertawa tawa tidak jelas, kini ia masukkan HP miliknya ke tas dan membuat posisi nyaman untuk tidur.

Jika aku tidak bucin padanya, aku tidak akan sudi menjadi supir pribadinya yang hanya ia cuekin dan  justru ditinggal tidur sendiri seperti ini. Tapi mending seperti ini juga sih, daripada dia bangun dan hanya bisa berdebat denganku.

Ketika aku memasuki kawasan Lawang Sewu aku bangunkan Deva.

"Dev, kita sudah dekat jalan Pemuda, ke arah mana?"

#DeFabian (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang