"Kehadirannya merubah kehidupanku."
- Fabian Alaric Kawindra -
🦋🦋🦋🦋🦋
Fabian POV
Aku dan Deva menatap dokter kandungan di depan kami yang terlihat shock ketika memeriksa Deva. Katanya setelah 20 tahun menjadi dokter kandungan baru kali ini dirinya menemukan kasus uterus didelphys di depan matanya. Bahkan lebih mencengangkan lagi kedua rahim Deva terisi janin tetapi tidak di sebut kembar karena mereka memiliki umur yang berbeda. Bahkan kemungkinan yang harus kami hadapi adalah Deva melahirkan bayi prematur dan berat badan bayi di bawah normal.
"Janin di kandungan ibu Deva berusia 7 Minggu dan 5 Minggu."
"Apa itu mungkin membuat mereka tidak bisa lahir bersamaan, dok?" Tanyaku pada dokter Nyoman.
Dokter Nyoman hanya tersenyum seolah mencoba memberikan kami ketenangan.
"Kita lihat perkembangannya. Saran saya ibu Deva bedrest total karena kondisinya ini memiliki resiko tinggi."
"Baik, Dok," jawabku dan Deva bersamaan.
Setelah itu, aku dan Deva keluar dari ruangan dokter Nyoman. Walau kami bahagia dengan kehadiran kedua calon anak kami di rahim Deva yang kami belum ketahui jenis kelaminnya, setidaknya aku sudah berjanji kepada diriku sendiri untuk meliburkan diri menerima jatah nafkah batin dari Deva. Sejujurnya aku tidak bisa membayangkan hal buruk yang akan terjadi pada anak- anakku jika aku menjamah ibu mereka yang memiliki resiko tinggi untuk mengalami keguguran.
Sesampainya di kamar, aku mengajak Deva untuk berbicara serius berdua.
"Dev?" Panggilku padanya.
"Ya?"
"Aku harap kali ini kamu bisa menuruti semua perintah dokter."
Deva hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
"Terus kita mau stay di sini atau pulang?" Tanya Deva padaku.
"Sementara di sini dulu ya? Nanti kalo kamu mau ketemu teman-teman kamu, mereka aja suruh ke sini."
"Emang mereka mau?"
"Pasti mau apalagi kalo gratisan. Robert sih pasti semangat."
"Ya sudah, aku mau ke kamar mandi dulu."
"Wait, wait, wait. Kita kasih kabar ke Mama dulu," kataku pada Deva sambil mencekal tangannya.
Aku melihat Deva menghela nafasnya namun ia mau menuruti keinginanku.
"Buruan," katanya sambil duduk kembali di sofa.
Aku segera melakukan video call ke Mama. Tidak lama, wajah cantik mama yang awet muda sudah muncul di layar handphoneku.
"Hai, two love birds. I Miss you," kata Mama kepada kami berdua tersenyum.
"Ma, Mama lagi sibuk nggak?"
"Nggak sih, baru selesai meeting. What happened?"
"Ma, aku sama Deva mau bilang kalo sebentar lagi Mama bakalan punya cucu," kataku kepada Mama yang membuat Mama terdiam dan sedikit bengong hingga akhirnya aku mulai khawatir.
"Ma, Mama nggak pa-pa kan?" Tanyaku tiba-tiba.
"Ah, iya Mama baik-baik saja. Dev, beneran kamu bakalan kasih mama seorang cucu yang lucu?" Kata Mama setelah ia menapaki dunia nyata kembali dan wajahnya terlihat bahagia bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
#DeFabian (END)
ChickLitSetelah 15 tahun bersamanya, dan tiba tiba aku harus kehilangan dia, aku seperti kapal yang sedang oleng. Mencoba bertahan dan mewarnai hidupku kembali tanpanya sungguh perjuangan yang tidak mudah. Ketika aku sudah menemukan ketenangan hidup, kenapa...