"Antara mudah bahagia, sedih dan terharu. Semua bercampur menjadi satu. Selama hamil aku jadi mudah merasa seperti ini."
- Adeeva Abriana Utama -
🦋🦋🦋
Deva POV
Setelah memasuki usia kandungan 13 minggu akhirnya aku pulang ke Jogja. Pulang ke rumah kami yang sudah hampir dua bulan tidak di tinggali. Sesuai instruksi Robert, aku memang harus bedrest total, sayangnya Fabian tidak mempercayai istrinya sendiri sehingga ia mengirimkan Mama Joanna dan sahabatnya, Keiza Anindita, yang biasa di panggil Anin untuk tinggal di rumah kami. Itu semua ia lakukan karena dirinya memiliki jadwal yang cukup padat sehingga harus sering meninggalkan diriku sendirian di rumah.
"Dev, kamu nggak usah turun dari ranjang. Pakai pispot saja."
Oh my God, Mama Joanna memang sangat luar biasa membuatku stress dan gila dengan semua bentuk perhatiannya. Bahkan aku harus memakan makanan sehat seperti dirinya. Sehat versi Mama mertuaku tentu saja berbeda dengan para Mama mertua orang lain. Setiap pagi aku harus mengkonsumsi buah dulu sebelum sarapan. Tidak ada nasi kucing, soto lenthok, apalagi bubur ayam. Selama tinggal dengannya makananku benar-benar makanan sehat yang tidak di goreng dengan minyak sawit tentunya. Benar-benar deh Mama mertuaku ini. Namun untungnya ada Tante Anin yang betul-betul mengerti diriku. Setiap Mama Joe pergi keluar, ia selalu menemaniku dan memperbolehkan aku melakukan apa saja, termasuk makan nasi Padang, nasi kulit, bahkan mie ayam. Rasanya ingin tukar saja Mama mertuaku dengan Tante Anin.
Sayangnya jangankan anak, Tante Anin saja belum menikah di usia yang sudah matang ini. Padahal ia cantik, walau suaranya sedikit ngebass seperti laki-laki. Mungkin karena dirinya adalah seorang perokok walau tidak terlalu sering. Aku beberapa kali memergokinya merokok di belakang rumah.
"Iya, Ma," jawabku singkat pada Mama Joanna. Setelah ia keluar, aku melihat Tante Anin yang memintaku untuk ke toilet saja dan ia akan memastikan keadaan ini aman.
Ah, pokoknya Tante Anin is the best.Beberapa saat kemudian setelah aku selesai buang air kecil, aku segera mandi karena ketiga temanku akan berkumpul disini. Tentu saja aku tidak akan melewatkan momment di mana Mama mertuaku pergi selama dua hari sejak siang ini hingga besok. Aku akan hidup dengan bebas, walau ada Tante Anin dirumah.
"Assalamualaikum," suara yang tidak asing dari bawah terdengar dan aku segera keluar kamar. Ketika aku melihat kebawah ternyata ketiga manusia absurd telah datang ke rumah dan sedang berbicara dengan Tante Anin, aku hanya bisa tersenyum melihatnya. Setelahnya aku segera turun dan menyapa Nada, Robert dan Salma.
Tanpa banyak menunggu, kami segera menuju ke halaman samping, sedangkan Tante Anin kembali ke kamarnya di lantai dua.
"Dev, do'i siapa?" Tanya Salma padaku.
"Lo sudah kenalan kan? Namanya Tante Anin, sahabatnya emak mertua gue."
"Belum cocok jadi Tante, masih muda, cantik, anggun, sempurna malah," kata Nada sambil mencomot kue cubit yang ada di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
#DeFabian (END)
ChickLitSetelah 15 tahun bersamanya, dan tiba tiba aku harus kehilangan dia, aku seperti kapal yang sedang oleng. Mencoba bertahan dan mewarnai hidupku kembali tanpanya sungguh perjuangan yang tidak mudah. Ketika aku sudah menemukan ketenangan hidup, kenapa...