Bagian Ke-tigapuluh Tujuh :: Asal-usul Kebencian

113 40 3
                                    

Lyodra - Kalau Bosan

Playing Now!

_____________________

"Bayu, bisa ikut saya sebentar?"

Kegiatan Bayu dalam mengetik sebuah kalimat di papan keyboard mendadak berhenti karena kedatangan seorang manager perusahaan yang kini sedang berbicara dengannya.

Bayu menyahut, "Bisa, Pak."

Kemudian, Bayu mengikuti langkah managernya berpijak di belakang dan sampailah mereka di sebuah ruangan yang letaknya berada di lantai empat perusahaan. Ruangan itu merupakan tempat yang dikhususkan untuk seorang manager bekerja.

Sang manager kemudian berjalan mendekati tempat duduknya, menekan salah satu tombol di papan keyboard MacBook Pro yang tergeletak di atas meja kerjanya dengan jari telunjuk.

Pandangan Bayu beralih pada sebuah tayangan video yang sedang berputar di sebuah dinding yang bercat warna putih.

"Jadi benar kamu yang melakukannya?!" Si manager mengintrogasi Bayu.

Bayu tergagap saat hendak menjelaskan yang sebenarnya. Di saat Bayu hendak menjelaskan kejadian yang sebenarnya kepada sang manager seorang laki-laki yang merupakan rekan kerjanya Bayu secara tiba-tiba muncul itu memperkeruh keadaan. Setiap kata-kata yang terlontar dari mulut si provokator lantas mempengaruhi pikiran sang manager.

"Mulai hari ini jangan pernah kamu menginjakkan kaki di kantor saya! Karena kamu saya pecat."

Bayu terkejut bukan kepalang dengan perkataan manager barusan. "Tapi, Pak, bukan saya yang melakukannya, saya dijebak."

"Maling emang gak ada yang mau ngaku," kata seorang pria yang berusia sebaya dengan Bayu dengan melipat kedua tangannya di depan dadanya yang bidang. "Kalau ngaku pun penjara udah penuh."

Seorang manager menatap tajam wajah Bayu. "Saya benar-benar tidak menyangka sama kamu, Bayu. Padahal, saya udah sangat percaya sama kamu. Tapi nyatanya kebaikan saya malah kamu khianati."

"Demi Allah saya di jebak, Pak," jelas Bayu menyakinkan manager nya agar percaya dengan perkataannya. Namun sayang sekali, si manager tetap kukuh pada pendiriannya.

Sang manager menyahut, "Di jebak bagaimana? Udah jelas-jelas gambar di CCTV kamu yang ngambil uang perusahaan."

"Saya gak mau tahu kamu harus mengganti semua uang perusahaan yang udah kamu ambil! Apabila kamu tidak bisa menggantinya kamu akan saya masukkan ke dalam penjara."

Selesai berujar, sang manager berjalan ke arah pintu keluar. Kini Bayu dibuat bungkam dengan seribu bahasa. Kepergian sang manager keluar ruangan lantas membuat Bayu berpikiran yang aneh-aneh saat kepalanya menoleh ke arah teman rekan kerjanya yang masih berada di dalam ruangan itu. Timbullah kecurigaan pada seseorang tersebut di benak Bayu.

"Apa jangan-jangan lu ada sangkut pautnya sama kejadian ini?" tanya Bayu. "Jawab Zaidan?!"

Zaidan tersenyum sungging. "Kalaupun iya kenapa?! Kaget ya kalau gue yang ngelakuin ini semua."

Bayu benar-benar tak habis pikir dengan perkataan sahabatnya barusan. Orang yang dianggap baik ternyata adalah orang yang membahayakan. Seperti sebuah pepatah mengatakan musuh dalam selimut.

"Kita kan sahabatan dari SMA, Dan. Masa iya lo tega ngancurin temen lu sendiri?"

"Asal lo tahu, Bayu Anggara, semenjak lo naik jabatan kita udah jadi musuh."

AZKA SEGERA TERBIT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang