Bagian Ketiga puluh :: Cinta Sejati

135 41 15
                                    

Masih gak percaya gue bisa menuntaskan buat nulis chapter ini. Setelah berlama-lama mencari mood buat nulis akhirnya bisa update juga huahhh seneng rasanya😭😭😭

Quote ;

Katanya cinta sejati, tapi kok gak konsisten sama hubungannya.

*******

Alfian berjalan ke dalam kelas sambil membawa kantong plastik besar yang berisi banyak minuman gelas.

Keadaan kelasnya Alfian sangatlah ricuh, wajar, karena ini adalah jam kosong. Jam yang disukai oleh seluruh murid, bukan?.

Kata ketua kelas guru yang seharusnya sekarang mengajar di kelas mengambil cuti. Kesempatan emas bagi mereka terutama pada anak laki-laki yang selesai bermain futsal mereka langsung menghilangkan dahaga karena tenggorokan yang dirasakan sudah lama mengering.

"Lo beli minumannya di kantin apa beli di Ujung Kulon si? Lama bener dahh," cibir Zein tak tahu diri. Sudah dibelikan minuman banyak maunya. Adakah teman kalian yang seperti ini?

"Kalau misalnya gue lagi sekarat terus nyuruh lu beliin obat bisa mati duluan gue," lanjut Zein.

"Bacot lu." Diletakkannya plastik besar oleh Alfian ke atas mejanya Kemal. Lamanya Alfian membeli minuman di kantin itu karena disebabkan mampir terlebih dahulu ke toilet untuk membuang hajat sebelum Alfian pergi ke kantin sekolah.

Belum sampai lima menit minuman yang berada di sana sudah ludas diminum oleh mereka. Bahkan ada dua orang yang tidak kebagian minuman. Seharusnya satu orang mendapati satu gelas minuman namun karena adanya orang yang tamak—mengambil minuman lebih dari satu ataupun lebih dari satu mereka jadi berseteru.

"Niko ngambil empat dih. Pantesan minumannya cepat habis," ucap Danzo menuding.

"Apaan, anjing, gue aja ngambil dua," sahut Niko tak terima.

"Terus yang ada dikantong celana lu apaan, Bambang!" Leon yang berdiri di belakang Niko menepuk sebelah pundak Niko. Niko hanya terkekeh meresponnya.

"Bisa aja ngelesnya kaya bajai."

Perkataan Azka sontak membuat tawa di sana. Brian, Danzo, dan yang lainnya tertawa terbahak-bahak sampai tak berhenti.

Hari-hari suasana kelas XII IPA 3 memang seperti itu. Suasana kelas yang menyerupai pasar malam. Ramai, gaduh, dan sangat berisik apalagi saat di jam kosong seperti ini. Bisa di pastikan, setelah lulus sekolah nanti mereka akan sangat merindukan suasana seperti itu, bukan?

Kringgg ....

Bel pulang sekolah berdering seantero sekolah. Di lorong-lorong sekolah perempuan yang bentuk rambutnya sedikit berbeda dari biasanya sangat antusias saat memijakkan langkahnya di sana. Bukan menjadi hal yang aneh bagi dua temannya Dinda, dan Fera. Semenjak pacaran dengan Azka kelakuan temannya memang berubah seratus delapan puluh derajat. Menjadi wanita bucin. Bahkan Sonya yang diketahui garang sekarang dinobatkan oleh kedua sahabatnya Dinda dan Fera bahwa Sonya menjadi ratu bucin.

Sonya bertemu dengan Azka di depan kelas. Saat itu Azka baru saja keluar dari dalam kelasnya.

Dinda dan Fera pergi menyisakan Azka dan Sonya. Mereka sengaja melakukan itu agar tidak merecokinya.

"Gimana belajarnya?" tanya Sonya.

"Ya begitulah, Sayang." Azka merangkul sebelah pundak Sonya dengan tangannya sambil berjalan beriringan di koridor sekolah.

"Tadi belajar apa aja?" Giliran Azka yang memberikan perhatian pada Sonya.

"Matematika wajib, Bahasa Inggris sama SBK," Sonya menceritakan semuanya pada Azka. "Kamu disuruh buat kerajinan dari botol bekas nggak? Tadi guru SBK kasih tugas itu."

AZKA SEGERA TERBIT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang