Bagian Lima : Grand Duke, kamu idiot!

33.6K 4.5K 431
                                    

"Ya- Oh My! Yang Mulia Grand Duke, apa yang terjadi dengan anda?" Manuel baru saja ingin menyambut Sean yang baru saja menginjakkan kaki di Mansion sebelum akhirnya memekik begitu melihat bekas memar di pipi dan luka di dahinya.

Seumur-umur bekerja bersama dengan keluarga Erhad, Grand Duke yang ia kenal sedari kecil ini tidak pernah terluka, sekalipun ada, wajahnya yang tampan selalu luput dari goresan benda apapun. Tapi hari ini, wajahnya seperti baru saja terkena tinju.

Apakah ini artinya, ada orang yang bisa menandingi kekuatan Grand Duke?

"Apakah anda baru saja melawan sekomplotan bandit berpengalaman? Ataukah pada akhirnya ada orang yang lebih kuat dari Anda telah datang?" Manuel bertanya dengan panik.

Manuel agaknya tidak mampu untuk membayangkan betapa kuatnya seseorang yang dapat melukai tubuh Sang Tuan, terlebih lagi dibagian wajah. Apakah itu sekuat Legenda Ozeir yang menaklukan hampir seluruh daratan dunia sebelumnya? Jika iya, maka kekaisaran dalam bahaya. Tuannya adalah orang terkuat di kekaisaran dan merupakan pilar pertama yang harus ditembus musuh untuk menghancurkan Kekaisaran.

Jika tuannya saja babak belur seperti ini, bagaimana dengan nasib kekaisaran?

Sean mengernyit mendengar kata-kata Manuel. "Tidak."

"Lantas? Bagaimana bisa Tuan terluka seperti ini? Apakah anda baru saja di kroyok pasukan elite Negara Gallium?" Manuel mengalami serangan panik. Ia ingat bahwa Negara Gallium baru saja ditaklukkan oleh Tuannya dan mungkin saja mereka melakukan gerakan balas dendam diam-diam.

Sean hanya menatap Manuel Malas. Ia melepaskan mantel dan memberikannya pada Manuel yang masih sibuk berpikir dengan cemas. "Enyahkan semua pemikiran burukmu itu. Tidak ada Pasukan Elite Gallium, aku sudah memusnahkan semuanya."

Manuel lega mendengarnya. Namun, masih ada tanda tanya besar yang tersisa di otaknya. "Lalu, mengenai luka di wajah Tuan...."

Sean berdecak kesal atas kata-kata Manuel. Sejenak, rasa kesal menerjangnya begitu ia mengingat apa yang baru saja ia dapatkan dari tunangannya.

Ah tidak, bukankah mereka sudah putus sekarang?

Melegakan, akan menyenangkan melewati hari tanpa kebisingan Evelyn dan surat cinta yang menumpuk di meja kerjanya. Putusnya hubungan mereka adalah apa yang Sean inginkan sedari dulu. Berjalan bersama dengan Evelyn membuatnya tidak nyaman. Perempuan itu ganas dan agresif begitu menyangkut dirinya. Hidup tanpa Evelyn di sisinya akan menjadi anugerah yang luar biasa.

Ya, seharusnya demikian. Namun, mengapa Sean merasa kesal?

"Jangan berpikir macam-macam. Tidak ada orang yang lebih kuat dari aku." Sean akhirnya memutuskan untuk mengurangi kekhawatiran kepala pelayan manor Erhad.

"Kemudian, darimana anda mendapatkan luka-luka itu, Yang Mulia?" Manuel berbicara khawatir sembari menyuruh pelayan untuk membawakan obat merah.

"Ini karena ulah Evelyn." Wajah Sean dipenuhi oleh rona merah karena kesal. Bukankah ini adalah sebuah penghinaan?

Evelyn dengan berani melemparkan sepatu berhak dan menamparnya di depan Mansion Andor. Bahkan dia dengan berani mengutuknya di depan banyak orang. Apa-apaan dengan menyuruhnya untuk mati?

Barangkali Sean harus menegur Duke Blumaz agar lebih baik dalam mendidik Putri Bungsu mereka. Betapa tidak sopannya seorang Wanita Bangsawan tinggi dalam berprilaku. Hal-hal demikian hanya akan membawa sentimen negatif masyarakat.

Mata merah Sean berkobar dipenuhi oleh dendam dan dengki. Tidak cukup dengan mengganggunya, Tuan Putri Blumaz bahkan dengan berani mempermalukannya.

Male lead, Get away from me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang