Bagian Dua Puluh Empat : Joan Alleyster

12K 1.6K 35
                                    

Aku senang memberikan tamparan, untuk pemeran utama wanita kita yang tercinta. Ini bukan hanya perkara dendam, melainkan mengenai rasa jengkel atas apa yang aku lihat hari ini mengenai Clara.

Kesan pertamaku padanya begitu buruk. Ia berkata bodoh dan tidak mampu mengerti situasi. Ditambah bodohnya lagi, ia menyebut namaku berulangkali hingga membuatku risih setengah mati. Agaknya, Clara terlalu termakan cerita dongeng yang selalu dibela seperti Cinderella bila tersakiti. Namun Clara, kau salah tempat. Tempat yang kau datangi adalah sarang serigala yang siap menerkam apabila kau membuat kesalahan setitik debu.

Aku masih terbayang perasaan puas begitu melihat wajahnya pucat pasi termakan tekanan yang kami berikan. Pada akhirnya, ia hanya mampu mengucap kata maaf dengan wajah semerah tomat, entah karena marah ataupun malu. Lucunya lagi, Clara melarikan diri dengan alasan tidak enak badan.

Oh Tuhan, mengapa kau tidak pergi sedari awal dan malah membuat kekacauan? Sayang, seharusnya kamu tidak perlu datang dan diam saja dirumah.

"Nona tampak puas."

Betty berujar padaku begitu melihat senyumanku merekah begitu lebar.

"Oh Betty, aku baru saja melewati sebuah kesenangan yang menggembirakan." Kataku ceria, sembari memandang Betty dari layar kaca yang turut tersenyum sembari menyisir rambutku.

Malam tiba, dan aku ingin tidur menuju alam mimpi.

Mimpi bahagia!

"Apakah perjamuan minum teh Dame Lusantico berjalan dengan baik?"

"Lebih dari sekedar baik, Betty. Itu terlewat menyenangkan hingga membuatku ingin tertawa setiap saat!" Pekikku kegirangan.

Andaikan sekarang kamera sudah mulai muncul di dunia, aku akan dengan senang hati memotret wajah gersang Clara dan menjadikannya meme! Luar biasa!

Namun, tawaku segera dibuat sirna dengan informasi yang Betty berikan kepadaku setelahnya.

"Sore tadi, Grand Duke mengirim pesan untuk Nona lagi." Katanya, membuat hatiku yang semulanya ditumbuhi oleh bunga, menjadi gersang dalam sekejap mata.

"Apalagi yang Si Bodoh itu lakukan?" Aku menanggapinya dengan mood yang buruk.

"Saya menyimpan surat dari Grand Duke, apakah Nona berkenan membacanya?" Betty bertanya sembari merapikan peralatan rias.

Aku lantas segera berjalan menuju ranjang dengan wajah muram dan kesal. Hellowww, dibandingkan aku harus membaca tulisannya yang tidak penting, lebih baik aku tidur dan memasuki alam mimpi!

"Tidak, buang saja, aku sibuk."

Sean bahkan baru saja mengirimiku surat pagi tadi. Mengapa pula ia mengirimiku surat lagi yang jelas-jelas akan masuk ke dalam tong sampah. Cih, apakah Grand Duke sekarang menganggur sehingga memiliki waktu untuk mengirim surat berupa SPAM kepadaku?

Luar biasa buruk. Dia bahkan tidak pernah sekalipun menulis surat untukku ketika kami masih bertunangan. Dan kini, pria bajingan itu seolah tak tahu malu dan malah mengganggu hidup tentramku.

Sialan. Sir, aku sudah move on, pergilah dariku dan jangan ganggu aku.

Setelah pamit kepadaku, Betty akhirnya undur diri, meninggalkan diriku di buaian yang akan membawaku menuju alam mimpi.

"Hei, aku ingin bertemu"

Baru saja aku ingin merebahkan diri, suara seorang pria menghentikan niatku. Bagai mata bak elang, aku segera menelusuri seisi kamar.

Suara apa itu? Ya ampun, tidak ada orang lain disini selain aku. Apakah itu semacam Jin dan sebagainya? Oh, apa mereka marah karena aku tidak membaca surat dari spesiesnya?

Male lead, Get away from me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang