Bagian Tiga Belas : Party!

16.8K 2.4K 75
                                    

Aku menarik senyuman manis tanpa lelah yang tak sampai ke mata. "Mohon maaf, tapi aku tetap menolak." Kataku dengan tegas.

Vila Maxmollten memanglah sebuah hadiah yang sangat indah. Pemandangannya yang dekat dengan pantai membuatnya banyak digemari banyak orang. Para pelancong tak akan membuang kesempatan untuk menikmati suasana pinggiran pantai dengan Vila super megah yang dimiliki oleh Grand Duke Erhad.

Jelas, Vila tersebut dapat disewakan untuk menambah pundi-pundi penghasilan, ataupun dipakai sendiri untuk keperluan pribadi. Faktanya, banyak orang ingin sekali membeli bangunan megah itu sejak puluhan tahun yang lalu. Rumor mengatakan bahwa ada harta karun besar di dalam Vila yang dibangun oleh Grand Duke pertama Erhad. Namun sampai sekarang, harta karun itu tak kunjung di temukan.

Aku nyaris saja tergiur. Memanglah sebuah keberuntungan besar apabila mendapatkan Vila tersebut. Namun, pendirianku untuk menjauh dari Sang Mantan kekasih jauh lebih besar dibandingkan hadiah sebuah Vila semata. Sean salah mengira Aku akan terjatuh begitu saja hanya dengan hadiah bangunan megah. Aku sudah terlalu terbiasa tinggal di rumah besar, bahkan istana. Vila dengan rumor harta karunnya di pinggiran pantai tidak begitu menggugah selera.

Otakku agaknya sempat gila dengan pemikiran akan menyenangkan apabila berhasil menemukan harta karun rumah itu dan menjualnya. Aku jelas akan kaya raya dalam artian itu adalah harta milikku pribadi, bukan berasal dari warisan orang tuaku kelak. Tapi Tuhan dengan senang hati menyelamatkanku dari pemikiran sesat.

Kau kan sudah kaya, sendok emas sudah dimulutmu sejak kau lahir. Vila Itu hanya sebongkah gedung tak berharga!

Terima kasih untuk siapapun yang telah membisikkan hal tersebut kepadaku.

"Mengapa?"

"Anda serius bertanya? Setidaknya jika anda memberikanku tawaran. Anda seharusnya memberikan seluruh wilayah kekuasaan Anda alih-alih Vila semata."

Membangkrutkan Sean adalah impian besarku. Jika aku berhasil mendapatkan seluruh wilayah kekuasaannya. Mendepak Sean dari Kekaisaran Turca bukanlah apa-apa. Naasnya, itu hanyalah haluku semata.

Lagipula, aku sudah kaya! Vila bagiku hanya sekian dari banyaknya gedung tidak terpakai. Bukan bermaksud sombong, aku hanya berbicara fakta.

"Aneh." Sean bergumam, menyenderkan punggungnya di kursi sembari memainkan cangkir teh. "Dahulu, kau begitu senang bermain di Vila itu. Kapan pun kau pergi. Mencari harta karun adalah keinginanmu. Mengejutkan kau menolak Vila yang bahkan di rebutkan banyak orang."

Aku tidak merasa tersanjung Sean mengingat masa lalu kami sewaktu belia. Sama sekali tidak. Mengapa anda mengungkit hal tersebut di kala aku dan kau telah putus? Jangan membicarakan masa lalu, bernostalgia hanya membuatku malu karena menghabiskan waktu untuk mengejarmu dengan sia-sia.

Andaikan waktu bisa diputar kembali. Aku akan dengan senang hati menolak bertemu dengannya sejak kecil. Cih!

"Harga bantuan Saya jauh lebih besar dibandingkan Vila semata." Permaisuri bahkan menghadiahkan sebuah Istana Rose dan Si Buaya ini hanya memberiku Vila?!

"Bahkan untuk Ibu dan Ayahku?"

Oh Sean, aku tidak akan luluh hanya karena Kau mengucapkan nama Ibu dan Ayahmu.

"Tidakkah Lady Helena dan Lord Raphael akan senang apabila Tuan sendiri yang menyiapkan semuanya?" 

Berhentilah mengganggu hidup tenangku, dasar sialan! Aku perlu bernafas dengan tenang tanpa bayang-bayang wajahmu yang buruk rupa!

Hatiku berteriak kesal.

"Aku tidak mengerti bagaimana cara menga-"

"Maka, mintalah bantuan kepada Manuel dan Madam Isla." Dengan keras, aku menghentakkan cangkir di meja dengan wajah penuh arti. "Anda jelas punya uang dan banyak karyawan. Gunakan mereka dengan sebaik-baiknya, dan berhenti mengganggu saya." Kataku dengan tegas.

Male lead, Get away from me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang