"Sekarang kabar tentang Anda yang baru saja menghajar Grand Duke tersebar di Ibukota, Milady."
Aku hanya mendengar kata-kata Betty tanpa menunjukkan ketertarikan. Lagipula itu semua sudah terprediksi. Tidak perlu lagi merasa terkejut karena aku tahu semua ini akan terjadi. Penggosip ada dimana-mana. Mereka mengetahui informasi, kemudian menyebarkannya seperti api yang melalap ibukota. Aku pun bertanya-tanya kapan agaknya oknum-oknum Lambe Turah seperti itu berhenti bekerja.
Maksudku, bukankah akan lebih baik jika mulut mereka berhenti berbicara mengenai masalah orang lain dan fokus menambah pundi-pundi pahala?
"Biarkan saja." Aku membalasnya ringan tanpa menunjukkan kepedulian berlebih. Mataku menatap jendela kereta yang bergerak menuju Istana.
Bahkan jikalau namaku tercemar sebagai wanita tidak beradab, aku masihlah berpuas diri sebab telah menghajar mantan tunangan yang memiliki nilai akhlak minus.
Kemarin, Lady Helena datang dan menangis, bahkan mengutuk anaknya yang kurang ajar dan meminta maaf karena Sean telah merusak acara minum teh bersama teman-temanku. Sebenarnya, itu bukan masalah besar. Jadi, aku menenangkan Lady Helena dengan mengajukan janji jalan-jalan bersama Minggu depan.
Nah lihat, ibunya saja beranggapan bahwa anaknya adalah pria kurang ajar. Aku jelas tidak salah bila aku mengutuk pria itu setiap hari.
Dari kejadian akhir-akhir ini. Aku akhirnya menyadari betapa bodohnya diriku karena dengan senang hati mencintai Sean yang tak selebihnya hanya kerikil tidak berguna. Ada baiknya aku putus dengan kotoran sepertinya lebih awal. Lagipula, sebentar lagi ia akan dipungut oleh Clara yang baik hati dan berbudi pekerti.
Oh, Clara Sayang, lebih baik buka matamu lebar-lebar dan tendang wajahnya yang mirip dengan kudanil itu.
Selama bertunangan dengannya, aku hanya mendapat perlakuan buruk. Sean tidak mengerti bagaimana caranya memperlakukan wanita sebaik mungkin karena otak kecilnya itu hanya berpikir bahwa dialah yang terbaik. Ah, tapi Clara adalah pemeran utama wanita dan mereka jatuh cinta pada pandangan pertama.
Sean sialan itu mungkin akan memperlakukan Clara seperti Dewi dengan penuh kasih sayang, berbanding terbalik denganku yang ia anggap sebagai benda mati tidak berharga. Kalau dipikir-pikir, novel ini berjalan dengan Sean yang menjadi Budak Cinta Clara Yuvel.
Sialan! Aku kesal membayangkannya.
Ditengah-tengah kekesalanku. Kereta kuda yang aku tumpangi tiba-tiba berhenti. Betty lantas turun dari kereta untuk mengecek apa yang terjadi.
"Milady, roda kereta mengalami retak. Akan berbahaya untuk melanjutkan perjalanan dengan kereta ini."
Selepas mendengar kata-kata Betty, aku segera melompat dari kereta dan tepat setelahnya, salah satu roda kereta bagian depan patah menjadi dua bagian dan tubuh kereta ambruk di depanku. Mataku melebar, menatap benda yang sempat aku singgahi dengan mata horor. Jika saja beberapa detik sebelumnya, kusir memilih untuk melanjutkan perjalanan, maka aku akan mengalami kecelakaan fatal yang berkemungkinan membuat nyawaku melayang.
Bagaimanapun, kecelakaan kereta adalah hal yang seringnya berujung kematian. Dahulu, aku mendengar banyak kabar mengenai kecelakaan kereta dan orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dengannya mati mengenaskan. Patah roda mungkin terdengar seperti hal sepele. Namun faktanya, itu jauh lebih mengerikan dampaknya apabila roda patah ketika kereta masih berjalan.
Tubuhku meremang begitu membayangkan mengenai kematian.
Sejenak, pikiranku melayang menuju saat dimana aku meregang nyawa di dalam cerita aslinya karena gantung diri yang membuat nyawaku sekejap melayang menuju Nirwana. Aku lantas memegang leherku rakus sebelum akhirnya terbatuk panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Male lead, Get away from me!
FantasyTeruntuk Tunangan Saya yang begitu tampan. Kamu adalah seorang bajingan! *** Evelyn Blumaz bertunangan dengan Grand Duke Erhad, Sean Len Erhad. Hidupnya di dedikasikan sepenuhnya sebagi tunangan Tuan dingin yang membencinya. Namun, hal itu tidak b...