Bagian Dua Puluh Dua : Aku bertemu Clara

14K 1.8K 81
                                    

Sudah semestinya bagiku untuk menghadiri acara yang dilaksanakan oleh Dame Lusantico. Dia adalah wakil pemimpin kstaria yang dimiliki oleh Kakekku, Marquess dari Cameron. Dame Lusantico adalah Viscountess yang memiliki gelarnya sendiri, ia adalah panutan bagi para wanita yang yang ingin menjadi kstaria dan meninggalkan gelar Lady.

Aku memanglah bukan salah satu dari banyaknya wanita yang ingin menjadi seperti Dame. Akan tetapi, sebagai wanita yang memiliki keinginan untuk hidup mandiri dan berpikiran modern, Dame adalah sosok wanita yang sepatutnya dijadikan panutan sebagai wanita independen.

Maka dari itu, sesaat setelah surat undangan dari Dame yang mengundangku menghadiri acara minum teh tiba, aku menyetujuinya tanpa berpikir dua kali.

"Ini buku yang Lady minta."

Pelayan pribadiku yang aku sayangi, Betty datang sembari membawa buku mengenai politik dan perang. Ini adalah tema buku yang sangat disukai Dame, dan akupun sangat menyukainya hingga membacanya berulang-kali. Aku pikir, Dame akan senang apabila aku membawakan buku ini sebagai hadiah. Dame Lusantico tidak akan pernah menyia-nyiakan buku yang sangat berharga seperti ini. Karena beliau adalah seseorang yang aku tahu memiliki minat sangat tinggi mengenai perang, ekonomi, dan politik.

"Terima kasih, Betty." Aku tersenyum sembari mengemas buku itu kedalam kotak hadiah.

"Oh ya, Lady. Yang Mulia Grand Duke mengirim surat untuk Anda."

Senyumku yang awalnya merekah bak bunga matahari langsung musnah. Ini sudah dua hari berlalu semenjak aku dan dia menghabiskan malam festival bersama. Jangan salah paham, aku tidak benar-benar bersamanya sampai akhir. Selepas lampion terbang memenuhi langit, Berta dan teman-temannya kembali, menggantikan posisi Sean yang sama sekali tidak penting sebagai pengawal pengganti.

Kuambil surat dari Betty dan membacanya tanpa minat. Kebanyakan isinya hanya mengenai omong kosong yang sama sekali tidak aku fahami. Barangkali, otak dari majikan Manuel sedang eror atau lepas dari tempatnya.

Pedang Almaer sangat tajam, itu mirip sepertimu.

Jadi, apakah Sean baru saja mengatai diriku sebagai perempuan bermulut tajam atau bagaimana? Sialan, aku tiba-tiba merasa terhina tanpa sebab.

"Bawa pergi dan bakar!" Aku lekas mengembalikan benda itu kepada Betty.

"Apakah Lady tidak ingin membalasnya?"

Aku dengan sigap menggelengkan kepala. "Tidak perlu, bawa pergi saja dan bakar. Sean hanya menuliskan omong kosong yang hanya dimengerti oleh Setan dan Iblis. Sebagai manusia normal, aku sama sekali tidak mengerti."

Kini, aku mulai bertanya-tanya kapan Lucifer akan datang, menjemput kembarannya yang semakin lama semakin gila.

Segera setelah aku mengemas semua barang yang ingin aku hadiahkan. Aku segera turun dan beranjak menuju kereta, bersama Betty tentu saja sebagai pendamping.

Perjalanan menuju Rumah Lusantico tidak begitu lama. Kami hanya berjalan selama dua puluh menit dan kini kereta kami mulai memasuki gerbang masuk. Di depan mansion, Dame Angela Lusantico telah berdiri sembari menabur senyum, bersamaan dengan itu, tubuhnya yang selalunya terbalut dalam pakaian kstaria kini tengah mengenakan gaun yang tak lekas menghilangkan aura pejuangnya.

Dame memang selalu berwibawa dengan pakaian apapun yang ia kenakan.

"Selamat datang Lady Blumaz."

Aku dan Dame kemudian saling mengatakan sapaan ringan.

"Senang melihatmu tumbuh begitu cantik, Lady Blumaz." Ujar Dame sembari mengulas senyum haru.

"Saya pun sangatlah senang melihat Dame tampak sehat dan bahagia sekarang."

Male lead, Get away from me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang