Bagian Empat Belas : Perkara Idola

16.1K 2.2K 75
                                    

"Kau lama, Kakak."

Joshua lantas mengeluh begitu melihatku turun dari tangga.

Perempatan siku lantas muncul di dahiku begitu anak itu dengan seenak jidat mengejek diriku lama. Apakah dirinya tak tahu bahwa waktu berdandan seorang perempuan membutuhkan waktu yang sangat lama? Semuanya harus sempurna, dari korset, kurungan ayam, gaun, dan segala pernak-perniknya. Belum lagi make up jaman kini yang kian lama kian meresahkan.

"Mulutmu sangat ingin sekali aku lakban. " Sembari menggaet tangan Joshua, aku berkata demikian.

"Hei, aku ini Pangeran, tahu!"

Oh, apakah kamu mulai berani berbicara mengenai kasta kepadaku?

Joshua Hendrick dè Orphell, pangeran kedua Kekaisaran Turca yang baru berusia empat belas tahun. Barangkali karena hubungan antara Blumaz dan Kerajaan yang erat selayaknya lem. Kami berani berbicara tidak sopan satu sama lain ketika berada di ruang pribadi. Kesopanan akan kami junjung ketika bertemu khalayak ramai. Namun, selayaknya keluarga normal pada umumnya, kami saling berdebat satu sama lain.

"Lupakan itu. Cepat berangkat atau kita akan terlambat." Kami dengan segera masuk ke dalam kereta.

"Jika kita terlambat, itu salah Kakak. Kau begitu lama berdandan. Tidakkah kau tahu? Wajahmu tanpa riasan itu sama jeleknya dengan sekarang. " Gerutu Joshua, sukses membuat diriku naik darah.

Beraninya ia berkata demikian padaku?

"Kau mulai berani padaku? Apakah kau mau aku menjahili dirimu seperti yang lalu-lalu?"

Joshua adalah target kejahilan diriku sewaktu aku kecil. Aku ingat betul pernah menakuti dirinya dengan mengarang cerita mengenai hantu yang menghuni kamarnya ketika ia berusia enam tahun. Entah itu karena Joshua yang terlalu bodoh atau ceritaku yang memang sangat menakutkan, Pangeran kedua itu lantas merengek meminta pindah kamar. Dan naasnya, sepupuku satu ini mempercayai kisah itu hingga kini.

Aku yakin kamu yang bodoh, Joshua.

Sungguh memprihatinkan.

"Merepotkan sekali. Kenapa pula Kakak putus dengan Tuan Erhad? Karena itu, aku harus terpaksa menemani dirimu. " Ujar Joshua yang semakin membuatku kesal.

"Ya ampun, begitukah? Saudarimu Beatrice dengan jelas mengatakan padaku bahwa dirimu tak berminat menggandeng perempuan. Kau bilang, kau takut bahwa dirimu menjadi rebutan. Ironis sekali kau mengatai penyelamatmu demikian." Sindirku sembari memandangnya sinis.

Oh Yang Mulia, kau pikir kau akan menang berdebat dengan diriku, seorang wanita yang bahkan berani memaki Grand Duke?

Kalau Sean narsis. Maka disini, Joshua terlahir sebagai seorang Tsundere. Aku sangat mengkhawatirkan masa depan istrinya kelak apabila menikah dengan pria seperti dirinya. Kau tahu apa yang lebih lucu? Itu adalah fakta bahwa Joshua mengagumi Sean selayaknya seorang pahlawan. Barangkali karena itu, sepupuku yang satu ini bersifat mirip dengan iblis satu itu, narsis dan tsundere.

Inilah mengapa anak-anak harus memiliki idola yang baik. Jika tidak, mereka akan bernasib seperti sepupuku yang tidak lagi tertolong karena salah memilih panutan.

"Itu tidak seperti itu. " Anak laki-laki yang baru beranjak remaja itu lantas mencebikkan bibir kesal. "Lagipula, mengapa Kakak memutuskan Grand Duke? Karenanya, aku gagal memiliki saudara ipar yang keren. "

Begitu lucu mulutmu itu berbicara.

"Mulutmu itu mau kusumpal dengan apa? Sean itu bajingan. Aku tidak berminat menikah dengannya. Kalau kau mau, lebih baik suruh Kakak lelakimu itu untuk menikahi pria itu alih-alih aku. Cih!" Ujarku kesal.

Male lead, Get away from me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang