Bagian Tujuh : My Ex

29.3K 4.1K 129
                                    

"Kudengar kamu putus dengan Grand Duke, apakah itu benar?" Alexei bertanya padaku selepas kereta kuda berangkat.

Aku menatap Tuan Muda Unema itu dengan wajah lelah. Bukan karena apa-apa, aku hanya malas jika ada seseorang membicarakan mantan tunangan tidak berguna itu sekarang.

Sekarang, coba jelaskan manfaat bagiku untuk membicarakan tentang Grand Duke Erhad itu?

Aku tidak melihat adanya keuntungan melainkan sebuah kerugian semata.

Hatiku akan dongkol dan mulutku akan ternodai sebab menyebutkan sesuatu tentangnya. Aku mana sudi! Menyebut namanya dengan mulutku tak lain hanyalah menambah dosa.

Samakan saja hal ini seperti makan kotoran.

Tahu seperti apa rasanya?

Iya benar.

Menjijikan!

"Itu bukan rumor. Kakak bisa mempercayainya." Akhirnya aku membalasnya singkat dengan wajah malas.

"Kupikir itu hanya rumor. Ternyata benar." Alexei terlihat terkejut sejenak seolah apa yang ia dengar adalah hal yang tidak terduga.

Oh astaga, aku sekarang penasaran bagaimana diriku dulu ketika sedang di mabuk cinta oleh idiot Sean itu.

"Mengapa kakak begitu terkejut?"

"Hanya saja, kamu terlalu gamblang menyukai Grand Duke hingga aku tidak pernah menyangka bahwa ini akan terjadi." Alexei tersenyum tipis ke arahku ketika berbicara mengenai hal itu.

Demi Tuhan, rasa malu yang entah datang darimana segera menyergapku. Sebenarnya bagaimana diriku di masa lalu? Aku tahu bahwa ini pertanyaan yang sedikit aneh, aku menilai diriku lewat mataku sendiri. Tentu saja, penilaian semua orang berbeda. Aku mungkin menganggap kecintaanku kepada Sean sebagai tindakan biasa. Kami bertunangan dan mencoba saling jatuh cinta bukanlah hal yang tabu.

Tapi, orang lain yang melihat kami mungkin berpikiran berbeda. Seperti halnya Evelyn bertindak di buku ketika Clara datang, di mataku kala itu sebagai pembaca, ia bertingkah mengerikan. Tapi, siapa pula orang yang tidak akan marah begitu Calon Suaminya berselingkuh dengan wanita lain?!

Sudah begitu, Clara bersikap polos luar biasa seolah perselingkuhan bukanlah hal yang tabu baginya. Sialan, aku kesal memikirkannya.

Bukankah Clara sendiri adalah korban perselingkuhan? Maksudnya, Ayahnya berselingkuh dengan ibunya dan ia menjadi olokan seluruh bangsawan karena dianggap sebagai anak haram. Seharusnya, ia jauh lebih mengerti mengenai sebab akibat menjadi selingkuhan seorang bangsawan.

Seingatku, ia sering menangis ketika Evelyn mulai mengganggunya dan Si Setan Sean akan datang sebagai pahlawan kesiangan. Begitu terus hingga pada akhirnya Evelyn dalam buku muak dan melakukan percobaan pembunuhan. Kalau dipikir-pikir, ia tak ayalnya adalah teratai putih semata.

Syukurlah aku putus dengan Buaya itu jauh lebih awal sehingga aku tidak perlu berurusan dengan Clara.

"Bagaimana aku dulu di masa lalu?" Setelah penuh pertimbangan atas rasa malu yang mungkin saja bertambah. Aku bertanya kepada Alexei dengan hati-hati.

Alexei menatapku sejenak sembari menahan tawa hingga membuat keningku mengernyit.

"Apa yang kakak tertawakan?"

"Bukan apa-apa. Aku hanya mengingat masa lalu." Katanya dengan senyuman lembut. "Dahulu, Evelyn begitu mencintai Grand Duke." Alexei mulai berbicara sembari melihat jendela. Mata birunya yang sejernih samudra memantulkan pemandangan perkotaan yang penuh suka cita.

Aku menyimak dengan wajah serius. "Begitukah?"

"Aku ingat betul tiap kali Grand Duke terlihat di Istana, kamu akan datang dan memeluknya, bahkan ketika ia menolakmu terang-terangan." Wajah Alexei berubah agak masam ketika ia mengatakan hal tersebut.

Male lead, Get away from me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang