"Eve, ini adalah waktunya untuk menjernihkan pikiran!"
Madam Helena berteriak dengan penuh semangat ketika kami menuruni kereta.
Entah bagaimana, niat awal kami yang ingin mempelajari mengenai sihir waktu di Menara Sihir bersama berganti menjadi jadwal berbelanja. Tentu saja, aku juga senang berbelanja. Namun, bukankah lebih baik kita melakukan sesuatu yang lebih penting sekarang?
Skala Prioritas! Ada yang lebih penting sekarang dibandingkan dengan belanja!
"Ibu, bukankah lebih baik kita pergi ke Menara saja?"
Namun, Madam Helena jauh lebih keras kepala dari yang aku kira.
"Tidak mungkin! Kau baru saja sakit dan belajar sihir itu sangat rumit. Akan lebih baik jika kita mengistirahatkan otak untuk berperang di kemudian hari. Bukankah begitu, sayang?"
Itulah dimana aku pada akhirnya menatap wajah Lord Raphael yang kini hanya fokus menatap Madam Helena dengan wajah pasrah. Yah, mau bagaimanapun, aku sudah kalah sejak awal. Kebucinan pasangan ini sudah sangat menembus langit!
"Aku akan melakukan semuanya untukmu."
Huh, aku mendadak ingin menghilang dari dunia ini begitu kalimat itu terucap. Mengapa pasangan ini senang sekali mengumbar hubungan asmara mereka?! Tidak tahukah bahwa di depan mereka sedang berdiri seorang gadis muda yang bahkan belum menggaet kekasih? Aduh, respect-lah padaku sedikit saja.
Madam Helena membuatku iri. Dimana pula aku bisa mendapat jodoh seperti Tuan Raphael di dunia ini?
Bagaimanapun, Raphael Erhad yang dahulu menjadi pahlawan perang adalah orang lembut yang dikenal sangat mencintai istrinya. Meski dalam usia yang mendekati kepala lima, Tuan Raphael masih segar dengan penampilannya yang awet muda. Banyak pembicaraan mengenai ketampanan Mantan Grand Duke Erhad sebelumnya di pergaulan sosial. Mereka menyebut bahwa Raphael Erhad adalah definisi tampan sebenarnya yang bahkan masih menjadi nomor satu di era sekarang. Yah, aku mengerti mengapa mereka mengatakan hal itu. Bagaimanapun, meski generasi sudah berganti, suami Madam Helena memang masih sangat tampan.
Penampilannya mirip dengan Sean, bahkan dalam segi keterampilan sekalipun. Perbedaan di antara keduanya hanya pada warna mata Tuan Raphael yang hitam legam seperti obsidian, berbeda dengan Sean yang memiliki warna merah seperti permata Ruby.
Mereka mirip dalam hal fisik maupun bakat, yang berbeda dari mereka adalah kasus memperlakukan wanita.
Yah, Sean. Masa lalu kami membuatku tidak dapat berharap apa-apa dari pria playboy seperti dia.
Sial, agaknya meski pria itu kini menjadi sedikit lebih baik dan potongan kisah mengenai garis dunia lain yang baru-baru ini aku ketahui, dendamku padanya masih sedalam palung mariana.
"Eve sayang, permata ini sangat cocok untukmu. Bukankah itu cantik, bagaimana menurutmu?"
Aku menoleh, mengikuti arah pandang Madam Helena, apa yang ia tunjuk adalah batu permata berwarna hijau yang kini di pajang di kaca khusus. Yah, itu permata yang bagus, namun aku tidak merasa bahwa warna hijau cocok untuk aku kenakan. Alih-alih, terfokus pada permata hijau yang kini masih menjadi perhatian Madam Helena, permata kecubung yang berada di sisi kaca lain justru membuatku merasa tertarik.
Dari dulu, aku memang menyukai kecubung, permata itu cantik dan warnanya mirip dengan warna mataku. Namun, ada sesuatu yang membuatku merasakan ketertarikan lebih kepada batu permata itu. Entah karena apa.
"Kau memiliki selera yang tinggi." Dari belakangku, suara Tuan Raphael terdengar.
"Ayah?"
Tuan Raphael tersenyum kepadaku sebelum akhirnya mengusap kepalaku dengan lembut. "Ayah yakin itu bukan permata biasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Male lead, Get away from me!
FantasiaTeruntuk Tunangan Saya yang begitu tampan. Kamu adalah seorang bajingan! *** Evelyn Blumaz bertunangan dengan Grand Duke Erhad, Sean Len Erhad. Hidupnya di dedikasikan sepenuhnya sebagi tunangan Tuan dingin yang membencinya. Namun, hal itu tidak b...