Barangkali, Clara telah hilang akal atau memang ia terlampau polos hingga membuatnya berani berkata demikian. Dalam novel pun, Clara sering bertindak demikian, polos nan lugu, yang apabila tertindas oleh Lady dari keluarga lain akan menangis, kemudian meminta bala bantuan dari Sean, si kembaran setan.
Oh, sangat luar biasa naif.
Perempuan sepertinya barangkali selalu berpikir bahwa akan selalu ada orang yang mendukungnya disisinya, walaupun ia membunuh orang lain dengan mulutnya. Benar-benar memuakkan.
"Sa-saya tidak bermaksud demikian!" Pekiknya ketika mata tajam semua wanita bangsawan memicing padanya, tanda sebuah permusuhan.
Ugh, dari awal, semua wanita disini merasa terganggu dengan kehadirannya. Jika ingin kuperjelas, maka akan kutakatakan bahwa Clara Sangat Mengganggu.
Semua berawal dari latar belakangnya yang tidak jelas, dan kini mulutnya yang kelewat polos pun semakin membuat murka. Wanita bangsawan yang berada disini kebanyakan adalah orang-orang berpikiran maju, mereka tidak akan mau menyindir bangsawan campuran atau anak hasil perselingkuhan seperti Clara karena bagi mereka itu tidaklah penting. Itulah sebabnya, sedari tadi kami tak acuh, terlampau fokus kepada materi yang dibahas. Namun, Clara malah melunjak dengan mengatakan hal-hal yang mencoreng harga diri.
Maka dari itu, semua wanita yang berada disini berubah menjadi jaguar yang siap menerkam. Mereka akan mencabik-cabik Clara dengan segala perkataan yang barangkali akan menjerumuskan Clara ke dalam lubang kuburan. Bagaimanapun, mereka tetaplah bangsawan yang teramat sensitif dengan perselingkuhan dan anak haram.
"Saya serius bahwa saya tidak bermaksud untuk menghina!" Suara Clara terpekik nyaring. Memekakkan telinga.
"Oh Ya Ampun, kau bahkan berteriak dengan sangat nyaring. Aduh, telingaku." Sahabat baikku, Mathilda pun tanpa segan turut memberikan sanksi berupa sebuah sindiran dan olokan.
Kini, suasana menjadi ricuh. Para wanita bangsawan mulai berbisik, menatap Clara dengan pandangan tidak bersahabat.
"Count benar-benar mengirimkan seseorang sepertinya kesini? Saya merasa terhina." Para wanita yang telah berumur kebanyakan memasang wajah terhina, dan mata mereka menatap Clara setajam mata pedang.
Ketika suasana jelas tidak mendukung Clara, perempuan itu kemudian menatap Dame dengan mata berair. Oh ya ampun, agaknya dugaanku pun benar. Clara jelas mencoba mencari pertolongan disaat semuanya menjadi buruk untuknya.
Dia menumbalkan Dame untuk situasi yang diperparah olehnya sendiri.
"Wah liat, dia seperti benalu."
Aku nyaris menyemburkan tawa ketika Mathilda mengatakan hal tersebut kepadaku tanpa canggung.
Dame yang turut merasakan situasi menjadi buruk, mulai mengambil langkah. Ia berdehem sejenak, kemudian menatap para tamu sembari menghela nafas begitu matanya menatap Clara.
"Saya meminta kerjasama dengan Lady dan Madam untuk mendamaikan suasana sejenak." Senyum Dame mengembang walau wajahnya dilanda rasa tertekan.
Begitu suasana menjadi damai. Clara kemudian mengucapkan sepenggal kalimat sembari menangis, yang lagi-lagi membuat bangsawan lain menjadi tidak habis pikir.
Itu adalah air mata buaya betina yang sebaiknya diperlihatkan kepada buaya jantan saja. Aish, Clara mengeluarkan jurusnya itu ditempat yang salah. Sangat salah.
"Maafkan saya, Dame. Saya tidak menyangka bahwa kehadiran saya disini mengandung nasib sial." Katanya sembari menangis, mengusap pipinya dengan sapu tangan.
"Lady...." Bahkan Dame kebingungan ingin menginterupsi seperti apa.
Clara dan tangisannya itu benar-benar kombinasi yang ingin membuatku muntah. Mengapa ia menangis ketika ia baru saja mengatakan sesuatu yang menghina anggota perjamuan? Wajah Clara memang terlampau tebal. Ia bahkan menangis ditempat seperti ini setelah sedikit disinggung oleh Lady lain karena kesalahannya sendiri yang tidak mengerti situasi. Aku sekarang makin bertanya-tanya bagaimana jika ia dipertemukan oleh wanita bangsawan tipe penjulid yang tidak akan segan menyemburkan api.
KAMU SEDANG MEMBACA
Male lead, Get away from me!
FantasyTeruntuk Tunangan Saya yang begitu tampan. Kamu adalah seorang bajingan! *** Evelyn Blumaz bertunangan dengan Grand Duke Erhad, Sean Len Erhad. Hidupnya di dedikasikan sepenuhnya sebagi tunangan Tuan dingin yang membencinya. Namun, hal itu tidak b...