Selamat membaca....
"Yang tersabar pun akan berubah jika
sudah lelah."****
"Gimana tuh si Kenzo?udah ada perubahan?" Tanya Bela pada Kayla.Mereka berdua kini tengah berada dikantin,dihadapanya terdapat makanan yang dibelinya masing-masing.
Kayla yang tengah menunduk memainkan makananya sontak mendongak,hanya beberapa detik lalu kembali menunduk.Menghela nafas ia lalu menjawab. "Gak ada yang berubah,dia masih tetap dengan sikap egoisnya,nyakitin tapi gak mau rasa sakit itu dirasain sama dirinya sendiri,ngelarang tapi dianya gak mau dilarang,aku gatau harus gimana."
Bela menatap iba pada sahabatnya ini,tak pernah terbayang olehnya jika nasib sahabatnya akan seperti ini."Sampai kapan lo diem gini?dia juga masih berhubungan kan sama Ica?kalo gue punya laki kaya dia,udah cerai in dari lama,gue yang gak ngerasain aja gedeg loh Kay."
"Gak semudah itu Bel," ujar Kayla pelan.
"Daripada lo makan hati terus?gue yakin diluaran sana pasti banyak laki-laki yang bisa lebih ngehargain lo.Makan ati gak enak Kay,bukan hati lo doang yang sakit,tapi lama kelamaan tubuh lo juga ikutan sakit pasti,liat,baru beberapa bulan aja lo udah kurusan,gimana kalo lebih lama lagi?"
Kayla diam,ia tak tau harus menjawab apa,perkataan sahabatnya sepenuhny memang benar.
"Gue mgomong kaya gitu karena gue peduli sama lo.Gue tau pernikahan itu sakral,bukan sembarangan,tapi pernikahan lo itu gak pantes buat dipertahanin,lo ngerti gak sih?" Ujar Bela sedikit emosi melihat keterdiaman Kayla.Beruntungnya mereka duduk di bagian pojok kantin dan tak ada siswa lain di dekatnya,jadi Bela tak takut akan ada yang mendengarnya ketik berbicara soal pernikahan Kayla.
"Gue yakin kalo bang Liam tau perlakuan Kenzo ke lo,dia bakal ngelakuin hal yang sama kaya gue,bahkan mungkin lebih parah,dia bisa aja bawa lo pergi jauh dari sini dan langsung ngurusin surat cerai lo detik itu juga saat tau semuanya."
"Dia mati-matian bahagiain lo,eh si Kenzo seenaknya nyakitin lo,gue bilang sama bang Liam sabi kali ya?"
Kayla kembali mendongak. "Jangan bilangin abang please,aku gamau abang marah,dan nyakitin kak Ken nantinya," ujarnya dengan ekspresi memohon.
Menghela nafas,Bela mengangguk,ia tak punya hak juga kan untuk ikut campur pernikahan sahabatnya.
"Ke kelas yuk,aku udah selsai ni makanya," ucap Kayla lalu meminum sisa es teh manisnya.
Bela mengangguk,lalu mereka bangkit,tapi baru akan melangkah Kayla tak sengaja menabrak sesorang,hingga mangkok bakso panas yang dibawa orang itu menyiram pada tanganya.
"Aww," jerit Kayla,ia menggerak-gerakan tanganya kala rasa panas bercampur perih menajalar di tangan kananya itu.
Semua atensi kini tertuju pada Kayla.
"Astaga Kayla!ayok ke UKS!" Panik Bela,ia langsung membawa Kayla pergi dari kantin.
Seorang siswi yang tadi membawa mangkok bakso itu menoleh pada seseorang yang berada di pojok kantin yang satunya,ia lalu tersenyum smirk,mulutnya berbicara tanpa suara. "Berhasil."
Seseorang itu mengangguk kecil,bibirnya juga ikut menampilkan smirk.
"Lo sih,kalo jalan tuh liat-liat,jadi ketumpahan kuah bakso kan!" Omel Bela,kini ia sudah berada di ruang UKS,dengan teliti ia mengoleskan salep pada tangan Kayla yang terkena bakso panas tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAYLA
Teen Fiction[On-going] **** Ini tentang pernikahanku,cerita pernikahan yang penuh dengan lika-liku. - Kayla Syaqeena Balqis ****