5. Pingsan.

50 4 1
                                    

Hii! Guys panggil apa aja

Wajib follow ig

@ ktn.mee
@ thelemontea_wp

Jangan lupa vote sama komennya.

Oke, happy reading!

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Iya gue tau kok kalo gue ganteng tapi enggak usah gitu juga natapnya," ucap Gavin dengan kekehan kecil saat mengetahui Tasya memandanginya sedari tadi,membuat Tasya segera mengalihkan pandangannya.

"Dih apaan pede banget, lo tau enggak kemarin ada tetangga gue yang pede nya tingkat dewa terus besoknya meninggal", ucap Tasya dengan tawa terbahak-bahak. Hal itu sontak mendapat tatapan julid dari Gavin.

Tak lama mobil milih Gavin berhenti di depan rumah Tasya.

" Makasih, udah nganterin gue pulang lagi," ucap Tasya hendak membuka pintu mobil, namun tiba-tiba Gavin menahan tangan Tasya yang ingin turun.

"Nanti langsung mandi ya terus istirahat, takutnya demam," ucap Gavin perhatian. " Oh iya nanti turunnya hati-hati disitu licin, nanti jatuh lagi!" Lanjut Gavin.

"Lo kenapa sih, kok jadi aneh", ucap Tasya tertawa.

"Turutin aja kek", ucap Gavin yang di balas anggukan oleh Tasya.

Tasya pun turun dan langsung masuk kedalam rumahnya. Tanpa ia sadari, sedari tadi Luna memperhatikannya dari dalam.

Saat ia masuk kerumahnya ia langsung disambut tepuk tangan oleh Luna. Layaknya sedang melihat pertunjukan yang luar biasa.

"Bagus...... baru pulang lo jam segini," ucap Luna ketus. "Habis dari mana lo, jangan bilang lo jadi simpenan om-om", ucapnya lagi sambil tertawa keras.

" Jaga omongan lo ya!"ucap Tasya dengan nada tinggi.

"LO BERANI SAMA GUE?" ucap nya berteriak membuat Clarissa datang menghampiri.

" Apaan sih ini, Luna kenapa kamu teriak-teriak sih sayang?", Tanya Clarissa.

" Ini nih ma anak ini berani bentak-bentak aku", ucapnya kepada mamanya dengan nada manja.

" Kurang ajar kamu! Berani beraninya ngebentak anak saya!" Ucap Clarissa sambil menjambak rambut Tasya kuat.

" Ma lepas ma sakit,"ucap Tasya memohon.

Clarissa membawa Tasya ke gudang belakang tempat biasa ia mengurung anak tirinya itu. Ia mendorong Tasya kuat hingga kepalanya terbentur tembok dengan keras.

Tasya meringis saat kepalanya terasa sakit gara gara terbentur tembok. Ia berteriak kencang berharap ada orang yang mendengar, namun hasilnya nihil tidak ada yang mendengarnya.

Ia meringkuk sambil memeluk lututnya, tubuhnya terasa panas ditambah udara lembab yang terasa dingin akibat hujan tadi.

Ia merogoh saku roknya untuk mencari ponsel miliknya. Tapi sialnya ponsel miliknya mati karena kehabisan daya.

Tasya meringis saat tiba-tiba kepalanya terasa begitu sakit. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada bagian kaki.

Tes..

NA TASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang