8. Kerja kelompok.

39 2 0
                                    

Hii! Guys panggil apa aja

Wajib follow ig:

@ ktn.mee
@ thelemontea_wp

Jangan lupa votenya

Happy reading!

.
.
.
.
.
.
.
.

Keesokan harinya ia berangkat lebih awal di banding hari - hari lainnya. Ia berniat ingin menghindari Luna dan mamanya hari ini.

Ia sampai di sekolah pukul 06.00, sekolah sudah cukup ramai jadi ia tidak sendirian. Ia duduk dan hanya terdiam dengan pikiran kosongnya, ia masih shock dengan pernyataan dokter kemarin.

Beberapa saat kemudian Gavin sampai di kelas, ia segera menghampiri Tasya yang sedang melamun itu.

" Sya.." panggil Gavin namun tidak ada jawaban.

" Sya.."
" Tasya!" teriak Gavin cukup keras membuat gadis itu terperanjat.

" Apasih Vin bisa enggak teriak - teriak kan", jawabnya sedikit kesal.

" Yee orang gue udah panggil lo baik - baik, lo enggak apa-apa kan? lo sakit lagi? Kata Lea kemarin lo mimisan," ucap Gavin bertubi-tubi.

Tasya memijat keningnya sebentar ia merasa pening karena Gavin terus terusan berbicara. " Stt... diem pusing gue denger suara Lo!"

" Serius Sya, Lo gapapa kan?" Tanya Gavin dengan raut wajah serius.

" Enggak."
" Gue cuma cape Vin nggak usah lebay deh!" Jawab gadis itu malas.

" Lo kemana kemarin, gue cariin di rumah ngga ada?" Tanya Gavin.

" Bukan urusan Lo!" Sarkas Tasya membuat Gavin menghela napas berat.

" Mata lo sembab, lo yakin gapapa."

" Diem bisa nggak!" Bentak Tasya, mendengar perkataan Gavin tadi membuat ia malah mengingat tentang apa yang diucapkan dokter kemarin.

" Gue nggak bakalan berhenti ngomong sebelum lo jawab pertanyaan gue," ujar Gavin.

Tasya melengkungkan bibirnya ke bawah. Sekuat tenaga ia mencoba agar tidak menangis. " Gue gapapa," jawabnya dengan suara parau.

Gavin menarik napasnya sabar.
" Jangan bohong!" Ia memperhatikan Tasya yang hendak menangis itu.

Tanpa aba-aba ia menarik Tasya ke dalam pelukannya. Ia mengusap pelan punggung gadis itu. " Jangan di tahan, nangis aja kalo itu bikin Lo lebih baik."

Tidak sampai dua detik Tasya pun menangis. Ia menumpahkan semua air mata yang sejak tadi ditahan. Gavin masih senantiasa mengelus punggung gadis itu.

" Lo mau cerita sama gue?" Tanya Gavin. Ia bisa merasakan jika Tasya menggelengkan kepalanya.

" Yaudah gue nggak bakal maksa," finalnya masih memeluk Tasya.

~🌻~

" Syaa!" Panggil Lea dari kejauhan.

Gadis itu berlari dengan cepat menghampiri Tasya yang berada di depan lab fisika. Tasya memandang datar kearah temannya itu.

" Kenapa muka lo suntuk gitu," ucap Lea saat sampai di depannya.

Tanpa aba-aba Tasya menggeplak pelan lengan Lea. " Lah kok gue di geplak sih!" Ucap Lea tidak terima.

" Ngapain lo bilang ke Gavin soal gue yang mimisan!" Seru Tasya menggebu gebu.

NA TASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang