28. ....

34 3 0
                                    


Hii hiii apa kabar yang baca
Maaf telat up, tugas numpuk tsayy
Semoga nggak bosen ya

Oke kalo gitu selamat membaca part 28

Enjoyy🎉

Enjoyy🎉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Tiga orang remaja tengah berada di sebuah cafe yang terlihat tak terlalu ramai. Terlihat sangat hening karena tak ada yang membuka suara sedari tadi.

" Kalian berdua lagi marahan? Tumben diem biasanya ribut," ujar Radit mulai membuka suara. Cowok itu menyesap kopi yang ia pesan.

" Tanya sama temen lo tuh," balas Juan sambil terus memainkan ponselnya.

" Gue nggak ada salah sama lo ya nyet!" sentak Gavin karena ia merasa tak memiliki salah dengan Juan.

" Lo tau Vin, lo itu berubah," ujar Juan membuat Gavin kebingungan. Berubah? Maksudnya?

" Berubah? Berubah jadi apa? Power ranger?" tanya Gavin dengan polosnya. Cowok itu terlihat berpikir keras agar paham apa yang di maksud sahabatnya itu.

"Bego!" pekik Radit sambil menoyor keras kepala Gavin hingga cowok itu terhuyung ke samping.

" Serius Vin," peringat Juan.
" Tinggalin Tasya kalau lo cuma mau bikin dia nangis, jangan buat seolah-olah lo yang tersakiti di sini, bukan maksud apa-apa gue cuma kasihan sama dia, Lea cerita kalau Tasya nangis-nangis gara-gara lo."

" Bukan gue yang berubah tapi dia yang terlalu ke kanak-kanakan, apa-apa sedikit marah, lo pikir gue nggak cape hah."

" Dia marah karena dia sayang sama lo, dia nggak mau lo pergi, inget pacar lo Tasya bukan Ayla, harus berapa kali gue ingetin sama lo," balas Juan. Entah mengapa suhu atmosfer di sekitar mereka terasa memanas.

" Ekmm, gue cabut dulu, gue nggak mau ikut campur urusan kalian," ucap Radit membuat atensi mereka teralihkan. Cowok itu berdiri dan keluar dari cafe. Sekarang hanya tersisa Juan dan Gavin yang masih saja terdiam.

" Ini yang gue takutin Vin," ujar Juan lagi.

" Jangan ikut campur urusan gue!" Sarkas Gavin penuh penekanan. Cowok itu berdiri dan ikut meninggalkan Cafe tersebut. Juan menatap Gavin dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

~🌻~

" Batalin rencana lo," ucap Radit dengan nada datar. Cowok itu tengah duduk di sebuah kursi taman yang tak jauh dari rumah Ayla.

" Nggak bisa," jawab Ayla.

"Bukan nggak bisa tapi nggak mau."
" Kenapa? Belum puas? Mau nunggu lo puas?iya? Gue yakin nggak bakal ada puasnya," balas Radit masih dengan nada yang sama.

" Iya gue nggak akan puas kalo Gavin belum balik sepenuhnya sama gue."

" Berhenti Ay, cukup sampai disini lo ganggu hubungan mereka, lo itu perempuan lo pasti tau rasanya jadi Tasya," ujar Radit yang penuh penekanan.

NA TASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang