11. new problem.

37 3 4
                                    

Hii!Guys panggil apa aja

Wajib follow ig

@ ktn.mee
@ thelemontea_wp

Votenya jangan lupa

Oke, Happy reading

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Waktu menunjukkan pukul 18.30 Tasya berjalan memasuki rumah besarnya. Ia sebenarnya begitu malas untuk pulang kerumah dan bertemu Luna juga mama tirinya, tapi mau bagaimana lagi.

Ia membuka pintu utama rumah mewah itu tanpa mengucapkan satu katapun. Suasana sepi sekali, ia memutuskan untuk segera menuju kamarnya sebelum bertemu dengan Luna. Dan benar saja, belum selesai membatin, hal itu sudah terjadi.

" Mau kemana kamu, mau ngehindarin saya,iyaa?!" Bentak Clarissa tiba tiba.

Tasya memutar bola matanya malas, tidak peduli dan memilih untuk melanjutkan langkahnya.

Namun, belum selesai langkah ke 3, sebuah tangan sudah menyambar rambut panjangnya. Tangan itu membalikkan tubuh Tasya dengan kasar.

" Kamu apain Luna hah!" Bentak mama tirinya yang bisa di bilang mengerikan. Tasya hanya diam tidak mau menjawab karena semuanya percuma pada akhirnya dia pasti yang disalahkan.

" JAWAB! PUNYA MULUT KAN?!" Bentaknya lagi namun tetap tidak ada jawaban.

PLAK...

Satu tamparan keras melesat ke kulit gadis itu meninggalkan bekas kemerahan.

" Apa tampar aja, pukul! Tasya udah anggap mama sebagai mama kandung Tasya,, tapi apa", seru gadis itu mengeluarkan semua yang ia tahan sedari dulu.

PLAK....

Satu lagi tamparan yang mendarat di pipi tasya yang lain. Tasya hanya diam, tidak mengeluarkan satu patah kata pun.

" Nggak sopan kamu jadi anak, ini yang diajarin mama kamu dulu!" Ucap Clarissa disertai kekehan kecilnya.

Tasya yang mendengar itu merasa tersinggung. " Jangan bawa-bawa mama saya, dia bahkan jauh lebih baik daripada anda!" jawab Tasya menohok dengan tatapan marah.

Clarissa tertawa keras seolah ada lelucon yang menyenangkan. " Baik kamu bilang, nyatanya anaknya sekarang jadi anak yang kurang ajar, makanya dia sakit terus mati," ujarnya lagi yang membuat Tasya terpancing emosi.

" Kurang ajar," desis Tasya. Gadis itu mengangkat satu tangannya namun ia turunkan lagi.

" Kenapa nggak jadi tampar saya, takut kalo bakal saya aduin ke papa kamu?"

Tasya terkekeh. " Saya masih menghargai Anda sebagai orang tua saya, dan soal itu saya nggak takut, kalian pikir papa saya lebih percaya sama kalian yang orang asing daripada saya anak kandungnya, jangan buta! saya juga bisa laporin semua ulah kalian dari dulu, NYONYA!"

Luna yang sedari tadi mendengar pertengkaran di depannya mulai angkat bicara.

" Heh dasar perempuan sialan, Lo itu salah masih aja nyolot, nggak tau diri banget," ucap Luna sedikit berteriak.

Tasya mengetukkan jarinya di kening, seperti sedang berpikir. " Hmm, nggak tau diri? Bukannya itu lo ya?!"

Penuturan Tasya tadi berhasil memancing emosi Luna yang sudah meluap luap. Tanpa basa basi Luna menarik rambut saudari tirinya itu dengan kasar ke halaman belakang.

Sesampainya di sana Luna langsung mendorong tubuh Tasya ke kolam renang yang ada di halaman belakang rumah mereka. " Mampus lo sekarang!"

Tasya tercebur ke dalam kolam yang lumayan dalam itu dan sialnya ia tidak bisa berenang.

NA TASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang