23. ice cream

51 3 0
                                    

Haloo buat semua yang baca

Jangan lupa vote and komen, wajib!!
.
.
.
.
Happy reading!

Bel pulang sekolah SMA MERAH PUTIH berbunyi dengan nyaring, semua siswa berhamburan keluar kelas menuju ke parkiran untuk mengambil kendaraan mereka masing-masing.

" Sya, tunggu dulu dong, dari tadi aku di cuekin terus," ujar Gavin dengan wajah pias. 

" Diem ya Vin, aku masih kesel sama kamu!" balas Tasya ketus.

" Katanya semalem udah enggak marah, kok di cuekin sih."

" Suka-suka aku!" Balas Tasya lagi.

Gavin menghela napasnya dalam, ia tidak tau harus membujuk gadis ini dengan apa. Gavin merenung sebentar lalu ia menjentikkan jarinya saat sebuah ide muncul di otaknya.

" Sya, ada acara nggak?" tanya Gavin basa-basi. Tasya menggeleng pelan tanpa mengalihkan perhatiannya dari coklat di tangannya.

" Jalan yuk, udah lama kan enggak jalan bareng," lanjut Gavin sambil tersenyum.

Tasya menghentikan kegiatannya sejenak, ia mengetukkan jari telunjuknya pada kening seperti sedang berpikir. Lalu dengan senyuman yang mengembang di bibirnya, Tasya mengangguk menjawab tawaran Gavin. Hitung-hitung refreshing batinnya.

Gavin tersenyum simpul mendengar jawaban dari kekasihnya ini. " Tapi bukan berarti aku udah nggak kesel sama kamu!" ujar Tasya setelahnya.

Senyum yang tadinya terlihat di bibir tipis Gavin kini memudar. Kalau saja Tasya bukan pacarnya mungkin sudah di cekik sekarang juga.

" Untung sayang," cibir Gavin pelan.

Terdengar suara langkah kaki menghampiri dua insan yang sedang duduk di teras kelas.

" Gavin, aku pulang sama kamu ya please," ujar seorang gadis dihadapan mereka. Tasya dan Gavin langsung mengalihkan perhatiannya pada Ayla yang berdiri tak jauh dari hadapannya.

" Nggak bisa cowok gue sibuk!" Ucap Tasya terdengar tak bersahabat.

" Gue nggak tanya sama lo, lagian lo siapanya Gavin," balas Ayla tak kalah sinis.

" Gue pacarnya kalo lo nggak tau."

" Asal lo tau gue--"

" Udah! Ngapain kalian ribut disini!" Ucap Gavin memotong ucapan yang hendak keluar dari bibir Ayla.

" Lo, Ay, bisa pulang sendiri kan, gue mau pulang sama cewek gue?!" ucap Gavin lagi.

" Nggak bisa Vin, hp aku mati, Radit udah pulang," balas Ayla dengan wajah sedih.

" Alesan," cibir Tasya sinis.

"Syaa," peringat Gavin pada Tasya. Gadis itu memutar bola matanya malas.

" Boleh ya Vin, mau hujan, aku takut, kamu inget kan aku nggak suka hujan." Ucap Ayla tak putus asa.

" Gue panggilin Radit buat jemput lo," ucap Gavin tak ingin di ganggu gugat.
Cowok itu berjalan menjauh dari dua gadis tadi. Ia bermaksud menelpon sahabatnya yang satu itu.

Ayla tiba-tiba duduk di samping Tasya. Gadis manis itu menghela napasnya lelah, membuat atensi Tasya beralih pada Ayla yang sudah berada di sampingnya.

" Gue boleh ngomong sama lo sebentar?" tanya Ayla. Tasya menatap bingung kearah gadis itu, kesambet apa Ayla?

Tasya menaikkan salah satu alisnya sebagai jawaban. Sebelum berucap, Ayla sempat menarik napasnya panjang untuk bersiap-siap.

NA TASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang