17. Ayla

32 2 0
                                    

Pembelajaran hari ini adalah olahraga. Semua murid kelas 12 MIPA 3 sudah berada di lapangan.

" Selamat pagi semuanya,, pembelajaran hari ini adalah mengambil nilai basket, di mulai dari yang laki-laki terlebih dahulu lalu berganti dengan perempuan, bisa dipahami!!" Jelas guru olahraga itu.

" Bisa pak" seru semua murid kompak.

Mereka segera memisahkan diri, murid laki-laki pergi ketengah lapangan sedangkan yang perempuan menunggu giliran di tepi lapangan.

Permainan dimulai, Gavin mulai mendribble bola basket berwarna oranye itu. Dengan lihainya ia melewati beberapa anak dari tim lawan yang mencoba merebut bola dari tangannya.

Keahliannya itu ditambah wajah tampannya membuat para perempuan yang berada di pinggir lapangan berteriak tertahan, namun tidak di hiraukan oleh Tasya yang juga berada di samping barisan itu.

Tasya be like : punya gue mau apa lo

Beberapa menit kemudian bola masuk kedalam keranjang membuat semuanya bersorak apalagi yang mencetak skor Gavin, membuat sorakan para perempuan itu semakin keras termasuk Tasya.

Gavin mengibaskan bajunya sedikit,,hanya sedikit. Karena banyak keringat yang mengalir pada tubuhnya membuat ia begitu gerah.
Namun sayangnya, hal itu membuat perut atletis milik Gavin sedikit terekspos.

Tasya melotot, apa apa ini, sedangkan yang lainnya malah bersorak akibat ulah Gavin. Gavin melirik kearah Tasya dan tertawa karena wajah Tasya yang sudah berubah ekspresi menjadi datar.

Setelah mencetak beberapa poin mereka berganti posisi. Sekarang gantian murid perempuan yang bermain basket. Gavin berlari kecil menghampiri Tasya yang hendak pergi ke tengah lapangan.

Tasya menatap kedatangan pacarnya itu dengan tatapan datar. Ia masih kesal karena Gavin tebar pesona tadi.

" Apa," ucap Tasya sinis.

Gavin meringis melihat respon Tasya.
" Hehe, marah?" tanya cowok itu sambil nyengir.

Tasya memutar bola matanya malas,
" Apaan tadi kayak gitu, tebar-tebar pesona, kayak ganteng aja lo," cibir Tasya.

" Emang nggak ganteng, hm?" Goda Gavin sambil menaikkan satu alisnya. Setelahnya cowok itu tertawa.

" Ck! Udah sana, gue mau ke lapangan."

" Eh nggak usah ikut ya, nanti gue yang izinin," ucap Gavin pada Tasya.

Tasya menggeleng tanda bahwa ia tidak setuju dengan ucapan lawan bicaranya itu. " Jangan nanti gue nggak dapet nilai" jawab Tasya.

" Kan lo baru sembuh nanti malah kenapa napa," seru Gavin namun lagi-lagi Tasya menggeleng.

" Jangan lebay deh, udah ya.... Dadaaa" seru Tasya berlari ketengah lapangan sambil melambaikan tangannya.

Gavin memperhatikan Tasya dari tepi lapangan. Ia mengawasi takut terjadi sesuatu pada pacarnya itu. Tasya mendapat operan bola itu dengan sempurna ia mendribble bola kearah ring, Tasya tidak jago hanya bisa saja.

" Not bad" gumam Gavin masih memperhatikan Tasya. Beberapa saat kemudian Tasya berhasil mencetak satu poin untuk tim nya membuat semua bersorak. Pastinya yang paling kencang Gavin.

Pritttt

Suara peluit yang di tiup oleh pak Ridwan selaku guru olahraga itu menarik perhatian semua murid.

" Ayo lanjutkan" ucap pak Ridwan dengan suara lantangnya. Permainan kembali di mulai.

15 menit berlangsung tiba tiba

NA TASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang